Wall Street Melemah Terbatas, Investor Menanti Data Pekerjaan AS

Wall street tergelincir pada perdagangan Kamis, 5 Oktober 2023 waktu setempat seiring investor menanti data pekerjaan Amerika Serikat (AS).

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Okt 2023, 06:00 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2023, 06:00 WIB
Bursa Efek New York, Amerika Serikat (Foto: Unsplash/Jimmy Woo)
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan saham Kamis, 5 Oktober 2023. (Foto: Unsplash/Jimmy Woo)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan saham Kamis, 5 Oktober 2023. Koreksi wall street terjadi seiring investor yang menantikan data pekerjaan AS pada Jumat, 6 Oktober 2023.

Data pekerjaan AS itu yang dapat menentukan pergerakan suku bunga selanjutnya. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones turun tipis 9,98 poin atau 0,03 persen ke posisi 33.119,57. Indeks S&P 500 susut 0,13 persen ke posisi 4.258,19. Indeks Nasdaq melemah 0,12 persen ke posisi 13.219,83. Demikian dikutip dari CNBC, Jumat (6/10/2023).

Perusahaan-perusahaan kebutuhan pokok  memimpin koreksi pada perdagangan Kamis pekan ini. Saham perusahaan minuman Molson Coors melemah 6,3 persen pada perdagangan Kamis, 6 Oktober 2023. Diikuti saham Mondelez International dan Clorox masing-masing turun lebih dari 5 persen.

Klaim pengangguran awal pekan ini mencapai 207.000 untuk pekan yang berakhir 30 September, naik hanya 2.000 dari angka pekan sebelumnya. Ekonom prediksi 210.000, menurut perkiraan konsensus Dow Jones.

Meski sedikit meningkat dalam klaim pengangguran, hal ini mengecewakan beberapa investor yang berharap data mingguan akan mulai menandakan kerusakan pasar tenaga kerja dan mengakhiri kenaikan suku bunga yang merugikan saham.

Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun awalnya menguat setelah laporan klaim pengangguran sedikit turun. Imbal hasil obligasi ditutup ke 4,714 persen.

"Kita berada di tengah-tengah transisi dari apa yang semua orang anggap sebagai lingkungan dengan tingkat bunga yang rendah, ke lingkungan dengan tingkat bunga lebih normal, periode penyesaian ini sulit,” ujar Chief Investment Officer, Horizon Investments Scott Ladner seperti dikutip dari CNBC.

 

 


Menanti Data Ekonomi AS

Ilustrasi Bursa Efek New York di New York, Amerika Serikat (AS). (Foto: Darian Garcia/Unsplash)
Ilustrasi Bursa Efek New York di New York, Amerika Serikat (AS). (Foto: Darian Garcia/Unsplash)

Ekonom yang disurvei oleh LSEG percaya nonfarm payrolls pada September akan  meningkat 170.000. Namun, turun dari periode Agustus 2023 sebesar 187.000.Investor meski tidak mengharapkan terjadi resesi, berharap ada pelemahan pasar tenaga kerja yang akan menyebabkan the Federal Reserve (the Fed) kembali memikirkan kenaikan suku bunga dan hentikan kenaikan suku bunga lagi dan hentikan kenaikan imbal hasil treasury ke level tertinggi dalam 16 tahun.

Ladner optimistis pasar tenaga kerja melemah seiring data klaim pengangguran dan pembayaran gaji swasta terbaru menjelang laporan pekerjaan September.

"Data pasar tenaga kerja secara keseluruhan menunjukkan keadaan menjadi lebih baik dalam hal jumlah pekerja yang semakin sedikit dan tidak terlalu panas, dan melakukannya dengan cara paling sehat yang pada dasarnya mengurangi perekrutan, tetapi tetap tidak terlalu banyak memecat,” ujar Ladner.

Saham mendapatkan sedikit dorongan pada Rabu pekan ini setelah data penggajian terbaru dari ADP memberi isyarat kepada investor kalau pasar tenaga kerja mulai melemah.

 


Kinerja Indeks Saham

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Meski demikian, indeks Dow Jones berada pada jalur menuju penurunan pekan ini. Indeks Dow Jones turun 1,16 persen pada pekan ini, sehingga membawa indeks Dow Jones merosot pada 2023. Indeks S&P 500 melemah 0,7 persen. Sedangkan indeks Nasdaq mendatar.

Sementara itu, Profesor University of Pennsylvania Jeremy Siegel menuturkan, kebijakan kenaikan suku bunga the Fed harus diakhiri.

“Seharusnya tidak ada keraguan sekarang the Fed harus melakukan tindakannya,” ujar Siegel.

Ia menunjuk pada ketidakpastian seputar potensi penutupan pemerintah dan pemogokan pekerjaan otomotif. Meski begitu, ia menuturkan, perekonomian riil masih bergerak cepat. Siegel menambahkan, pasar bisa mendapatkan dorongan setelah yakin bank sentral telah selesai menaikkan suku bunga.


Penutupan Wall Street 4 Oktober 2023

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis Michael Pistillo (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Rabu, 4 Oktober 2023. Indeks Dow Jones menghentikan penurunan tiga hari berturut-turut setelah imbal hasil obligasi pemerintah AS turun dari level tertinggi menyusul rilis data tenaga kerja yang lebih lemah dari perkiraan.

Dikutip dari CNBC, Kamis (5/10/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 127,17 poin atau 0,39 persen ke posisi 33.129,55. Indeks S&P 500 bertambah 0,81 persen ke posisi 4.263,75. Indeks Nasdaq menanjak 1,35 persen ke posisi 13.236,01.

Pada indeks S&P 500,sektor konsumsi menjadi sektor saham dengan kinerja terbaik. Indeks S&P 500 naik sekitar 2 persen.Saham Tesla dan Norwegia Cruise Line memimpin kenaikan yang masih-masing naik 5,9 persen dan 3,8 persen.

Sektor saham energi membukukan kinerja terburuk seiring koreksi harga minyak alami penurunan terbesar sejak September 2022. Saham Devon Energy dan Marathon Oil masing-masing turun 5 persen. Saham SLB dan Halliburton turun lebih dari 4 persen.

 

 


Imbal Hasil Obligasi

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Pergerakan wall street pada Rabu pekan ini mengikuti rilis data pekerjaan terbaru. ADP menyebutkan ada tambahan 89.000 daftar gaji swasta pada bulan lalu. Angka itu di bawah perkiraan Dow Jones sebesar 160.000 dan kurang dari penambahan gaji yang direvisi naik 180.000 pada Agustus 2023.

Imbal hasil obligasi AS sedikit melemah dari posisi tertinggi pada 2007. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun terakhir diperdagangkan di posisi 4,735 persen.

“Kapan pun Anda memiliki momentum besar dalam satu arah, akan ada hari-hari di mana Anda dapat sedikit penangguhan hukuman dan dalam hal ini, Anda  mendapat penangguhan dan suku bunga dan saham. Tren yang lebih luas sebenarnya menggunakan sisi negatifnya,” ujar Analyst Investment Strategist Baird, Ross Mayfield.

Suku bunga yang lebih tinggi telah meningkatkan kekhawatiran resesi dan mendorong suku bunga hipotek mendekati 8 persen. Akibatnya, permintaan hipotek turun ke level terendah sejak 1996.

“Pasar terseret suku bunga. Kami melihat perbedaan besar antara pendapatan tetap dan saham,” ujar Harris Financial Group Managing Partner Jamie Cox.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya