Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) membidik 10 usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, pihaknya menargetkan 10 UMKM melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di BEI hingga 2024.
Baca Juga
"Kami dengan bursa menarget 10 perusahaan UMKM yang listing, kita ada kerja sama untuk inkubasi mereka. Hari ini senang Teguk sudah masuk (BEI) dan respons marketnya luar biasa jadi kita optimislah perusahan-perusahaan kecil menengah yang go public," kata Teten saat ditemui BEI, Senin (10/7/2023).
Advertisement
Dengan demikian, Kemenkop UKM bakal terus mendorong UMKM mencatatkan sahamnya di pasar modal. Ini mengingat, struktur ekonomi Indonesia ini masih dominan dari mikro sampai 96 persen.Â
"Kita perlu terus memperkuat struktur ekonomi kita terutama untuk menambah usaha di level menengah dan besar," kata dia.
Dalam rangka mencapai targetnya, Kemenkop UKM pun ingin gandengan dengan SCF untuk yang menyiapkan listing dari UMKM.Â
"Crowdfunding baru dampingi 10 (UMKM). Besarlah harapan kita ada perubahan struktur ekonomi kita. Supaya yang menengah ini makin besar," ujar dia.
Dia bilang, jumlah perusahaan terbuka dari segmen UMKM masih tergolong kecil. Maka sebab itu, ia optimistis mendorong UMKM naik kelas ke bursa.
"Pokoknya kita target sampai 2024, sejak papan akselerasi dibuka 2020 baru 33 (UMKM), sekarang 35 masih terlalu kecil," ujar dia.
Oleh sebab itu, Kemenkop UKM bersinergi dengan BEI menjemput bola agar menambah jumlah UMKM yang menggalang dana di pasar modal.
"Kami dengan bursa coba jemput bola kita inkubasi juga kita koneksikan dengan pembiayaan SCF mudah-mudahan dengan seperti itu ada percepatan," kata dia.
Terkait sektor yang kuat dari UMKM, Teten menilai sektor makanan dan minuman memiliki pasar yang besar di Tanah Air.
Â
Tinggalkan Rentenir, Menteri Teten Genjot UMKM IPO
Sebelumnya, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menyebut masih ada 6 juta usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang masih mengakses pinjaman ke rentenir.
Dengan begitu, Bursa Efek Indonesia (BEI) meneken nota kesepahaman bersama Kemenkop UKM mendukung UMKM naik kelas melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).Â
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, kerja sama tersebut diharapkan bisa mempercepat UMKM untuk go public, memanfaatkan pembiayaan di luar perbankan.Â
"Sebenarnya sebagian besar UMKM juga masih belum memanfaatkan pinjaman perbankan, sekitar 30 juta UMKM masih menggunakan pembiayaan pribadi atau keluarga, dan ada 6 juta UMKM yang masih mengakses pinjaman ke rentenir," kata Teten di BEI, Rabu (7/6/2023).Â
Dia bilang, kontribusi UMKM ke perekonomian nasional itu memang cukup besar, ke lapangan kerja bahkan mencapai 97 persen.
"Justru ini yg menjadi PR kita, karena yg 97 persen itu disediakan oleh mikro, bisa dibayangkan bagaimana kualitas lapangan kerja kita," kata dia.
Menurut ia, jika dibandingkan dengan negara lain, seperti Seoul sama juga struktur ekonominya ditopang oleh UMKM. Hanya saja UMKM di sana sangat maju karena didukung oleh inovasi teknologi sehingga pertumbuhan ekonominya terus membaik. Bahkan, dari sisi skala, UMKM di sana cukup besar.Â
"Oleh karena itu kita harus memperkuat struktur ekonomi kita agar usaha yang skalanya kecil bisa naik jadi menengah. Pasar modal dengan papan akselerasi ini sangat bagus, tapi yang perlu kita bangun juga yaitu ekosistem bisnisnya," kata dia.Â
Â
Advertisement
Percepat Pertumbuhan UMKM
Selain didukung kebijakan pemerintah yang tepat, asosiasi bisnis juga harus kredibel. Akan tetapi, ia melihat di Indonesia masih kurang.Â
"Karena itu kita saya lihat angkanya berpuluh-puluh tahun struktur ekonominya berat di mikro. Kerja sama ini saya kira akan mempercepat pertumbuhan UMKM dan bisa segera IPO," ujar dia.
Di samping itu, Kemenkop UKM akan melihat usaha mana yang bisa dilakukan inkubasi dan didorong untuk IPO.
Sementara itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, papan akselerasi disediakan khusus perusahan yang siap naik kelas. Selain itu, jumlah emiten yang berada di papan akselerasi saat ini sekitar 10 persen dari total perusahaan yang tercatat di BEI.
"Yang kita masukan papan akselerasi bukan hanya sekedar sizenya kecil, kita tidak melihat itu, tapi yang lebih penting bagaimana perusahaan ini perusahaan yang berbeda dari yang lain artinya ada inovasi ada hal-hal yang kita lihat growth opportunity nya ke depan," kata Nyoman.Â
Direktur Utama BEI, Iman Rachman mengatakan, pihaknya melakukan kerja sama dengan Kemenkop UKM dengan tujuan memperkenalkan pasar modal dengan pelaku UMKM untuk masuk ke pasar modal melalui pencatatan saham di Bursa. Hal itu dilakukan sebagai salah satu cara agar UMKM mendapatkan pembiayaan usaha dengan skema IPO.
"Kebanyakan UMKM pendanaan mereka dari pinjaman perbankan. Padahal skema pendanaan yang lain yang bisa dimanfaatkan seperti ekuitas," kata Iman.
Â
Â
Meriahkan Papan Akselerasi, BEI Gandeng Menteri Teten Dukung UMKM Melantai di Pasar Modal
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) dalam rangka mendukung usaha mikro kecil menengah (UMKM) melantai di pasar modal.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman mengatakan, pihaknya melakukan kerja sama dengan Kemenkop UKM dengan tujuan memperkenalkan pasar modal dengan pelaku UMKM untuk masuk ke pasar modal melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Hal itu dilakukan sebagai salah satu cara agar UMKM mendapatkan pembiayaan usaha dengan skema IPO.
"Kebanyakan UMKM pendanaan mereka dari pinjaman perbankan. Padahal skema pendanaan yang lain yang bisa dimanfaatkan seperti ekuitas," kata Iman dalam konferensi pers di BEI, Rabu (7/6/2023).
Dalam rangka membantu UMKM naik kelas, BEI pun telah menyediakan platform yang bisa dimanfaatkan, yakni papan akselerasi. Hingga saat ini, sudah ada 33 perusahaan yang berasal dari UMKM tercatat di BEI.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, ekosistem bisnis UMKM ini perlu ditingkatkan. Dengan begitu, usaha kecil tersebut bisa naik kelas.
"Jadi ini papan akselerasi ini suatu kebijakan yang bagus untuk memberi kemudahan bagi UMKM untuk listing di Bursa," kata Teten.
Di samping itu, ia juga membidik 100 UMKM bisa listing di BEI. Teten berharap kerja sama Kemenkop UKM dengan BEI bisa mempercepat UMKM melantai di pasar modal.
"Targetnya ada 100 lah kira-kira UMKM yang bisa listing di Bursa ini. Kalau dengan MoU ini harusnya bisa lebih cepat," imbuhnya.Â
Advertisement