Trimegah Sekuritas Genggam 5,28 Persen Saham BNBR

PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) menambah kepemilikan saham PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dengan status kepemilikan langsung.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Agu 2023, 17:28 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2023, 17:28 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk membeli saham PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) menambah kepemilikan saham PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR).

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (13/8/2023), PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk beli 166.666.667 saham BNBR. Dengan pembelian saham tersebut, Trimegah Sekuritas Indonesia genggam 5,28 persen saham BNBR. Jumlah saham itu setara 1.166.666.992 lembar saham. Sebelumnya, Trimegah Sekuritas Indonesia memiliki 1.000.000.325 saham BNBR atau setara 4,53 persen.

Akan tetapi, perseroan tidak menjelaskan detil mengenai harga pembelian, tanggal hingga tujuan transaksi. Namun, perseroan menyatakan kalau status kepemilikan langsung.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 11 Agustus 2023, saham BNBR ditutup stagnan di posisi Rp 52 per saham. Saham BNBR berada di level tertinggi Rp 52 dan terendah Rp 51 per saham. Total frekuensi perdagangan 239 kali dengan volume perdagangan 325.006 lot saham. Nilai transaksi Rp 1,7 miliar.

Berdasarkan data BEI, pemegang saham PT Bakrie and Brothers Tbk yakni Daley Capital Limited sebesar 6,57 persen, PT Biofuel Indo Sumatra sebesar 10,05 persen, PT KB Valbury Sekuritas sebesar 6,69 persen, direktut perseroan R.A Sri Dharmayanti memiliki saham BNBR sebesar 0,06 persen, komisaris Armansyah Yamin sebesar 0,02 persen. Masyarakat non warkat sebesar 72,77 persen dan warkat sebesar 3,84 persen.

Kinerja 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith
FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Pialang tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) meraup pendapatan bersih sebesar Rp 3,62 triliun. Secara year-on-year (yoy), angka ini tumbuh sebesar 52,16 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar Rp 2,38 triliun.

“Kinerja positif ini merupakan hasil dari sejumlah proyek strategis yang kami jalankan bersama unit-unit usaha kami. Sektor manufaktur adalah salah satu penyumbang utama, selain sektor otomotif yang di dalamnya termasuk pendapatan dari penjualan bus listrik oleh VKTR,” kata Presiden Direktur dan CEO PT Bakrie and Brothers Tbk, Anindya Novyan Bakrie dalam keterangan resmi, Sabtu (4/3/2023).

Kenaikan pendapatan sebagian besar berasal dari peningkatan kinerja usaha sepanjang tahun 2022. Pada sektor otomotif, unit usaha baru PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) yang membidangi industri elektrifikasi mampu meraih pendapatan sebesar Rp 147 miliar,.

Sementara unit lain yaitu PT Bakrie Autoparts (BA) membukukan Rp 154 miliar, PT Braja Mukti Cakra (BMC) sebesar Rp 151 miliar dan PT Bina Usaha Mandiri Mizusawa (BUMM) Rp 20 miliar.

“Bidang manufaktur pipa baja menjadi kontributor utama peningkatan pendapatan kami tahun ini, yaitu dari PT Bakrie Pipe Industries (BPI) Rp 994 miliar, dan PT South East Asia Pipe Industries (SEAPI) Rp 76 miliar,” ujar Direktur Keuangan, Roy Hendrajanto M. Sakti.

 

 

Aset Perseroan

Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)
Ilustrasi laporan keuangan (Foto: Isaac Smith/Unsplash)

Pada periode yang sama, perusahaan juga membukukan laba usaha sebesar Rp 231,9 miliar, atau naik 1.010,5 persen dibanding 2021 sebesar Rp 20,7 miliar. Setelah dikurangi pajak dan beban lainnya, perseroan berhasil mengukuhkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 266,13 miliar, naik 317,94 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021 sebesar Rp 63,68 miliar.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan Desember 2022 tercatat sebesar Rp 17,46 triliun, naik dari Rp 15,22 triliun pada Desember 2022. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 14,3 triliun dan aset tidak lancar Rp 3,17 triliun.

Liabilitas sampai dengan Desember 2022 naik menjadi Rp 15,94 triliun dari Rp 13,92 triliun pada Desember 2021. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 15,33 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 601,8 miliar. Adapun ekuitas sampai dengan akhir tahun lalu naik menjadi Rp 1,53 triliun dari Rp 1,29 triliun pada 2021.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya