Liputan6.com, Jakarta - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau disebut Mitratel menyatakanpenerapan smart city di Ibu Kota Negara (IKN) baru membutuhkan konektivitas digital. Mitratel berencana untuk mendukung kapabilitas smart city di IKN.
"Sehubungan dengan smart city di IKN tentunya smart city menunjukkan connectivity dan digital connectivity akan bisa terealisasi dengan connectivity baik secara wireless dalam hal ini menggunakan teknologi seluler terbaru 4G maupun 5G ke depannya dan capability untuk di support fiber optik,” kata Direktur Operasi dan Pembangunan Mitratel, Pratignyo, ditulis Sabtu (23/4/2022).
Baca Juga
Tak hanya itu, Mitratel juga sedang perencanaan untuk bisa mensupport sepenuhnya kesiapan dan ketersediaan kapabilitas itu untuk mendukung realisasi smart city di IKN.
Advertisement
Sebelumnya, kinerja Mitratel pada 2021 mengalami pertumbuhan dua digit ditunjukkan dengan pendapatan usaha yang tumbuh sebesar 11,1 persen dari Rp 6,18 triliun yang dicatat pada 2020 menjadi Rp 6,87 triliun pada 2021.
Bisnis sewa menara menjadi kontributor utama pendapatan yang mencapai Rp 5,4 triliun, dimana capaian ini mengalami kenaikan sebesar 36,5 persen year on year.
Berdasarkan keterangan resmi perseroan, upaya efisiensi yang dilakukan Mitratel pun telah menghasilkan pertumbuhan yang signifikan dengan diperolehnya keuntungan yang lebih tinggi yaitu sebesar Rp 1,38 triliun, atau melonjak 129,4 persen dibandingkan perolehan laba bersih pada 2020 sebesar Rp 602 miliar.
Dengan demikian EBITDA tercatat Rp5.18 miliar pada 2021, tumbuh 23,9 persen dibandingkan EBITDA yang dicapai pada 2020 sebesar Rp 4.18 miliar.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja Operasional
Dari kinerja operasionalnya, saat ini Mitratel menguasai jaringan menara di Jawa sebanyak 11.987 menara dengan portofolio sebesar 42 persen dan tenancy ratio sebesar 1,65 kali.
Sedangkan jaringan menara di luar Jawa, Mitratel adalah yang terbesar dan menguasai 16.219 menara dengan portofolio sebesar 58 persen dan tenancy ratio 1,41 kali.
Dari jumlah menara, pada 2021 Mitratel berhasil meningkatkan jumlah menara dari 18.473 unit menjadi 28.206 unit, tumbuh signifikan sebesar 52,7 persen.
Sedangkan dari sisi kolokasi, terjadi pertumbuhan 18,9 persen dari 12.097 menjadi 14.388 dan dari sisi tenant mengalami pertumbuhan 39,3 persen dari 30.570 menjadi 42.594 pada 2021.
Pada penutupan perdagangan Jumat, 22 April 2022, saham MTEL stagnan di posisi Rp 800 per saham. Saham MTEL berada di level tertinggi Rp 805 dan terendah Rp 780 per saham. Total frekuensi perdagangan 8.194 kali dengan volume perdagangan 664.226 saham. Nilai transaksi Rp 52,5 miliar.
Advertisement
Belanja Modal 2022
Sebelumnya, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau disebut Mitratel targetkan laba dan pendapatan tumbuh 10-11 persen pada 2022.
Direktur Investasi Dayamitra Telekomunikasi Hendra Purnama mengatakan, laba dan pendapatan tumbuh 10-11 persen dibandingkan 2021. Untuk mendukung kinerja keuangan itu, Mitratel menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 9,9 triliun pada 2022.
Capex tersebut akan digunakan untuk pengembangan organik yaitu pembangunan tower baru penguatan tower untuk strengthening untuk kolokasi dan juga untuk pembangunan fiber optik. Capex juga akan digunakan untuk akuisisi sekitar 3.000 tower pada 2022.
"Yang berikutnya adalah untuk melakukan akuisisi atau inorganik di mana kita menaargetkan sekitar 3.000 tower untuk tahun ini,” kata Hendra dalam paparan publik Mitratel, ditulis Sabtu, 23 April 2022.
Sebelumnya, diketahui Mitratel berencana menambah 6.000 tower usai melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saat ini, Mitratel telah memiliki lebih dari 28 ribu tower atau menara. Dengan penambahan tersebut, Mitratel akan memiliki lebih dari 34 ribu menara.
"Target kita, perkiraan untuk tower yang kita akuisisi itu sekitar 6.000 tower, dan capex yang kita siapkan most likely akan berasal dari hasil IPO," kata Direktur Investasi Mitratel, Hendra Purnama dalam paparan publik, Selasa, 26 Oktober 2021.
Bangun Jaringan Fiber Optic
Sebelumnya, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau disebut Mitratel sedang mengembangkan untuk bertransformasi menjadi perusahaan digital infrastruktur. Mitratel pun mulai menjalankan pembangunan fiber optic kurang lebih 2.000 KM.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan, Mitratel saat ini sudah mulai menjalankan pembangunan jaringan fiber optic kurang lebih 2.000 KM.
"Sekarang ini sudah terselesaikan sebesar 30 persen dan kita targetkan dalam waktu yang tidak terlalu lama seluruh bangunan tersebut bisa segera selesai dan bisa digunakan oleh seluruh operator MNO (mobile network operator),” kata Theodorus dalam paparan publik Mitratel, ditulis Sabtu, 23 April 2022.
Pembangunan tersebut sepenuhnya menggunakan dana hasil penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
"Kita sepenuhnya menggunakan dana proceed IPO sesuai dengan perhitungan kelayakan yang ada di market untuk penggunaan ataupun pembelanjaan di fiber optic ini,” ujar dia.
Theodorus juga mengatakan, tidak ada belanja modal atau capital expenditure (capex) tambahan proceed yang dipergunakan oleh Mitratel. "Jadi tidak ada capex tambahan di luar proceed yang kami pergunakan,” imbuhnya.
Masih dalam kesempatan yang sama, Direktur Bisnis Mitratel Noorhayati Candrasuci menuturkan, total investasi yang digunakan untuk seluruh program fiber optic pada 2022 mencapai Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun.
"Total investasi sekitar di level Rp 500 miliar sampai dengan Rp 1 triliun untuk pendanaan dari seluruh program fiber di 2022,” tuturnya.
Advertisement