Outflow Asing Mereda, Saham-Saham Ini Bisa Dipelototi

Penurunan nilai outflow dapat mengindikasikan bahwa mayoritas tekanan jual telah terealisasi dan jangka pendek ada potensi muncul demand baru, terlebih melihat IHSG yang saat ini juga sudah dekat area support 7.000.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 18 Nov 2024, 12:55 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2024, 12:55 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Perdagangan pasar pekan ini dibayangi sentimen The Fed yang mengisyaratkan untuk menahan suku bunga acuan. Selain itu, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), David Kurniawan menyebutkan sentimen lain yang mewarnai perdagangan saham 18-22 November 2024 adalah Asia Makro update dan pergerakan investor asing.

David menjelaskan, isyarat The Fed menahan suku bunga merujuk pada pernyataan Powell sehari setelah rilis data inflasi AS pada Oktober 2024 yang naik ke level 2,6% YoY dibanding September 2024, dan inflasi 2,4% YoY. Kondisi tersebut mengakhiri tren penurunan inflasi dalam 6 bulan sebelumnya.

"Powell menegaskan bahwa The Fed masih menganggap inflasi berada pada jalur yang sustainable menuju level target 2%, sehingga memungkinkan bank sentral AS untuk menggerakkan tingkat suku bunga ke level yang lebih netral, yang mana tidak merangsang maupun membatasi pertumbuhan ekonomi," kata David dalam keterangan resmi, Senin (18/11/2024).

Ada pula sentimen Asia makro update, di mana Bank Sentral Tiongkok sebagian besar diperkirakan akan mempertahankan suku bunga (tidak berubah) setelah pemangkasan agresif dari keputusan bulan lalu. Hal itu karena lonjakan baru Dollar AS menekan Yuan dan membatasi kelonggaran untuk kebijakan yang lebih longgar di daratan.

Terakhir sentimen pergerakan investor asing, dimana selama seminggu terakhir investor asing mencatatkan net sell 4,2 triliun di pasar reguler dengan penjualan terbesar di saham BBRI, BBCA, TLKM, ADRO, dan BMRI.

"Meskipun begitu kami melihat bahwa nilai penjualan asing mulai mengecil ke level 517 miliar Rupiah di perdagangan akhir Jumat kemarin. Penurunan nilai outflow ini dapat mengindikasikan bahwa mayoritas tekanan jual telah terealisasi dan jangka pendek ada potensi muncul demand baru, terlebih melihat IHSG yang saat ini juga sudah dekat area support 7.000," ulas David.

Rekomendasi Saham

Awal Ramadan IHSG Ditutup Menguat
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi signifikan dalam sepekan terakhir. Pada periode 11-15 November 2024 lalu IHSG merosot hingga sebesar -1,73 persen alias ambles ke level 7.168. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berkaca pada sentimen menarik yang menandakan investor asing sudah price-in, PT Indo Premier Sekuritas merekomendasikan saham-saham ini untuk dicermati selama periode pekan ini hingga Jumat, 22 November 2024:

1. Buy ASII

  • Current Price: 4.940
  • Entry: 4.940
  • Target Price: 5.200 (+5,06%)
  • Stop Loss: < 4.840 (-2,02%)
  • Risk to Reward Ratio = 2 : 2,5).

Emiten ini layak buy melihat rilis kinerja ASII yang mencatatkan laba bersih yang kuat pada 3Q24 sebesar 10 triliun Rupiah (+21% YoY, +19% QoQ) bahkan melampaui ekspektasi pasar. Di sisi lain, meskipun investor asing melakukan penjualan sekitar Rp 4,2 triliun di pasar reguler, investor asing tetap mencatatkan net foreign flow di saham ASII sebesar Rp 42 miliar di pasar reguler.

2. Buy on Breakout BIRD

  • Current Price: 2.070
  • Entry: 2.150
  • Target Price: 2.330 (+8,37%)
  • Stop Loss: < 2.070 (-3,72%)
  • Risk to Reward Ratio = 1 : 2,25.

Emiten ini meraup laba bersih sebesar Rp 442 miliar hingga kuartal III-2024. Realisasi ini naik 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy). Di dari sisi teknikal terlihat BIRD bergerak dalam fase uptrend dan ada potensi untuk breakout dari flag pattern, di mana ini merupakan bullish continuation.

3. Buy on Pullback BREN

  • Current Price: 6.900
  • Entry: 6.600 - 6.725
  • Target Price: 7.275 (+10,23%)
  • Stop Loss: < 6.325 (-4,17%)
  • Risk to Reward Ratio = 1 : 2,27.

Melihat perkembangan zaman yang mengarah ke green energy BREN menjadi salah satu pilihan yang menarik untuk dikoleksi. Hal ini juga sejalan dengan program pemerintah yaitu swasembada energi, dimana BREN memiliki hak untuk memasok uap panas bumi ke banyak perusahaan dan salah satunya adalah PT Pertamina Geothermal Energy.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

Gerak IHSG Sepekan Kemarin

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Pengunjung mengambil foto layar indeks harga saham gabungan yang menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Sebelumnya, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin.(Liputan6.com/Faizal Fanani)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi signifikan dalam sepekan terakhir. Pada periode 11-15 November 2024 lalu IHSG merosot hingga sebesar -1,73 persen alias ambles ke level 7.168 pada akhir perdagangan Jumat, 15 November 2024.

David menerangkan, koreksi IHSG dipengaruhi 2 top losers IDX CYCLICAL dan IDX PROPERTY. IDX CYCLICAL terkoreksi - 5,77%. Koreksi saham-saham dengan weighting yang cukup besar seperti FILM, MSIN dan MAPI membuat IDX CYCLICAL turun cukup dalam. Sementara itu, IDX PROPERTY anjlok sebesar - 4,28%.

Saham PANI terkoreksi cukup dalam seminggu terakhir. David menegaskan The Fed yang mengisyaratkan untuk menahan suku bunga akan mengurangi flow ke sektor properti. Menariknya, di tengah tekanan pada IHSG, IDX TECHNO justru moncer karena menjadi top gainers dengan penguatan sebesar + 9,70% karena ditopang kenaikan saham MLPT kurang lebih sebesar 110%.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya