Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) makin terperosok pada sesi pertama perdagangan Senin (22/8/2022). Tekanan IHSG ini juga didorong mayoritas sektor saham yang anjlok dan bursa saham Asia menambah tekanan.
Mengutip data RTI pada pukul 10.35 WIB, IHSG melemah 1,37 persen ke posisi 7.074. Indeks LQ45 susut 1,46 persen ke posisi 1.008. Seluruh indeks acuan tertekan. Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 7.161,30 dan terendah 7.071,05.
Sebanyak 441 saham melemah sehingga menekan IHSG. 98 saham menguat dan 134 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 667.836 kali dengan volume perdagangan 13,4 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 5,6 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.858.
Advertisement
Secara sektoral, mayoritas sektor saham tertekan kecuali indeks sektor saham IDXhealth naik tipis 0,04 persen. Sementara itu, indeks sektor saham IDXtechno susut 2,51 persen, dan bukukan koreksi terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXbasic melemah 2,24 persen, indeks sektor saham IDXtransportasi terpangkas 2,49 persen.
Selain itu, indeks sektor saham DIXenergy merosot 1,75 persen, indeks sektor saham IDXindustry susut 1,6 persen, indeks sektor saham IDXfinance melemah 1,42 persen, dan indeks sektor saham IDXproperty turun 1,39 persen.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG sejalan dengan pergerakan bursa saham Amerika Serikat dan mayoritas bursa saham Asia yang bergerak koreksi.
“Kami perkirakan juga dari dalam negeri investor cenderung wait and see akan rilis data 7DRRR dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM),” tutur dia saat dihubungi Liputan6.com.
Terkait penemuan kasus pertama cacar monyet di Indonesia, Herditya menilai, hal itu tidak berdampak terhadap IHSG. "Kami perkirakan tidak karena cacar monyet ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1970-an dan dikatakan tidak terlalu berbahaya,” tutur dia.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bursa Saham Asia Tertekan pada Senin Pagi 22 Agustus 2022
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik jatuh pada Senin (22/8/2022), karena kekhawatiran atas kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) yang agresif kembali muncul.
Bursa saham China turun setelah China pangkas suku bunga pinjaman. Indeks Hang Seng Hong Kong turun 1 persen. Indeks Shanghai merosot 0,25 persen, dan indeks Shenzhen susut 0,324 persen.Kemudian, di Jepang, Nikkei 225 turun 0,59persen dan indeks Topix susut 0,26 persen.
Indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,73 persen dan indeks Kosdaq kehilangan 0,94 persen. Indeks S&P/ASX 200 di Australia turun 0,79 persen. Sedangkan, indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,74 persen.
"Pembicara Fed baru-baru ini telah menekankan pesan bahwa lebih banyak kenaikan suku bunga akan datang mengingat perang melawan inflasi belum dimenangkan," tulis Ahli strategi mata uang di National Australia Bank, Rodrigo Catril, dalam catatan pada Senin, dikutip dari CNBC, Senin (22/8/2022).
Investor menantikan simposium ekonomi Jackson Hole tahunan Fed yang dimulai Kamis di Amerika Serikat.Akhir pekan ini, raksasa teknologi China JD.com dan Meituan akan melaporkan kinerja keuangan, sementara Singapura akan merilis data inflasi.
Sementara itu, investor telah berbondong-bondong ke growth stock (growth stock merupakan saham perusahaan yang diantisipasi untuk tumbuh signifikan di atas rata-rata pertumbuhan pasar) akhir-akhir ini, tetapi karena kekhawatiran resesi meningkat, pengamat pasar memutuskan apakah akan beralih ke taruhan yang lebih aman.
JPMorgan, bagaimanapun, berpikir reli masih harus berlanjut, dan menyebutkan beberapa indikator yang harus diperhatikan.
Advertisement
Prediksi IHSG pada Senin 22 Agustus 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menanjak pada perdagangan saham Senin, (22/8/2022). Pergerakan IHSG didorong dari rilis kinerja emiten dan aliran dana investor asing yang masih mengalir ke bursa saham Indonesia.
CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, IHSG saat ini masih berada dalam rentang konsolidasi wajar. Ia menilai, kembali bergeraknya roda perekonomian yang tercermin dari rilis data ekonomi menunjukkan dalam jangka panjang masih akan dapat terlihat kenaikan IHSG yang didorong oleh kinerja emiten yang baik dan minat investor asing yang tercermin dari aliran dana yang masuk terus terjadi.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), aliran dana investor asing yang masuk ke pasar modal Indonesia mencapai Rp 63,51 triliun.
“Hari ini IHSG berpotensi menguat di kisaran 7.002-7.223,” ujar dia dalam catatannya.
Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pada 19 Agustus 2022, IHSG ditutup terkoreksi 0,2 persen ke level 7.172 diiringi dengan munculnya tekanan jual, sementara itu pergerakan IHSG pun masih tertahan oleh upper band-nya.
“Kami memperkirakan, selama IHSG tidak mampu break resistance di 7.230 maka posisi IHSG sudah berada di akhir wave v dari wave (c) dari wave [x] pada label hitam atau akhir wave (D) pada label merah pola triangle,” ujar dia.
Selanjutnya
Ia menambahkan, hal tersebut berarti, IHSG rawan melanjutkan koreksinya ke rentang 6.961-7.063 terlebih dahulu dan hal tersebut akan terkonfirmasi bila IHSG break 7.080.
Herditya menuturkan, level support di 7.080, 6.900 dan level resistance di 7.200,7.250.
Untuk saham yang dapat dicermati pelaku pasar antara lain PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN), PT Darma Henwa Tbk (DEWA),dan PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA).
Selain itu, William memilih saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Selain itu, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Kemudian PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Advertisement