Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan berbagai langkah dan kebijakan yang penting dilakukan untuk memaksimalkan potensi perekonomian domestik yang masih besar.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menuturkan, untuk memaksimalkan potensi domestik yang luar biasa itu, OJK terus berupaya meningkatkan integritas, kredibilitas dan good governance pasar dan seluruh ekosistem pasar modal. Langkah itu antara lain dilakukan melalui percepatan penyelesaian pemeriksaan dan pengaturan sanksi terintegrasi untuk lembaga jasa keuangan.
Baca Juga
"Hal penting lain adalah memberikan perlindungan investor dan masyarakat di antaranya dengan pengawasan perilaku pelaku usaha jasa keuangan atau market conduct,” kata Mahendra dalam acara Peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2024 di Jakarta, Selasa (2/1/2023).
Advertisement
Menurut ia, seluruh anomali di pasar saham Indonesia termasuk pergerakan harga saham yang tidak normal pasti akan dikaji, dianalisis dan dipantau ketat. Sehingga dijamin tidak terjadi pelanggaran pada peraturan yang berlaku.
Mahendra menuturkan, perkembangan ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian semakin menuntut integritas dan governansi pasar tentu termasuk OJK selaku regulatornya.
“Sebab penggalangan dana dan pembiayaan ke depan akan semakin mengandalkan kemampuan dalam negeri kita yang semakin besar yang hanya akan terjadi jika disertai dengan peningkatan integritas, kredibilitas dan governansi pasar, serta perlindungan konsumen yang dijamin,” imbuhnya.
Kinerja pasar modal secara year to date masih mencatatkan pertumbuhan yang positif antara lain ditunjukan dengan perkembangan tren pasar saham dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus bertumbuh positif.
Kinerja IHSG
Per 29 Desember 2023, IHSG ditutup pada posisi 7.272,80 poin atau secara year to date tumbuh sebesar 6,16 persen dan merupakan yang tertinggi kedua setelah Vietnam jika dibandingkan dengan seluruh kinerja bursa ASEAN. Nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp11.674 triliun atau secara ytd tumbuh sebesar 22,90 persen.
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) ditutup pada 212,64 poin atau terkoreksi sebesar -2,33 persen ytd dibandingkan posisi per 30 Desember 2022 sebesar 217,73 poin. Sementara kapitalisasi pasarnya tercatat sebesar Rp6.146 triliun atau meningkat sebesar 28,41 persen (ytd) apabila dibandingkan posisi per ,30 Desember 2022 sebesar Rp4.786,02 triliun.
Sementara itu, jumlah SID per 28 Desember 2023 mencapai 12,16 juta, atau meningkat hampir 5 kali lipat dalam 4 tahun terakhir. Mayoritas masih didominasi oleh investor berusia di bawah 40 tahun dengan total kepemilikan sebesar 79,16 persen dari total SID.
Penghimpunan dana di pasar modal melalui penawaran umum terus meningkat. Sampai 29 Desember 2022, OJK telah mengeluarkan surat pernyataan efektif atas pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum untuk 222 penawaran umum yang terdiri dari 77 penawaran umum perdana saham, 25 penawaran umum terbatas, 120 penawaran umum efek bersifat utang dan sukuk, dengan total keseluruhan nilai hasil penawaran umum sebesar Rp255,21 triliun jauh di atas target Rp200 triliun dari 2023. Dari 222 kegiatan penawaran umum tersebut, 80 di antaranya adalah emiten baru.
Penghimpunan dana melalui Securities Crowdfunding (SCF) juga terus bertambah. SCF telah berhasil dimanfaatkan oleh 494 pelaku UKM dengan total dana yang dihimpun sebesar Rp1.043,81 miliar dari 168.068 pemodal melalui 16 platform penyelenggara SCF. ICBI tumbuh sebesar 8,63 persen dari 31 Desember 2022 sebesar 344,85 menjadi 374,61.
Advertisement
Apresiasi dari Wapres Ma'ruf Amin
Di samping itu, Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin menyampaikan apresiasi atas pencapaian positif kinerja pasar modal Indonesia dan optimistis prestasi tersebut dapat ditingkatkan melalui berbagai strategi kebijakan yang tepat sehingga mampu berkinerja lebih cerah pada 2024.
"Keberhasilan kinerja Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak terlepas dari sinergi semua pemangku kepentingan dan lembaga otoritas, termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK), melalui peningkatan kualitas produk dan layanan, serta penguatan ekosistem Pasar Modal Indonesia,” kata Wapres.
Ia menyampaikan tiga arahan penting dalam rangka memajukan pasar modal Indonesia yaitu dengan meningkatkan inovasi dan pemanfaatan teknologi digital dalam layanan kepada para investor di pasar modal, mengoptimalkan dan mengembangkan potensi pembiayaan melalui pasar modal dengan peningkatan literasi kepada masyarakat, serta terus memperluas jejaring dan sinergi pemangku kepentingan guna mendorong peningkatan perdagangan saham di BEI.
OJK Ungkap Penyebab Investor Asing Kabur dari Pasar Modal
Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai masih ada potensi aksi beli atau net buy dari investor asing pada 2024. Ini mengingat, aksi jual bersih (net sell) investor asing bergantung pada situasi global.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menjelaskan, sentimen global akan memberikan pengaruh terhadap posisi asing dalam memilih langkah beli atau jual. Misalnya, pada pertengahan tahun lalu aksi jual terbilang tinggi, tetapi memasuki akhir tahun investor asing mencatatkan aksi beli kembali di pasar modal.
"Kalau kita lihat di tahap 2023 pertengahan tahun terlihat aspek selling tinggi tapi penghujung tahun kembali buying tapi memang kondisi global dianggap atau diharapkan investor internasional lebih stabil. Kalau itu sudah stabil memang maka peluang kondisi net buy dari resident investor akan lebih tinggi," kata Mahendra saat ditemui di Jakarta, Selasa (2/1/2023).
Di samping itu, ia mengungkapkan, investor domestik juga harus ditingkatkan. Sebab, dibandingkan dengan potensi yang cukup besar, investor domestik jumlahnya masih kecil.
"Namun yang juga menjadi catatan dari pelajaran itu adalah basis utamanya adalah investor dalam negeri harus ditingkatkan. Walaupun sudah mencapai rekor tertinggi di atas 12 juta tapi dibandingkan potensinya masih kecil," kata dia.
Dalam rangka menggenjot jumlah investor domestik di pasar modal, OJK menyebutkan kunci utamanya adalah integritas, kredibilitas, dan Good Corporate Governance (GCG) serta perlindungan konsumen terhadap seluruh pelaku pasar modal Indonesia.
Total investor di pasar modal Indonesia kini telah mencapai 12,16 juta atau meningkat 5 kali lipat dalam 4 tahun terakhir, dengan mayoritasnya didominasi investor bawah 40 tahun.
Advertisement