Akseleran Dikabarkan Batal IPO, Begini Penjelasan Manajemen

PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk (Group Akseleran) menyatakan, dengan kondisi pasar saat ini, butuh waktu panjang meraih strategic investor.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 28 Jul 2023, 17:59 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2023, 17:58 WIB
Akseleran Dikabarkan Batal IPO, Begini Penjelasannya
PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk (Group Akseleran) buka suara terkait kabar membatalkan IPO. (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Liputan6.com, Jakarta - PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk (Group Akseleran)  saat ini menjalani proses penawaran umum perdana saham dan berencana untuk menjadi perusahaan terbuka yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Agustus 2023.

Namun demikian, karena kondisi pasar saat ini, dibutuhkan waktu yang lebih panjang untuk mendapatkan strategic investor (investor strategis) yang tepat yang dapat mendukung perusahaan ke depannya. Dengan demikian, perusahaan memutuskan untuk menunda IPO untuk sementara waktu.

CEO & Co-Founder Grup Akseleran Ivan Nikolas Tambunan menuturkan, perusahaan akan terus menjalankan usaha layanan pendanaan bersama berbasis teknologi informasi, atau yang biasa disebut dengan marketplace lending atau peer-to-peer lending, guna mendukung pertumbuhan bisnis UKM di Indonesia dengan memberikan kemudahan akses penyaluran pendanaan usaha dan memberikan akses investasi pendanaan yang aman dan menguntungkan kepada masyarakat seluas-luasnya. 

"Group Akseleran tetap optimistis untuk tumbuh semakin kuat mengingat perjalanan selama hampir enam tahun terakhir terus disertai dengan pertumbuhan demi pertumbuhan secara konsisten dan berkesinambungan dari tahun ke tahun,” kata Ivan dalam keterangan resminya, Jumat (28/7/2023).

Hingga akhir Juni 2023, perusahaan telah menyalurkan tidak kurang dari Rp 1,44 triliun pinjaman, atau naik 22 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Tingkat NPL kami juga terjaga dengan stabil, dengan tingkat NPL sebesar 0.66 persen dari outstanding pinjaman per akhir Juni 2023, salah satu yang terendah di Indonesia,” kata dia.

Perusahaan juga akan melanjutkan rencana dan target perusahaan untuk menghasilkan laba bersih selambat-lambatnya pada kuartal IV 2023 ini, dengan usaha-usaha peningkatan pendapatan serta efisiensi pengeluaran operasional. Hal ini akan memperkuat kinerja keuangan dan kesinambungan bisnis Group Akseleran dalam jangka panjang

 

Pendanaan Perseroan

Paparan publik PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk atau disebut Akseleran, Senin (3/7/2023). (Foto: Liputan6.com/Elga N)
Paparan publik PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk atau disebut Akseleran, Senin (3/7/2023). (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Perseroan adalah grup usaha yang melakukan kegiatan pendanaan UKM melalui marketplace lending platform Akseleran sejak Oktober 2017.

Perseroan menyediakan produk pinjaman berbasis cashflow seperti invoice financing, PO financing dan inventory financing sebagai solusi atas permasalahan funding gap yang dialami UKM, di mana besar funding gap tersebut mencapai Rp 2.000 triliun per tahunnya.

Hingga Desember 2022, Perseroan telah menyalurkan > Rp.6,5 triliun pinjaman kepada ribuan penerima pinjaman, dengan tingkat pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) penyaluran pinjaman yang mencapai 96 persen/tahun sejak 2018-2022.

Dari sisi pendanaan, Perseroan didukung oleh lebih dari 200.000 pemberi pinjaman retail dan berbagai pemberi pinjaman institusional, termasuk berbagai bank di Indonesia seperti Bank BCA, Bank BRI, Bank OCBC, Bank Mandiri, dan Bank Jtrust. Perseroan juga memiliki tingkat NPL yang rendah sebesar 0,41 persen dari outstanding pinjaman Perseroan di akhir Desember 2022.

 

IPO, Akselerasi Usaha Indonesia Incar Dana Segar Rp 358 Miliar

Paparan publik PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk atau disebut Akseleran, Senin (3/7/2023). (Foto: Liputan6.com/Elga N)
Paparan publik PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk atau disebut Akseleran, Senin (3/7/2023). (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Sebelumnya, PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk, penyedia LPBBTI atau P2P Lending melalui entitas anak dan perusahaan holding bakal menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). 

Mengutip laman e-ipo, Jumat (30/6/2023), perseroan bakal melepas saham sebanyak 2.988.493.800 saham atau 2,98 miliar saham. Angka tersebut mencerminkan 29 persen dari total saham yang dicatatkan.

Adapun harga penawaran Rp 100 - Rp 120 per saham dengan masa penjatahan atau book building pada 3-18 Juli 2023.

Dengan demikian, Akselerasi Usaha Indonesia mengincar dana segar maksimal Rp 358,61 miliar. Selain itu, calon emiten dengan kode saham AKSL menunjuk BRI Danareksa Sekuritas dan BCA Sekuritas sebagai penjamin emisi efek.

Sementara itu, perseroan akan menggunakan dana hasil penawaran umum perdana saham di antaranya untuk menambah lini usaha baru dengan melakukan akuisisi atas 99,99 persen saham perusahaan pembiayaan PT Pratama Interdana Finance (PIF) sehingga grup usaha perseroan akan dapat menyalurkan pinjaman dengan jumlah ticket size pinjaman per penerima pinjaman yang lebih besar serta melayani segmen yang lebih luas, dan karenanya meningkatkan kinerja penyaluran pinjaman serta kinerja keuangan ke depannya. 

Perseroan adalah grup usaha yang melakukan kegiatan pendanaan UKM melalui marketplace lending platform Akseleran sejak Oktober 2017. Perseroan menyediakan produk pinjaman berbasis cashflow seperti invoice financing, PO financing dan inventory financing sebagai solusi atas permasalahan funding gap yang dialami UKM, di mana besar funding gap tersebut mencapai Rp.2.000 triliun per tahunnya. 

 

Penyaluran Pinjaman

Akseleran
Anda bisa berinvestasi sambil memberi bantuan dana untuk UKM di peer-to-peer lending platform, Akseleran.

Hingga Desember 2022, perseroan telah menyalurkan lebih dari Rp.6,5 triliun pinjaman kepada ribuan penerima pinjaman, dengan tingkat pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) penyaluran pinjaman yang mencapai 96 persen per tahun sejak 2018-2022. 

Dari sisi pendanaan, perseroan didukung oleh lebih dari 200.000 pemberi pinjaman retail dan berbagai pemberi pinjaman institusional, termasuk berbagai bank di Indonesia seperti Bank BCA, Bank BRI, Bank OCBC, Bank Mandiri, dan Bank Jtrust. Perseroan juga memiliki tingkat NPL yang rendah sebesar 0,41 persen dari outstanding pinjaman perseroan di akhir Desember 2022. 

Dengan tingkat NPL yang rendah dan dukungan pendanaan yang kuat, perseroan memiliki cost of fund yang rendah di sekitar 10-10,5 persen per tahun, hal ini menjadi keunggulan kompetitif yang kuat, serta mendukung perseroan untuk memiliki usaha yang berkelanjutan. 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya