Liputan6.com, Jakarta Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan menjadi salah satu poin penting dalam tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs) yang digaungkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berusaha mewujudkan dunia usaha yang berbasis pada kesetaraan gender. Sebagai perusahaan pertambangan batubara terbesar di Indonesia, BUMI melalui unit usaha PT Kaltim Prima Coal (KPC) memegang teguh nilai “gender equality” dalam proses rekrutmen, jenjang karir dan penempatan tenaga kerja.
Baca Juga
“Rekrutmen dan jenjang karir karyawan di KPC berdasarkan kompetensi dan kualifikasi, bukan pada jenis kelamin. Sistem dan prosedur yang diterapkan adalah memberikan kesempatan karyawan untuk bekerja dan berkarir tanpa membedakan gender,” kata President Director BUMI Adika Nuraga Bakrie dalam keterangannya, Selasa (20/2/2024).
Advertisement
Kebijakan ini menurutnya terbukti dengan banyaknya karyawan perempuan yang menempati berbagai posisi mulai dari level pekerja lapangan (operator armada tambang) hingga level manajemen seperti Superintendent dan Manager.
Saat ini terdapat 167 orang pekerja perempuan KPC di level Operator. Sebanyak 6 orang operator perempuan ini telah menunjukkan prestasi tertinggi sehingga diikut-sertakan dalam kompetisi “the best operator” tingkat Asia sejak tahun 2015 lalu.
“Keberhasilan tersebut membuktikan bahwa BUMI dan unit usaha telah merealisasikan kebijakan penghormatan Hak Asasi Manusia (HAM) BUMI versi 1.0 untuk mengangkat harkat dan martabat perempuan yang selama ini dinilai rentan atas pelanggaran HAM. Kami bangga dengan prestasi ini, karena sebanyak 90 persen operator perempuan di KPC telah bekerja menjadi operator dalam kurun waktu lebih dari 10 tahun, bahkan ada di antara mereka yang memiliki masa kerja di atas 25 tahun,” jelas Adika.
Kesempatan Sama
Hal tersebut menurutnya membuktikan bahwa KPC memberi kesempatan sama kepada para pekerjanya. Prestasi yang luar biasa juga bisa dilihat dari catatan data keselamatan.
Sejak dibukanya kesempatan operator perempuan, hingga saat ini belum ada catatan mereka yang terlibat dalam Lost Time Injury (LTI).
Pertambangan identik dengan maskulinitas yang didominasi oleh pekerja laki-laki. Ketimpangan gender kerap terjadi di sektor tambang, tidak hanya dari segi jumlah pekerja namun juga dari upah dan perlakuan di tempat kerja. Perempuan dianggap sosok yang lebih lemah dibanding laki-laki.
Keberadaan pekerja perempuan yang berdaya di area tambang batubara, terbilang langka, dan menempatkan posisi perempuan setara dengan laki-laki.
Advertisement