Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Waskita Karya Tbk (WSKT) menyampaikan perkembangan restrukturisasi Perseroan. Tercatat utang induk mencapai Rp 41,2 triliun.
Utang tersebut terdiri dari perbankan, penjaminan atas kredit modal kerja (PMK) dan obligasi non penjaminan. Jumlah utang perbankan hampir mencapai Rp 26,3 triliun, penjaminan KMK Rp 5,2 triliun dan obligasi non penjaminan Rp 4,7 triliun.
Baca Juga
“Progres update restrukturisasi Waskita Karya posisi untuk per Desember 2023 memang utang induk Rp 41,2 triliun,” tutur Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Hanagroho seperti dikutip dari Antara, ditulis Rabu (20/3/2024).
Advertisement
Adapun Waskita Karya membutuhkan waktu hingga 17 tahun atau pada 2039 untuk dapat membayar utang itu dengan kemampuan bayar bunga hingga 3,7 persen.
Hanagroho menuturkan, Waskita Karya memiliki tiga sumber dana untuk menyelesaikan utang antara lain divestasi Rp 35 triliun yang mewakiliki 80 persen dari total sumber pelunasan utang, proyek eksisting sebesar Rp 8 triliun dan margin proyek baru Rp 4 triliun.
Secara fundamental Waskita telah melakukan proses renegosiasi kepada perbankan maupun pemegang obligasi untuk melunasi utangnya. Hanagroho mengatakan, negosiasi tersebut telah mengerucut pada kesepakatan. Selama hampir satu tahun, Waskita masih berada dalam posisi stand still atau penghentian sementara pembayaran kewajiban keuangan kepada kreditur untuk perbankan.
"Target dari progres restrukturisasi perbankan terutama untuk master restructuring agreement (MRA), kita targetkan signing ini dapat dilakukan pada April 2024. Selain itu juga kita ada negosiasi kepada pemegang obligasi non-penjaminan yang ada di market sebesar Rp4,7 triliun," ujar Hanagroho.
Pada Januari 2024, Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo menuturkan, proses restrukturisasi utang atau Master Restructuring Agreement (MRA) PT Waskita Karya Tbk masih belum rampung.
Sigit menyebut, proses persetujuan MRA ini melibatkan semua lenders di perbankan maupun (pemegang) obligasi atau sukuk, dengan harapan diperolehnya skema restrukturisasi kredit yang terbaik. Namun demikian, proses restrukturisasi utang Waskita Karya berjalan dengan baik. Pihak Bank Mandiri akan terus mengawasi serta melaksanakan evaluasi ketat terhadap berjalannya proses restrukturisasi.
Waskita Karya Kebut 7 Proyek IKN pada Semester I 2024
Sebelumnya diberitakan, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) berkomitmen menyelesaikan tujuh proyek di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada semester I 2024.
Tujuh proyek IKN tersebut adalah Jalan Logistik Lingkar Sepaku Segmen 4, Tol IKN Segmen 5A, Sekretariat Presiden dan bangunan pendukung, Kementerian Koordinator 3, Kementerian Koordinator 4, IPAL 123, dan Saluran Utilitas Terpadu (MUT) - 01.
Direktur Utama Waskita Karya, Muhammad Hanugroho mengatakan, komitmen ini sejalan dengan rencana pemerintah untuk mulai memindahkan Aparatur Sipil Negara (ASN) ke IKN pada Juli 2024.
"Waskita Karya sebagai salah satu BUMN yang bergerak di bidang infrastruktur berkomitmen untuk terus mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia. Melalui pembangunan proyek IKN, Waskita Karya turut mendukung pemerintah dalam menarik lebih banyak investasi di IKN dengan melengkapi sarana dan prasarana di IKN," ujar Hanugroho dalam keterangan resmi, Jumat (19/1/2024).
Dia menambahkan, secara total Waskita Karya mengerjakan 12 proyek di IKN senilai Rp 13,6 triliun. Dua belas proyek tersebut, antara lain Jalan Akses Lingkar Sepaku Seksi 4 senilai Rp 139 miliar, Jalan Tol IKN Segmen 5A senilai Rp 1,12 triliun, Gedung Sekretariat Negara senilai Rp 1,35 triliun, Gedung Kemenko 3 senilai Rp 403 miliar.
Kemudian Gedung Kemenko 4 senilai Rp 735 miliar, IPAL 1,2,3 KIPP IKN senilai Rp 447 miliar, Jalan Feeder District IKN senilai Rp 644 miliar, Rumah Susun ASN 3 senilai Rp 1,13 triliun, Jalan Nasional IKN Seksi 6C-1 senilai Rp 539 miliar, dan MUT-01 senilai Rp 158 miliar, Jalan Tol IKN Segmen 3B-2 senilai Rp 533 miliar dan Jalan Akses Bandara VVIP IKN.
Advertisement
Percepat Pembangunan Proyek
"Komitmen Waskita Karya untuk mempercepat pembangunan proyek ini juga sejalan dengan harapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melaksanakan upacara peringatan HUT RI 17 Agustus 2024 di Ibu Kota Nusantara," kata Hanugroho.
Hanugroho menambahkan, sektor infrastruktur masih akan berpotensi mengalami pertumbuhan seiring dengan kebutuhan infrastruktur yang masih tinggi di Indonesia dan untuk mendukung pembangunan serta pertumbuhan ekonomi nasional. Ke depan, Waskita Karya berkomitmen akan terus mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Per Januari 2024, Waskita Karya mencatat kemajuan progress proyek yang dikerjakan di IKN dibandingkan September 2023 lalu. Dengan rincian Jalan Akses Lingkar Sepaku Seksi 95,23 persen, Jalan Tol IKN Segmen 5A 76,20 persen.
Selain itu, Gedung Sekretariat Negara 55,04 persen, MUT-01 56,12 persen, Gedung Kemenko 3 50,98 persen, Gedung Kemenko 4 50,65 persen, Jalan Feeder District IKN 44,06 persen, Rumah Susun ASN 3 26,83 persen, IPAL 1,2,3 KIPP IKN 14.65 persen, Jalan Nasional IKN Seksi 6C-1 0,75 persen, Jalan Tol IKN Segmen 3B-2 dan Jalan Akses Bandara VVIP IKN yang baru saja tanda tangan kontrak Januari ini.
Waskita Karya Bidik Pendapatan Rp 14 Triliun pada 2024
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menargetkan pendapatan Rp 14 triliun. Pendapatan itu mempertimbangkan sentimen pemilihan umum (pemilu) tahun depan dan perkiraan nilai kontrak baru (NKB) 2024.
"NKB sampai November 2023 mencapai Rp 14,4, kita targetkan di akhir 2023 Rp 16 triliun. Jadi kami optimis di 2024 NKB sekitar Rp 17 triliun... Dari situ, pendapatan usaha kita harapkan sekitar Rp 14 triliun," kata Direktur Pengembangan Bisnis Waskita Karya (Persero) Tbk, Rudi Purnomo dalam paparan publik, Kamis (21/12/2023).
Rudi menjelaskan, NKB 2024 akan kembali pada model konvensional. Melalui model tersebut, perseroan akan mengantongi uang muka dan pembayaran proyek dilakukan secara bulanan (monthly payment), sehingga cash flow perseroan bisa terjaga.
"Untuk target laba bruto di proyek-proyek baru kita range sekitar 9-10 persen. Karena tahun depan tahun politik, kita realistis terutama untuk pencapaian proyek baru maupun dalam memproduksi pendapatan," imbuh dia.
Hingga November 2023, perseroan mencatatkan nilai kontrak baru Rp 14,4 triliun. Perolehan kontrak tersebut selisih tipis dibandingkan raihan pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 14,8 triliun.
Dari sisi keuangan, perseroan membukukan pendapatan Rp 7,8 triliun hingga kuartal III 2023, turun dari raihan pada periode yang sama sebesar Rp 10,3 triliun. Pada periode ini, perseroan membukukan rugi bersih Rp 3,2 triliun, berbanding terbaik dari kuartal III tahun lalu di mana perseroan masih membukukan laba bersih Rp 0,6 triliun.
Advertisement