Wall Street Tersungkur Imbas Pidato Ketua The Fed Powell di Jackson Hole

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones jatuh 1,008,38 poin atau 3,03 persen ke posisi 32.283,40.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Agu 2022, 06:52 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2022, 06:52 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada Jumat, 26 Agustus 2022. Tekanan terhadap wall street terjadi setelah Ketua the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS Jerome Powell mengatakan dalam pidato di Jackson Hole kalau bank sentral tidak akan mundur untuk melawan inflasi yang cepat.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones jatuh 1,008,38 poin atau 3,03 persen ke posisi 32.283,40. Indeks Dow Jones merosot makin cepat hingga penutupan perdagangan. Indeks S&P 500 melemah 3,37 persen ke posisi 4.057,66. Indeks Nasdaq terpangkas 3,94 persen ke posisi 12.141,71.

Rata-rata indeks acuan utama melemah dalam dua minggu. Indeks Dow Jones merosot 4,2 persen. Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing merosot 4 persen dan 4,4 persen.  Powell mengurangi sikap keras terhadap inflasi, mendorong investor untuk mempertimbangkan implikasi dari suku bunga lebih tinggi yang dipertahankan untuk waktu lebih lama.

“Memulihkan stabilitas harga kemungkinan akan membutuhkan mempertahankan sikap kebijakan yang membatasi untuk beberapa waktu. Catatan sejarah sangat memperingatkan terhadap kebijakan pelonggaran premature,” ujar Powell dikutip dari CNBC, Sabtu (27/8/2022).

Sementara itu, Head of Portofolio Management Horizon Investments Zach Hill menuturkan, pihaknya percaya the Fed. “Kami percaya apa yang mereka katakan, suku bunga akan lebih tinggi lebih lama, dan kami melihat beberapa penurunan harga pada 2023,” kata Hill.

Ia menuturkan, ada lebih banyak hal yang harus dilakukan di depan dan kemungkinan akan terus memicu volatilitas saham. Aksi jual di wall street berbasis luas, dengan hanya lima saham di S&P 500 yang membukukan kenaikan pada Jumat pekan ini.

Sektor Saham di Wall Street

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Sementara itu, sektor saham energi mencatat kenaikan terbesar pada pekan ini. Sektor saham energi yang menjadi salah satu sektor saham yang menguat dengan reli lebih dari lima persen pada pekan ini. Namun, sektor saham energi turun pada Jumat, 26 Agustus 2022 di tengah aksi jual pasar.  

Sektor saham energi melemah 0,6 persen. Harga minyak yang lebih tinggi membantu mendorong saham lebih tinggi. Harga minyak mentah West Texas Intermediate naik 1,7 persen pekan ini. Saham APA Corp naik 10,9 persen.

Pada perdagangan Jumat sore, sektor saham teknologi informasi, layanan konsumen dan komunikasi menjadi penghambat terbesar di indeks sektor saham S&P 500. Sektor tersebut masing-masing turun 3,4 persen, 3,3 persen dan 3,3 persen seiring investor mengkhawatirkan suku bunga lebih tinggi. Sementara itu, sektor saham utilitas turun 1,1 persen.

Pidato ketua the Fed Jerome Powell lebih hawkish pada perdagangan Jumat, 26 Agustus 2022 daripada yang diantisipasi sehingga membebani saham. Hal itu disampaikan Chris Senyek dari Wolfe Research.

“Nada yang lebih hawkish sebagian besar diharapkan datang ke pidatonya pagi ini. Pasar menafsirkan nadanya bahkan lebih hawkish dari harapan tersebut,” tulis Senyek.

Pidato Ketua The Fed Menekan Wall Street

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Setelah pernyataan Powell, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor dua tahun dan fed fund Maret 2023 naik sekitar 0,5 persen dan saham merosot. Senyek menuturkan, ke depan, saham akan terus diperdagangkan turun.

“Pidato ini kemungkinan akan terus menekan pasar saham,” kata dia.

Senyek juga kembali menegaskan sikap bearish atau menurun pada saham. Ke depan, ia melihat data inflasi dan data ekonomi lainnya sebagai penggerak pasar terbesar hingga akhir tahun.

Ia mengatakan, pihaknya terus percaya inflasi inti akan menjadi penekan di pihak the Fed dan terbukti sangat persisten. Lalu hambatan dari pengetatan the Fed baru saja mulai muncul dalam pembacaan ekonomi dan permintaan resesi akan memukul pada akhir tahun ini dan awal tahun depan.

Penutupan Wall Street 26 Agustus 2022

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Kamis, 25 Agustus 2022. Indeks Dow Jones melonjak dan memperpanjang reli dua hari jelang pidato ketua the Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell di Jackson Hole.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 322,55 poin atau 0,98 persen menjadi 33.291,78. Indeks S&P 500 mendaki 1,41 persen ke posisi 4.199,12. Indeks Nasdaq bertambah 1,67 persen ke posisi 12.639,27.

Namun, rata-rata indeks acuan di wall street selama sepekan melemah. Indeks Dow Jones turun 1,23 persen, indeks S&P 500 susut 0,69 persen dan indeks Nasdaq berkurang 0,52 persen.

Sementara itu, layanan komunikasi dan teknologi informasi mengungguli kinerja indeks S&P 500. Bahan pokok dan utilitas konsumen mencatat kinerja buruk. Saham Snowflake melompat 23,1 persen setelah membukukan pendapatan. Saham Peloton turun 18,3 persen setelah melaporkan laba belum sesuai harapan.

Di sisi lain, pelaku pasar akan mendengarkan informasi lebih lanjut dari simposiun ekonomi Jackson Hole dengan ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan berbicara pada Jumat, 26 Agustus 2022 waktu setempat. Investor juga mencari petunjuk apakah pembuat kebijakan akan memangkas suku bunga ketika siklusi kenaikan saat ini berakhir.

“Pasar sedang mencoba memutuskan apakah kita berada di tengah siklus atau siklus akhir dan mengirimkan beberapa sinyal yang berbeda,” ujar Head of Investment Strategy SoFi Liz Young seperti dikutip dari CNBC, Jumat (26/8/2022).

Ia menambahkan, pasar menunggu mendapatkan berita tentang apa yang terjadi pada Jumat waktu setempat dalam pidato Jerome Powell.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya