Pandu Sjahrir Ramal 3 Sektor Ini Bakal Jadi Penopang Ekonomi Indonesia

E-commerce, FinTech (TekFin), dan teknologi hijau (greentech) diperkirakan menjadi sektor penting yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 13 Des 2022, 14:47 WIB
Diterbitkan 13 Des 2022, 14:45 WIB
20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketidakpastian ekonomi global diprediksi akan menimbulkan resesi pada 2023. Meskipun ikut terdampak, ekonomi Indonesia dipandang masih bisa bertahan dengan ditopang oleh beberapa sektor.

Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI) Pandu Patria Sjahrir menjelaskan, e-commerce, FinTech (TekFin), dan teknologi hijau (greentech) menjadi sektor penting yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan.

“Saya kira terutama ketiga sektor itu masih akan mengarah pada pertumbuhan yang berdampak,” kata Pandu dalam Bangkok Bank - PermataBank Regional Webinar, Selasa (13/12/2022).

E-commerce terus menjadi pendorong utama ekonomi digital sebesar USD 59 miliar pada tahun 2022 atau 75 persen dari ekonomi internet. E-commerce telah matang dan setiap platform menang di pasar yang berbeda (Zalora untuk tingkat 1, Toko untuk tingkat 2).

“Dengan meningkatnya permintaan e-commerce, terutama di kota-kota kecil, kebutuhan logistik yang efisien juga meningkat,” kata dia.

Kemudian, FinTech atau teknologi finansial telah mencapai nilai transaksi bruto sebesar USD 266 miliar pada 2022 atau tumbuh 13 persen secara tahunan dari tahun sebelumnya.

“Lending leanbook tumbuh 66 persen yoy pada 2022 menjadi USD 6 miliar. OJK menyatakan bahwa ini sangat terkonsentrasi di Pulau Jawa,” kata Pandu.

Menurutnya, ada banyak bank digital dan pihaknya akan mulai melihat konsolidasi di antara para pemain ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Teknologi Hijau

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, Pandu juga menjelaskan terkait pengelolaan limbah menuju teknologi hijau yang akan terus tumbuh dengan cukup kuat di Indonesia. Hal itu tercermin dari penerapan pembangunan berkelanjutan yang saat ini menjadi salah satu perhatian utama.

“Apa pun di sektor karbon di Indonesia, apa pun yang berhubungan dengan electric vehicle atau EV akan menjadi sangat besar. Keberlanjutan telah menjadi perhatian utama apa pun sehubungan dengan pengelolaan limbah, itu akan menjadi sangat cukup kuat. Jadi, teknologi hijau merupakan faktor besar bagi kami,” kata dia.

Pandu menjelaskan, perkembangan teknologi maupun digitalisasi yang berkembang cepat dalam delapan tahun terakhir menjadi penting dikarenakan hal tersebut menjadi bagian dari masyarakat.

“Saya pikir hal yang paling penting teknologi delapan tahun terakhir dimulai sampai hari ini yakni saya pikir teknologi sekarang menjadi bagian dari kehidupan semua orang. Ini menjadi penting dan saya tahu kenapa itu menjadi penting, karena sekarang setiap perusahaan teknologi memiliki keterlibatan pada pemangku kepentingan atau mereka terlibat dengan pemerintah daerah,” imbuhnya.

 


Ekonomi Digital

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dengan demikian, perbedaan utama dalam satu dekade terakhir ini adalah ekonomi digital yang telah menjadi bagian utama bagi kehidupan masyarakat. Ekonomi digital ini tentu akan mendukung pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada 5-7 tahun ke depan.

“Saya pikir itu akan mudah untuk tumbuh dan naik lebih tinggi dari PDD pada 5-7 tahun ke depan,” ujar dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya