ABMM Akuisisi Perusahaan Batu Bara PJU, Segini Nilainya

PT ABM Investama Tbk (ABMM) melalui anak usaha akuisisi saham PT Piranti Jaya Utama (PJU) untuk tingkatkan cadangan batu bara.

oleh Agustina Melani Diperbarui 05 Mar 2025, 10:00 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2025, 10:00 WIB
ABMM Akuisisi Perusahaan Batu Bara PJU, Segini Nilainya
PT ABM Investama Tbk (ABMM) melalui entitas anak PT Reswara Minergi Hartama (RWA) akuisisi saham PT Piranti Jaya Utama (PJU). (Foto: istimewa)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - PT ABM Investama Tbk (ABMM) melalui entitas anak PT Reswara Minergi Hartama (RWA) akuisisi saham PT Piranti Jaya Utama (PJU), perusahaan yang bergerak di usaha pertambangan batu bara. RWA telah menandatangani perjanjian pengikatan jual beli saham (PPJB) pada 3 Maret 2025.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (5/3/2025), anak usaha ABM Investama akuisisi saham Piranti Jaya Utama senilai USD 57 juta atau sekitar Rp 934,21 juta (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.389).

Adapun transaksi tersebut dilakukan dengan dua perjanjian pengikatan jual beli (PPJB). Pertama, RWA telah menandatangani PPJB dengan PT Tuah Turangga Agung (TTA) untuk pembelian 100 persen kepemilikan saham TTA pada PT Borneo Berkat Makmur (BBM). BBM merupakan pemegang saham secara langsung dari PJU dengan persentase saham sebesar 60 persen.

Kedua, RWA telah menandatangani PPJB dengan Borneo Prima Pte Ltd, Edward Sumarli dan Herry Hermawanto untuk kepemilikan saham Borne Prima Pte Ltd. Edward Sumarli dan Herry Hermawanto pada PT Borneo Berkat Sentosa (BBS). BBS merupakan pemegang saham langsung dari PJU dengan persentase saham sebesar 40 persen.

Perseroan menyatakan atas penandatanganan PPJB tersebut, para pihak berkewajiban untuk memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan dalam PPJB sebelum dapat menandatangani akta jual beli yang direncanakan pada kuartal II 2025 atau pada waktu lain yang disepakati oleh TTA dan RWA.

 

Promosi 1

Tingkatkan Cadangan Batu Bara

FOTO: Ekspor Batu Bara Indonesia Melesat
Kapal tongkang pengangkut batu bara lepas jangkar di Perairan Bojonegara, Serang, Banten, Kamis (21/10/2021). Ekspor batu bara menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi mencapai 70,33 persen dan kenaikan hingga 168,89 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Setelah pemenuhan condition precedents dan penandatanganan akta jual beli RWA memiliki seluruh saham yang ditempatkan dan disetor dalam PJU.

“Penandatanganan PPJB ini merupakan upaya Perseroan dalam meningkatkan portofolio atas cadangan batu bara yang dimiliki secara penuh. Jual beli saham akan dilaksanakan setelah seluruh ketentuan di dalam PPJB dipenuhi oleh para pihak,” ujar Sekretaris Perusahaan PT ABM Investama Tbk Hans Manoe dalam keterbukaan informasi BEI.

Perseroan menyatakan transaksi tersebut tidak termasuk dalam transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan. Hal ini sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 42/POJK.04/2020 tahun 2020 tentang transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan. Selain itu transaksi ini juga tidak termasuk dalam transaksi material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 17/POJK.04/2020 Tahun 2020 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha.

Kinerja 2023

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector
Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector... Selengkapnya

Sebelumnya, PT ABM Investama Tbk (ABMM) melaporkan kinerja keuangan sepanjang 2023. Perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan tetapi laba turun pada 2023.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (1/4/2024), PT ABM Investama Tbk mencatat pendapatan USD 1,49 miliar pada 2023. Pendapatan Perseroan naik 3,28 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,44 miliar.

Beban pokok pendapatan bertambah 19,19 persen menjadi USD 1,1 miliar pada 2023. Pada 2022, beban pokok pendapatan tercatat USD 923,62 juta. Perseroan pun mencatat laba bruto turun 24,88 persen dari USD 521,90 juta pada 2022 menjadi USD 392,04 juta pada 2023.

Beban penjualan, umum dan administrasi naik menjadi USD 110,37 juta pada 2023 dari 2022 sebesar USD 105,06 juta. Pendapatan lainnya naik menjadi USD 47,75 juta pada 2023 dari 2022 sebesar USD 15,28 juta. Perseroan membukukan laba usaha USD 305,62 juta pada 2023. Laba usaha tersebut turun 22,76 persen dari 2022 sebesar USD 395,73 juta.

PT ABM Investama Tbk meraup laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 7,07 persen menjadi USD 289 juta pada 2023 dari 2022 sebesar USD 269,90 juta. Akan tetapi, total laba Perseroan turun 7,68 persen menjadi USD 315,62 juta pada 2023 dari 2022 sebesar USD 341,90 juta. Dengan demikian, laba per saham dasar naik menjadi USD 0,10497 pada 2023 dari 2022 sebesar USD 0,09804.

Ekuitas Perseroan naik 22,89 persen menjadi USD 758,92 juta pada 2023 dari 2022 sebesar USD 617,52 juta. Liabilitas naik 2,39 persen menjadi USD 1,39 miliar pada 2023 dari 2022 sebesar USD 1,36 miliar. Aset Perseroan naik 8,9 persen menjadi USD 1,15 miliar pada 2023. Perseroan kantongi kas dan setara kas turun menjadi USD 188,57 juta pada 2023.

 

Raih Pendanaan dari Bank Mandiri

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Sebelumnya diberitakan, PT ABM Investama Tbk (ABMM) beserta anak usahanya PT Cipta Kridatama (CK) kembali menandatangani fasilitas Perjanjian Kredit (PK) bersama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) senilai Rp 1,6 triliun.

Melalui fasilitas kredit dengan tenor lima tahun ini, ABM Group akan menggunakannya untuk membiayai belanja modal (capital expenditure/capex) pada 2024.

Selain penandatanganan PK, emiten yang fokus bergerak di sektor energi ini juga turut menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) penyusunan Environmental, Social, and Governance (ESG) Framework dan potensi pemberian pembiayaan hijau (green financing) berbasis Sustainability Linked Loan (SLL).

Bank Mandiri melihat upaya ABM Group dalam mengurangi emisi dari kegiatan operasional yang selaras dengan program pemerintah untuk pembangunan ekonomi rendah karbon. Bentuk dukungan yang diberikan Bank Mandiri menjadi perancangan skema pembiayaan, advisory dan investasi melalui pembiayaan berbasis ESG dan SLL.

Penandatanganan PK dan MoU dilakukan oleh Direktur Utama ABM Investama, Achmad Ananda Djajanegara bersama Senior Vice President Bank Mandiri, Helmy Afrisa Nugroho. Kegiatan tersebut berlangsung di Jakarta, Jumat (22/12/2023).

Usai penandatanganan, Andi menyampaikan ABM Group bersama Bank Mandiri memiliki tujuan yang selaras, yakni membangun bisnis berkelanjutan dengan memperhatikan aspek-aspek ESG.

“ABM Group bersama Bank Mandiri memiliki tujuan yang selaras, yakni membangun bisnis berkelanjutan dengan memperhatikan aspek-aspek ESG. ABM sangat berkomitmen untuk mengimplementasikan ESG, termasuk mendapatkan pembiayaan hijau,” ujar Direktur PT ABM Investama Tbk, Andi Djajanegara dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (24/12/2023).

Sebagai Wholesale Banking terbesar di Indonesia dan Market Leader ESG di Indonesia, Bank Mandiri memiliki aspirasi untuk berperan aktif dalam mendukung tercapainya target keberlanjutan nasional dengan visi Becoming Indonesia's Sustainability Champion for a Better Future.

Komitmen ini diwujudkan melalui penyaluran Sustainable Portfolio yang telah mencapai sekitar 25 persen dari total kredit bank wide per September 2023.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya