Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan (suspensi) terhadap saham PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR). Lantaran, saham MKTR mengalami peningkatan harga kumulatif yang signifikan.
Dalam rangka cooling down, BEI memandang perlu untuk menghentikan sementara perdagangan saham PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) dan waran seri I PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR-W), pada perdagangan hari ini, Jumat, 10 Maret 2023.
Baca Juga
"Penghentian sementara perdagangan Saham MKTR tersebut dilakukan di Pasar reguler dan pasar tunai, sedangkan penghentian sementara perdagangan waran seri I PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTRW) dilakukan di seluruh pasar," tulis Kepala Divisi Pengawasan Transaksi Lidia M. Panjaitan dan Kepala Divisi Pengaturan & Operasional Perdagangan Pande Made Kusuma Ari A, ditulis Jumat (10/3/2023).
Advertisement
Hal itu dilakukan dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham dan waran seri I PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR dan MKTR-W).
"Para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan," tulisnya.
Mengutip data RTI, saham MKTR terakhir di harga Rp 300 per saham. Harga saham MKTR mengalami penguatan 48,51 persen sepekan terakhir. Saham MKTR berada di level tertinggi Rp 312 dan terendah Rp 188 per saham sepekan terakhir.
Selain itu, harga saham MKTR mengalami penguatan 109,79 persen sebulan terakhir. Saham MKTR berada di level tertinggi Rp 312 dan terendah Rp 134 per saham sebulan terakhir.
Saham Menthobi Karyatama Raya Resmi Diperdagangkan di Bursa 8 November 2022
Sebelumnya, saham PT Menthobi Karyatama Raya Tbk resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Selasa 8 November 2022. Saham perseroan diperdagangkan dengan kode MKTR.
Direktur BEI, Sunandar mengatakan, PT Menthobi Karyatama Raya Tbk resmi menjadi perusahaan tercatat ke-50 di BEI pada tahun ini.
Informasi saja, saham MKTR tercatat secara bersamaan dengan lima pendatang baru lainnya yakni; PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk (PRAY), PT Jayamas Medica Industri Tbk (OMED, PT Global Digital Niaga Tbk (BELI), dan PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK).
“Bursa berharap, PT Menthobi Karyatama Raya Tbk sebagai perusahaan tercatat dapat merealisasikan prosit yang telah dihimpun. Menjadi semakin maju, transparan dan akuntabel atas operasional perusahaan,” kata dia dalam Seremoni Pencatatan Perdana Saham PRAY, OMED, BELI, BSBK, CBUT & MKTR, Selasa (8/11/2022).
PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR), perusahaan investasi bidang komoditi yang berorientasi pada prinsip berkelanjutan dan merupakan bagian dari Maktour Group.
Langkah IPO dilakukan dalam rangka meningkatkan kapasitas sebagai perusahaan investasi di bidang agrobisnis dengan tata kelola yang berorientasi pada prinsip berkelanjutan (sustainability) sehingga bisa memberikan nilai tambah kepada para pemegang saham.
“Perseroan merupakan perusahan perkebunan kelapa sawit yang mempunyai mimpi menjadi perusahaan agrobisnis terbaik di Indonesia yang fokus pada aspek sustainability,” kata Owner PT Menthobi Karyatama Raya Tbk, M Khairnadif Kasyfillah.
Advertisement
Komitmen Menthobi Karyatama Raya
IPO ini juga menjadi momen penting bagi MKTR dalam upaya mempercepat pengembangan bisnis dan investasi perusahaan.
Sebagai perusahaan publik, MKTR kini memiliki akses keuangan dan jejaring bisnis yang terbuka lebar, sehingga perusahaan dapat mengoptimalkan peluang pasar untuk bertumbuh semakin besar.
“Kami menyadari bahwa menjadi perusahana publik memiliki tanggung jawab besar, dan kami berkomitmen menjaga amanah yang diberikan kepada kami,” tandas dia.
Janji Tebar Dividen 2023
Sebelumnya, PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) akan melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering /IPO).
Direktur Keuangan Menthobi Karyatama Raya Wawan Sulistyawan mengatakan, perusahaan menargetkan pendapatan hingga akhir tahun ini mencapai Rp 565 miliar atau meningkat 10 persen dari sebelumnya.
“Terkait target revenue secara estimasi menyentuh Rp 565 miliar, mudah-mudahan bisa lebih baik dari target. Hal yang penting bagi kami EBITDA nya, EBITDA sumber untuk pembayaran dividen sekitar Rp 165 estimasinya EBITDA. Dividen maksimal dari net revenue sumbernya dari EBITDA,” kata Wawan kepada awak media, Jumat (21/10/2022).
Dia menyebutkan, jika perseroan bisa menghasilkan dividen sekitar Rp 8 -10 per lembar saham itu sudah terbilang bagus.
“Setahun kalau kita listing sekarang setahunan, untuk 2023 kita akan declare dividen. Ya, kalau kita lihat sekarang kan harga-harga nanti kita IPO ini 100-150 dari situ kalau kita per lembar di kisaran Rp 8 sampai 10 masih bagus sekali melihat itu,” kata dia.
Selain itu, saat ini Rupiah tembus 15.600 per dolar AS, hal tersebut akan membuat kinerja perseroan menjadi baik. Hal ini mengingat, penjualan CPO dari perseroan ini mengikuti USD, sedangkan untuk pengeluarannya perseroan menggunakan Rupiah.
“Kinerja perseroan bagus, karena kita revenue nya itu atas dasar dolar. Jadi penjualan CPO kita mengikuti rate dolar, sementara pengeluaran kita rupiah,” ujar dia.
Dengan demikian, margin perseroan akan meningkat dan perseroan juga tidak memiliki utang dalam bentuk dolar Amerika Serikat.
"Itu semakin meningkatkan margin kita, semakin nilai tukar dolar menguat karena kita tidak punya utang dolar, kecuali punya utang dolar risiko keuangan naik. Kita tahu pemerintah akan menahan dolar tidak akan turun dari 14 ribuan kita cukup aman dari kenaikan dan penurunan nilai tukar dolar,” imbuhnya.
Advertisement