Caplok Perusahaan Energi Hong Kong Setara Rp 7,3 Triliun, Astrindo Nusantara Sudah Setoran Awal Rp 623,19 Miliar

PT Astrindo Nusantara Infrastrukutur Tbk (BIPI) akuisisi perusahaan asal Hong Kong PTT International Holding Limited senilai Rp 7,33 triliun.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 20 Okt 2022, 11:02 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2022, 10:56 WIB
FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Karyawan mengambil gambar layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) melakukan perjanjian jual beli saham (PJB) dengan PT Sintesa Bara Gemilang (SBG) dan perusahaan asal Hong Kong PTT International Holdings Limited (PIH).

Perjanjian tersebut dilakukan pada 1 Agustus 2022. Perseroan berencana mengambil alih seluruh saham anak usaha PIH, PTT Mining Limited (PML) sebanyak 200 lembar saham dengan nilai HKD 1 per lembar saham dan 20.425.608 lembar saham dengan nilai USD 24,35 per lembar saham.

Nilai rencana transaksi adalah sebesar USD 471,17 juta atau sekitar Rp 7,33 triliun (kurs Rp 15.555 per USD). Deposit sebesar USD 40 juta atau sekitar Rp 623,19 miliar (asumsi kurs rupiah 15.579 per dolar AS) telah dibayarkan pada tanggal penandatanganan PJB sebagai syarat pendahuluan rencana transaksi.

Nilai tersebut merupakan nilai transaksi material karena merupakan 95,1 3 persen dari total ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan periode 30 Juni 2022. Nilai transaksi itu juga lebih besar dari 50 persen ekuitas perseroan, sehingga disyaratkan untuk memperoleh persetujuan RUPS terlebih dahulu yang rencananya akan digelar pada 25 November 2022.

"Atas terealisasinya transaksi ini, perseroan optimis mendapatkan kontribusi positif pada kinerja keuangan konsolidasian perseroan di masa mendatang yang pada akhirnya memperkuat posisi perseroan sebagai salah satu perusahaan dalam bisnis infrastruktur energi di Indonesia,” tulis manajemen perseroan, dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (20/10/2022).

Dengan kuatnya posisi tersebut, perseroan berharap daya tarik investasi dan akses pembiayaan dari para investor dan kreditur kepada perseroan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kredibilitas dan kinerja Astrindo Nusantara Infrastruktur serta dapat meningkatkan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan perseroan.

Perseroan juga berharap kinerja secara keseluruhan, baik infrastruktur maupun pertambangan batu bara pada akhirnya dapat beroperasi dengan bisnis netral karbon di masa yang akan datang.

 

Strategi Perseroan

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebagai perusahaan terbuka, salah satu misi perseroan adalah memadukan keahlian keuangan dan manajemen untuk memberikan solusi terbaik dengan menyusun strategi optimal untuk pertumbuhan masa mendatang guna menciptakan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan perseroan.

Untuk mencapai misi tersebut perseroan berupaya melakukan ekspansi usaha pada kegiatan penambangan batu bara, baik dengan cara membangun sendiri atau melalui proses akuisisi.

"Melalui proses akuisisi, perseroan memiliki strategi fokus pada usaha mencari potensi batu bara yang berkualitas baik, berkadar sulfur rendah dengan tingkat produksi yang stabil dan didukung oleh kelengkapan infrastruktur yang baik serta sumber daya manusia yang sudah teruji kemampuannya," kata manajemen.

PIH adalah perusahaan induk yang merupakan bagian dari PTT, perusahaan energi terintegrasi di Thailand dengan lini bisnis tersebar secara internasional dan bergerak dalam bidang minyak bumi dan gas alam, transmisi gas, perdagangan internasional energi terbarukan dan infrastruktur, berniat melepas kepemilikan sahamnya di PML kepada SBG, anak usaha perseroan.

PML adalah perusahaan holding yang melakukan investasi yang bergerak di bidang batu bara, bisnis pertambangan serta bisnis terkait lainnya. PML melalui Sakari Resources Limited (SAR) merupakan pengendali beberapa perusahaan yang memiliki konsesi tambang batu bara di Indonesia, antara lain PT Kemilau Rindang Abadi, PT Jembayan Muarabara, dan PT Azara Baraindo Energitama yang berlokasi di Kalimantan Timur.

 

 

Gabungan Produksi

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Total produksi gabungan batu bara di konsesi tersebut mencapai 6-8 juta ton per tahun dengan total sumberdaya batu bara mencapai 560 juta ton yang sangat berpotensi untuk dikembangkan dan memiliki kandungan kalori batu bara pada tingkat CVGAR di kisaran 5.200—5.700 Kcal/Kg, yang tergolong sebagai batu bara berkualitas baik.

Operasional pertambangan batu bara di konsesi tersebut telah dikelola penuh secara profesional dengan mengedepankan tingkat keselamatan kerja yang tinggi dna menjadi prioritas utama. Kegiatan penambagan, stockpilr, hauling, yang pembersihan batu bara, barge loading, barge transformation, dan anchorage loading telah dimiliki dan dikelola oleh sumber daya manusia yang baik. Selain itu, kegiatan pemasaran batu bara pun telah dijaga dengan baik agar produk baru bara berkualitas bisa sampai ke konsumen akhir dengan tepat waktu.

"Melalui anak perusahaan, SBG, perseroan memiliki rencana transaksi dengan PIH dan nanti dengan terealisasinya aksi ini,PML akan menjadi salah satu aset perseroan yang dapat memperkuat struktur kinerja dan laporan keuangan konsolidasi perseroan serta memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan  perseroan,” jelas manajemen.

 

Bakal Kerek Laba

Paparan publik PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI), Kamis (15/9/2022) (Foto: Liputan6.com/Pipit I.R)
Paparan publik PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI), Kamis (15/9/2022) (Foto: Liputan6.com/Pipit I.R)

Sebelumnya, PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) optimistis kinerja hingga akhir tahun dapat terkerek signifikan. Keyakinan itu menyusul akuisisi PTT Mining Ltd Hong Kong oleh perseroan pada Agustus 2022.

"Secara proyeksi, rencana akuisisi tambang-tambang milik PTT akan terlaksana atau terpenuhi pada November. Artinya pada akhir tahun ini, kami perkirakan akan ada lonjakan yang cukup tinggi,” kata Direktur Keuangan Astrindo Nusantara Infrastruktur Michael Wong dalam Public Expose Live 2022, Kamis (15/9/2022).

Sayangnya, Michael belum bisa menyebutkan berapa angka pasti pendapatan maupun laba hingga akhir tahun. Lantaran, saat ini proses akuisisi masih berlangsung, sehingga perseroan juga belum mengantongi kalkulasi dari kontribusi tambang-tambang PTT. Namun dengan asumsi pendapatan dari PTT belum diperhitungkan, Michael mengatakan perseroan akan mencatatkan kinerja yang tak jauh berbeda dari tahun lalu.

“Kontribusi PTT akan besar pada kinerja perseroan. Cuma karena belum terjadi, saya belum bisa sebut angka. Tapi di luar itu, harusnya secara profit perseroan akhir tahun tidak akan jauh-jauh amat dari profit tahun lalu,” imbuh Michael.

Sebagai gambaran, perseroan berhasil mencatatkan laba tahun berjalan sebesar USD 14,2 juta atau 64 persen dari target USD 21,12 juta. Sementara pendapatan tercatat sebesar USD 65,6 juta atau 81 persen dari target USD 80,87 juta.

Pada Agustus 2022 perseroan mengumumkan penandatanganan share purchase agreement dengan PTT International Holdings Limited dan PT sintesa Bara Gemilang untuk mengakuisisi PTT Mining Ltd Hong Kong senilai USD 471 juta atau sekitar Rp 7 triliun. Sebelumnya, Michael Wong mengatakan sumber pendanaan akuisisi tersebut salah satunya berasal dari ekuitas.

"Jadi, ada sebagian dari kita punya equity sendiri, ada warran, dari internal cash, sekitar 23 dari financing dari luar yang sudah committed juga," kata Michael.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya