Baru IPO, Hassana Boga Sejahtera Tebar Dividen 63,07 Persen dari Laba 2022

PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ) akan membagikan dividen 2022 sebesar Rp 1,43 miliar. Dividen itu telah diputuskan dalam RUPST 22 Mei 2023.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 24 Mei 2023, 11:35 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2023, 11:35 WIB
Baru IPO, Hassana Boga Sejahtera Tebar Dividen 63,07 Persen dari Laba 2022
Ilustrasi dividen (image by Alexsander-777 from pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ) telah menyelesaikan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) sekaligus menyelenggarakan paparan publik Senin, 22 Mei 2023.

Pada rapat tersebut, pemegang saham perseroan menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 1,43 miliar. besaran dividen ini setara 63,07 persen laba perseroan tahun buku 2022 yang tercatat sebesar Rp 2,27 miliar atau naik 152 persen yoy.

Adapun sebagian dari laba bersih tahun 2022 sudah dialokasikan juga ke dana cadangan untuk memperkuat struktur modal perusahaan demi ekspansi bisnis di tahun-tahun mendatang.

Direktur Utama PT Hassana Boga Sejahtera Tbk, Lutfiel Hakim mengatakan komitmen pembagian dividen dari laba bersih itu sudah menjadi komitmen awal perusahaan ketika melangsungkan IPO, dengan mempertimbangkan bahwa perseroan tidak mengabaikan tingkat kesehatan keuangan.

"Pembagian dividen ini selalu memperhitungkan faktor pendapatan, keadaan operasional dan keuangan, kondisi likuiditas, rencana belanja modal, peluang akuisisi, prospek bisnis masa depan, dan faktor lain yang dianggap relevan. Ini wujud komitmen kami sebagai perusahaan publik,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu (24/5/2023). 

Saham perseroan resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham NAYZ pada 6 Februari 2023 lalu. Dalam rangka penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), perseroan melepas 510 juta saham atau 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor. Nilai nominal saham yakni Rp 10 dan harga yang ditawarkan kepada publik yakni Rp 100 per saham.

Rencana Hassana Boga Sejahtera Usai Gelar IPO

Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, calon emiten makanan bayi, PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ) mendapatkan respons positif dari pasar saham pada masa periode penawaran umum. Hassana Boga Sejahtera mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga 31,74 kali dari 510 juta saham yang ditawarkan.

Direktur Utama Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ), Lutfiel Hakim mengatakan, terjadinya oversubscribed adalah wujud kepercayaan investor terhadap prospek cerah perseroan yang bergerak di bidang makanan bayi ini. 

"Tentu saja kami sangat bangga dengan antusiasme investor yang sangat luar biasa ini," kata Lutfiel dalam keterangan resminya, dikutip Senin, (6/2/2023).

Sementara itu sebagai penjamin emisi efek, Direktur Utama Surya Fajar (SF) Sekuritas Steffen Fang mengatakan, investor melihat pertumbuhan dari bisnis NAYZ bisa mencetak angka yang fantastis. 

SF Sekuritas melihat bisnis Perseroan berpotensi tumbuh kuat di masa depan karena profil demografis di Indonesia yang menguntungkan. Jumlah penduduk dengan usia 0-4 tahun mencapai 22 juta menjadikannya target peluang bisnis untuk produk-produk Perseroan. 

Gaya hidup perkotaan dengan semakin banyaknya ibu yang bekerja seharusnya membantu posisi Perseroan di pasar karena meningkatnya permintaan makanan bayi. Apalagi produk-produk Perseroan sangat menitikberatkan pada aspek organik yang merupakan pertimbangan sebagian besar orang tua dalam memberikan makanan sehat kepada bayinya.

Hassana Boga Sejahtera, perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan bayi akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham NAYZ. Perseroan menawarkan sebanyak 510 juta saham atau sebanyak 20 persen dari total kepemilikan saham setelah penawaran umum.

 

Setelah IPO

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Lutfiel mengatakan, setelah hampir 7 tahun bersama dengan ibu Indonesia, sudah saatnya NAYZ menjangkau lebih banyak lagi pasar dan produk. 

"Dengan IPO, kami ingin manfaat produk ini betul-betul menjangkau konsumen di mana pun berada, didukung pengembangan inovasi produk yang lebih maksimal,” kata dia.

Lutfiel menyebutkan, jika kelahiran bayi di Indonesia saat ini ada di angka 4,8-5 juta per tahun, dan itu cukup menjadi dasar kenapa produk-produk terkait keperluan bayi banyak diminati. 

"Kami punya positioning yang menarik sebagai Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang dimasak dari rumah (homemade), tapi juga memberikan added value berupa bahan organik dan terfortifikasi. Pada dasarnya produk ini Indonesia sekali. Baik sumber bahan baku maupun citarasanya,” ujar dia.

Hal ini pun selaras dengan visi yang dimiliki oleh Perseroan, yaitu menjadikan PT Hassana Boga Sejahtera Tbk sebagai perusahaan Indonesia terbaik yang menginspirasi kehidupan manusia dengan produk makanan yang halal, sehat, dan bergizi seimbang.

Kunci kesuksesan menurut Lutfiel adalah bergerak sesuai value sendiri. NAYZ mengklaim telah menjadi value bagi banyak sekali ibu-ibu muda yang sibuk, tetapi ingin tetap berperan memberikan cinta kasih berupa makanan sehat kepada anak-anaknya. 

"Kami fasilitasi itu semua dengan mengkonsep produk yang value-nya sangat tinggi, yaitu cinta dan kebaikan hati seorang ibu, dalam bentuk MPASI yang dimasak tanpa repot dari rumah, dengan tangan ibu sendiri," tutur dia.

 

Catat Saham Perdana pada 6 Februari 2023

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam proses penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), Perseroan telah memilih PT Surya Fajar Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Masa penawaran umum telah dilaksanakan pada 31 Januari 2023 hingga 2 Februari 2023 dan saham dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Februari 2023 dengan harga penawaran Rp100 per lembar saham. 

Berdasarkan sistem e-ipo Perseroan mencatatkan telah mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sekitar 31,74 kali. Adanya kelebihan permintaan ini merupakan salah satu bentuk kepercayaan investor terhadap kondisi Perseroan serta keyakinan atas potensi pertumbuhan Perseroan di masa mendatang.

Adapun, dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum perdana saham akan digunakan untuk beberapa kepentingan.

Sebesar Rp 4,21 miliar akan digunakan oleh Perseroan untuk belanja modal berupa pelunasan pembelian tanah yang berlokasi di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pembelian tanah ini akan digunakan untuk pembangunan pabrik.

Selain itu, sekitar Rp 30 miliar akan digunakan Perseroan untuk belanja modal berupa pembangunan pabrik, pembelian mesin, dan peralatan pabrik yang berlokasi di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Untuk sisanya akan digunakan Perseroan untuk modal kerja seperti pembelian bahan baku, marketing dan promosi, dan biaya operasional Perseroan.

Target Pertumbuhan

IHSG
Pekerja beraktivitas di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dengan akan dibangunnya pabrik baru menggunakan dana hasil IPO diharapkan Perseroan dapat menaikan kapasitas produksinya secara signifikan. 

Perseroan memproyeksikan pertumbuhan volume penjualan akan meningkat sebesar 45 persen per tahun selama periode 2022 – 2027 (45 persen CAGR). Selain itu diharapkan harga penjualan produk juga akan mengalami kenaikan yang tentunya akan meningkatkan pendapatan Perseroan dengan target pertumbuhan 56 persen per tahun untuk periode 2022 – 2027 (56 persen CAGR). 

Analyst SF Sekuritas melihat harga Rp100 per saham cukup menarik dengan proyeksi pertumbuhan kinerja Perseroan di masa mendatang yang akan meningkatkan nilai perusahaan. 

Berdasarkan metode discounted free cash flow untuk periode 5 tahun, dan asumsi WACC sebesar 8,95 dan terminal value 5 persen, target PBV Perseroan adalah sebesar 2,8 kali berdasarkan proyeksi tahun 2023. Nilainya lebih rendah dibandingkan nilai rata-rata perusahaan lain yang dijadikan sebagai pembanding (Hain, Danone, Nestle, China Feihe dan Indofood).

 

Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain
Infografis Ekonomi RI Jauh Lebih Baik dari Negara Lain (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya