Komisaris Adaro Minerals Beli Saham ADMR Hampir Rp 1 Miliar

Komisaris PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) Chia Ah Hoo membeli 1,13 juta saham ADMR pada pertengahan Mei 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Mei 2023, 19:25 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2023, 19:25 WIB
PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) (Foto: Laman Adaro Minerals Indonesia)
Komisaris PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) Chia Ah Hoo membeli saham ADMR secara bertahan pada pertengahan Mei 2023. (Foto: Laman Adaro Minerals Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - Komisaris PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) Chia Ah Hoo membeli saham ADMR secara bertahan pada pertengahan Mei 2023.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (21/5/2023), komisaris Adaro Minerals Indonesia Chia Ah Hoo membeli saham ADMR sebanyak 554.000 dengan harga Rp 900 per saham. Nilai pembelian saham tersebut Rp 498,80 juta pada 15 Mei 2023.

Ia kembali beli saham ADMR pada 16 Mei 2023 sebanyak 580.000 dengan harga pembelian saham Rp 860. Nilai pembelian saham ADMR mencapai Rp 498,60 juta. Dengan demikian, total pembelian saham ADMR sebanyak Rp 997,40 juta.  Setelah transaksi pembeliam Chia Ah Hoo menggenggam 1.134.000 saham ADMR.

“Tujuan transaksi investasi dengan status kepemilikan langsung,” tulis dia.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 19 Mei 2023, saham ADMR merosot 5,11 persen ke posisi Rp 835 per saham. Saham  ADMR dibuka stagnan Rp 880 per saham. Saham ADMR berada di level tertinggi Rp 880 dan terendah Rp 830 per saham. Total frekuensi perdagangan 8.633 kali dengan volume perdagangan 250.115 lot saham. Nilai transaksi harian saham Rp 21,1 miliar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Adaro Minerals Optimistis Rampungkan Pendanaan Smelter Kaltara pada Kuartal II 2023

PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (Dok Adaro)
PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (Dok Adaro)

Sebelumnya, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), anak usaha Adaro Energy (ADRO) dikabarkan sempat mengalami kesulitan menggalang dana USD 2 miliar dari pinjaman bank untuk proyek smelter aluminium di Kalimantan Utara (Kaltara). Hal itu menyusul protes yang diajukan oleh kelompok pemerhati lingkungan yang menuding perusahaan dan mitranya, Hyundai Korea Selatan, melakukan greenwashing.

Namun, Direktur PT Adaro Minerals Indonesia Tbk, Wito Krisnahadi optimistis dapat menyelesaikan kebutuhan pembiayaan tersebut maksimal pada kuartal II 2023.

"Saat ini kita lagi pembicaraan final dengan beberapa bank. Jadi seharusnya sebelum kuartal II berakhir sudah sign dan selesai," kata Wito dalam konferensi pers RUPST di Hotel St Regis Jakarta, Rabu (10/5/2023).

Sayangnya, manajemen perseroan belum bisa membeberkan pihak yang akan berpartisipasi dalam pendanaan smelter tersebut.

Melansir laporan Financial Times (FT), bank-bank global yang sebelumnya memberikan pinjaman kepada grup Adaro, termasuk DBS Singapura mengatakan bahwa mereka tidak terlibat dalam pembiayaan proyek smelter tersebut. Seseorang yang mengetahui situasi tersebut mengatakan Standard Chartered Inggris, yang terus bekerja sama dengan Adaro, juga tidak berpartisipasi.

“Adaro membahas pembiayaan dengan kami, tetapi kami telah berjanji untuk berhenti mendanai bisnis yang terkait dengan batu bara. [Proyek ini] termasuk dalam kategori itu,” kata seorang eksekutif di salah satu bank global yang tidak ingin disebutkan namanya. DBS dan bank lain telah berjanji untuk menghentikan pendanaan induk Adaro Energy sebagai bagian dari komitmen perubahan iklim.

Di sisi lain, Adaro juga telah mendekati bank-bank Eropa BNP Paribas, ING dan Commerzbank untuk pinjaman, menurut dua orang yang mengetahui situasi tersebut. Namun semua bank menolak berkomentar.

 


Absen Tebar Dividen

PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) (Foto: Adaro Minerals Indonesia)
PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) (Foto: Adaro Minerals Indonesia)

Sebelumnya, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2022 pada Rabu, 10 Mei 2023. Pada rapat tersebut, pemegang saham menyetujui penggunaan laba bersih tahun buku 2022 untuk cadangan, dan tidak ada yang dialokasikan untuk dividen.

"Pada agenda kedua, para pemegang saham menyetujui penetapan penggunaan laba bersih perusahaan untuk tahun buku 2022 sebesar USD 336 juta, untuk digunakan sebagai dana cadangan wajib sejumlah USD 3,36 juta demi memenuhi ketentuan pasal 70 Undang-Undang nomor 40 Tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Sisanya sejumlah USD 332 juta akan dialokasikan sebagai laba ditahan," mengutip hasil RUPS Adaro Minerals Indonesia, Rabu (10/5/2023).

Pasar yang solid dan kondisi harga yang positif pada tahun 2022 memungkinkan perusahaan untuk mempercepat investasi pada bisnis mineral dan pengolahan mineral untuk menangkap peluang ekonomi hijau dan mendukung inisiatif pemerintah untuk  mengembangkan industri hilir dan pengolahan untuk mineral di Indonesia.

 

 


Realisasi Pemakaian Dana IPO

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

"Laba 2022 kita alokasikan prioritas untuk pengembangan perusahaan dan kebutuhan dana untuk belanja modal. Juga mempertimbangkan struktur kas. Dengan mempertimbangkan faktor tersebut kita menganggap untuk laba tahun lalu kita tahan," kata Direktur Adaro Minerals Heri Gunawan dalam konferensi pers RUPST di Hotel St Regis Jakarta.

Selain penggunaan laba bersih 2022, para pemegang saham menerima dan menyetujui realisasi penggunaan dana perolehan dari penawaran perdana (IPO) Adaro Minerals Indonesia.

Sesuai prospektus, perolehan dari IPO ADMR, setelah dikurangi biaya IPO, digunakan untuk membayar sebagian pinjaman antar perusahaan kepada PT Adaro Energy Indonesia Tbk, dan untuk belanja modal perusahaan anak ADMR.

Per 31 Desember 2022, ADMR telah menggunakan Rp296 miliar untuk membayar sebagian pinjaman kepada PT Adaro Energy Indonesia Tbk. Sisa saldo sebesar sekitar Rp 343 miliar ditempatkan di rekening giro dan deposito di bank pihak ketiga dengan suku bunga 0,05 persen sampai 2,75 persen untuk rekening giro dan 4 persen untuk deposito.

 

Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain
Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya