Liputan6.com, Jakarta - Saat investasi ada sejumlah istilah yang mungkin masih terasa asing bagi investor pemula di pasar modal. Sisi lain, istilah tersebut sudah tidak asing lagi bagi investor lama dan trader.
Adapun salah satu istilah yang sering muncul di pasar modal yaitu reversal. Mengutip laman Pluang, Minggu, (17/12/2023), reversal berarti perubahan tren harga suatu aset. Akan tetapi, reversal bukan mengacu pada satu arah harga tertentu. Hal ini lantaran reversal dapat mencerminkan kondisi di mana arah harga berubah dari uptrend menjadi downtrend, demikian juga sebaliknya.
Uptrend berarti tren yang memperlihatkan kenaikan harga aset yang tercermin dari hadirnya titik harga baru dan titik terendah baru yang lebih tinggi. Sedangkan downtrend adalah tren yang menunjukkan penurunan harga aset yang terlihat dari timbulnya titik harga puncak yang lebih rendah dan titik terendah baru yang lebih rendah dari sebelumnya. Perubahan satu pola harga ke pola itu disebut dengan reversal.
Advertisement
Reversal ini berbasis pada arah tren harga secara keseluruhan. Ini berarti reveral tidak didasarkan pada kejadian perubahan harga dalam satu atau dua periode dalam grafik harga saja.
Melihat kondisi itu, trader juga memanfaatkan analisis teknikal yakni moving average (MA), oscillator dan channel untuk melacak reversal dalam tren harga.
Reversal dapat terjadi di perdagangan intra hari dan bahkan terjadi dalam rentang waktu harian, mingguan dan tahunan. Reversal terjadi dalam kerangka waktu berbeda-beda yang dianggap relevan oleh trader.
Memahami Reversal
Reversal termasuk peristiwa harga penting yang tak boleh dilewatkan trader. Hal ini lantaran mencerminkan perubahan aksi harga atau price actions yang dilakukan trader lainnya.
Contohnya, jika tren sebuah harga aset berubah dari uptrend menjadi downtrend, ada indikasi pelaku pasar melakukan aksi jual. Trader dapat menggunakan sinyal-sinyal tersebut untuk ikut menjual dan menahan asetnya, tergantung hasil analisis teknikal yang dimanfaatkan.
Trader dapat memanfaatkan reversal untuk menentukan waktu keluar dan masuk pasar. Hanya saja kemunculkan satu pola reversal bukan berarti mengindikasikan trader perlu melakukan satu aksi tertentu.
Bagaimana Cara Ketahui Sinyal Reversal?
Berikut indikator teknikal yang memperlikan sinyal reversal seperti dikutip dari laman Pluang:
1.Moving Average (MA)
Indikator MA adalah salah satu indikator trading yang umum digunakan trader melihat reversal. Lantaran indikator ini terbilang cukup mudah digunakan dan trader dapat membaca artinya dengan mudah.
Untuk melihat reversal dalam MA, trader melihat apakah garis harga berada di atas atau bawah garis MA. Jika garis harga melaju ke bawah garis MA, ada kemungkinan tren harga berubah dari uptren menjadi downtrend, begitu juga sebaliknya.
2.Bollinger Bands
Bollinger Bands merupakan indikator teknikal yang menggambarkan pergerakan harga suatu aset. Indikator ini terdiri dari tiga garis utama yakni garis atas, tengah dan bawah. Garis tengah merupakan garis MA harga aset itu sementara dua garis lainnya mencerminkan standar deviasi harga aset.
Advertisement
Indikator MACD
Biasanya trader melihat tren bullish ketika garis harga bergerak di antara garis tengah dan garis atas Bollinger Bands. Sementara itu, tren bearish terjadi ketika garis harga melintang ke bawah garis terbawah dari Bollinger bands.
Sehingga sinyal reversal terjadi ketika harga bergerak naik ke atas atau ke bawah dari garis tengah Bollinger bands.
3,Moving Average Convergence Divergence (MACD)
MACD merupakan indikator oscillator yang dikembangkan dari dua garis indikator utama. Garis pertama adalah garis MACD yang umumnya didapatkan dari mengurangi exponential moving average (EMA) dalam kurun 12 sesi dengan EMA dengan kerangka waktu 26 sesi.
Trader memakai MACD demi menentukan waktu masuk dan keluar pasar. Akan tetapi, jika diaplikasikan dengan tepat, MACD dapat digunakan untuk melacak reversal. Pada MACD, reversal terjadi saat satu garis MA melintasi garis MA lainnya.
Trivia Saham: Kenali Investasi dan Spekulasi di Pasar Modal
Sebelumnya diberitakan, investor dan pelaku pasar mengambil risiko yang diperhitungkan saat mencoba keuntungan dari transaksi di pasar modal.
Tingkat risiko yang diambil dalam transaksi ini perbedaan utama antara investasi dan spekulasi. Saat seseorang memakai uang dengan harapan hasilkan keuntungan, mereka berinvestasi.
Dalam skenario ini, usaha tersebut mendasarkan keputusan pada penilaian wajar yang dibuat setelah dilakukan riset menyeluruh terhadap usaha yang dilakukan sehingga memiliki peluang keberhasilan yang baik.
Dikutip dari Investopedia, ditulis Minggu (3/9/2023), bagaimana jika seseorang yang sama keluarkan uang untuk suatu usaha yang menunjukkan kemungkinan kegagalan tinggi. Dalam hal ini, mereka spekulasi. Keberhasilan dan kegagalan terutama bergantung pada peluang atau kekuatan atau peristiwa eksternal yang tidak dapat dikendalikan.
Perbedaan utama antara investasi dan spekulasi adalah besarnya risiko yang diambi. “Spekulasi berisiko tinggi biasanya mirip judi, sedangkan investasi berisiko rendah memakai dasar fundamental dan analisis,” demikian dikutip dari Investopedia.
Investasi
Investasi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk misalkan melalui investasi di produk keuangan. Produk investasi itu antara lain saham, obligasi, exchange trade fund (ETF), reksa dana dan berbagai produk keuangan lainnya.
Investor berharap memperoleh pendapatan dan keuntungan melalui pengembalian modal yang memuaskan dengan mengambil risiko rata-rata atau di bawah rata-rata.
Advertisement
Investasi Jangka Panjang
Pendapatan dapat berupa aset dasar yang nilainya naik, dividen berkala dan pembayaran bunga atau pengembalian penuh modal yang dikeluarkan.
Seringkali, investasi adalah tindakan membeli dan menahan suatu aset untuk jangka panjang. Untuk diklasidikan sebagai kepemilikan jangka panjang, investor harus memiliki aset itu setidaknya selama satu tahun.
Misalkan ketika investasi, seseorang mempertimbangkan saham perusahaan multinasional besar yang stabil. Perusahaan ini mungkin membayar dividen secara konsisten meningkat setiap tahun. Di sisi lain mungkin memiliki risiko bisnis yang rendah.
Seorang investor dapat memiliki investasi di perusahaan ini dalam jangka panjang untuk mendapatkan pengembalian modal yang memuaskan sambil mengambil risiko relatif rendah.
Investor Pakai Analisis Fundamental dan Teknikal
Selain itu, investor dapat memilih investasi di perusahaan ini dalam jangka panjang untuk mendapatkan pengembalian modal yang memuaskan sambil mengambil risiko relatif rendah. Selain itu, investor dapat menambahkan beberapa perusahaan serupa di industri yang berbeda dalam portofolionya untuk diversifikasi dan menurunkan risiko lebih lanjut.
“Analisis dan riset adalah bagian dari proses investasi. Ini melibatkan evaluasi berbagai aset, sektor dan pola atau tren yang terjadi di pasar,”
Selain itu, investor dapat memakai analisis fundamental dan tenikal untuk memilih strategi investasi atau merancang portofolionya.
Dengan memakai analisis fundamental, investor dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi valuasi mulai dari faktor mikro hingga makro ekonomi.
Sedangkan analisis teknikal memakai tren statistik yakni harga dan volume untuk menemukan peluang di pasar.
Penjelasan Spekulasi
Sementara itu, spekulasi adalah tindakan memasukkan dana dalam usaha dengan kemungkinan gagal tinggi.
“Berspekulasi mencari keuntungan yang sangat tinggi dari taruhan yang dapat hasilkan keuntungan tertentu. Meski spekulasi disamakan dengan judi. Hal ini tidak sepenuhnya sama, karena spekulan mencoba membuat keputusan yang tepat mengenai arah perdagangan mereka,” demikian dikutip dari Investopedia.
Namun, risiko spekulatif yang melekat dalam transaksi itu cenderung jauh di atas rata-rata.
Traders atau pelaku pasar membeli produk sekuritas dengan pemahaman sekuritas itu hanya akan disimpan dalam waktu singkat sebelum dijual. “Mereka (traders-red) mungkin sering berpindah masuk dan keluar dari suatu posisi,”
Investopedia mencontohkan, perdagangan spekulatif. Misalkan, sebuah perusahaan tambang baru yang bergejolak dan memiliki peluang sama dalam jangka pendek untuk alami kenaikan harga. Hal ini karena penemuan tambang emas baru atau alami kebangkrutan.
“Tanpa ada kabar dari perusahaan, investor akan cenderung hindari perdagangan berisiko tersebut. Namun, sejumlah spekulan mungkin percaya kalau perusahaan tambang ema situ akan dapatkan emas dan mungkin beli saham berdasarkan firasat. Firasat ini dan aktivitas selanjutnya yang dilakukan investor disebut spekulasi,”
Perdagangan spekulatif memanng memiliki kelemahan. Ketika harapan pertumbuhan dan pergerakan harga suatu kelas aset atau sektor tertentu meningkat, nilainya akan naik. Ketika ini terjadi, volume perdagangan meningkat yang pada akhirnya menyebabkan bubble.
Hal ini terjadi pada gelombung dotcom. Investasi pada perusahaan internet tumbuh secara eksponensial pada akhir 1990-an dengan valuasi yang meningkat pesat. Pasar ambruk setelah 2001 menyebabkan perusahaan teknologi besar kehilangan sebagian besar valuasinya dan banyak perusahaan lain yang tersingkir.
Advertisement