Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) telah menerima sebagian realisasi pembayaran atas pekerjaan LRT Jabodebek Fase I pada April 2024. Total nilai yang diterima perseroan pada pembayaran kali ini sebesar Rp 4,1 triliun untuk pekerjaan Stasiun dan Depo LRT Jabodebek Fase 1 oleh Pemerintah melalui PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Secara keseluruhan, ADHI telah menerima pembayaran atas pembangunan prasarana LRT Jabodebek senilai Rp 23,3 triliun dari nilai kontrak Rp 25,5 triliun. Dari total yang sudah dibayarkan, termasuk pembayaran baru yang senilai Rp 4,1 triliun dan Rp 19,1 triliun yang dibayar pada Desember 2023.
“Dengan realisasi lagi sebesar Rp 4,1 triliun ini, berarti sisanya ada Rp 2,2 triliun,” ujarnya dalam konferensi pers usai RUPST, Senin (1/3/2024).
Advertisement
Pembayaran tersebut dilakukan setelah diselesaikannya seluruh pekerjaan LRT Jabodebek mulai dari perencanaan desain, pembangunan struktur, hingga pembangunan stasiun dan fasilitasnya. LRT Jabodebek memiliki tiga lintas pelayanan yaitu Cawang–Cibubur, Cawang–Dukuh Atas, dan Cawang–Bekasi Timur dan telah diresmikan oleh Joko Widodo pada 27 Agustus 2023. Pembayaran atas proyek LRT Jabodebek ini akan meningkatkan likuiditas dan memperkuat arus kas operasi ADHI ke depannya.
ADHI telah dan senantiasa berpartisipasi dalam berbagai Proyek Strategis Nasional, seperti dalam Pembangunan Trans Jawa untuk Tol Cisumdawu, hingga Tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo, serta dalam Pembangunan Trans Sumatera untuk Tol Sigli-Banda Aceh serta Jalan Lintas Timur Sumatera.
ADHI turut berperan dalam pembangunan infrastruktur IKN Nusantara, melalui pembangunan Hunian Pekerja Konstruksi, Jalan Tol Kariangau-Karangjoang Seksi 3A, hingga Jembatan Pulau Balang dan Intake Sepaku. ADHI juga berhasil membuktikan diri sebagai champion of railway melalui beberapa proyek kereta, seperti LRT Jabodebek, MRT Jakarta Fase 2A, hingga mendapatkan proyek regional di Manila, Filipina untuk proyek North-South Commuter Railways.
Adhi Karyakini tengah menjadi pelopor konstruksi berbasis lingkungan dengan menjadi kontraktor pelaksana Pengolahan Sampah Terbesar di Indonesia, RDF Bantargebang dan mengembangkan pengelolaan lingkungan, FPLT Kawasan Industri di Medan.
Adhi Karya Bocorkan Perkembangan Merger dengan Brantas dan Nindya, Sejauh Mana?
Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian BUMN berencana memangkas BUMN karya menjadi hanya 3 entitas. Beberapa rencana peleburan, salah satunya adalah penggabungan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Brantas Abipraya, dan PT Nindya Karya.
Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Entus Asnawi Mukhson mengatakan pihaknya telah menerima pemberitahuan rencana tersebut dan saat ini sedang melakukan perhitungan valuasi.
"Kita sudah menerima surat persiapan, tapi masih sendiri-sendiri. Jadi kita untuk menyiapkan sendiri-sendiri, termasuk valuasi tapi sendiri saja. Jadi kalau waktunya ditetapkan turun segera, kami masing-masing sudah punya valuasi, sudah punya nilai-nilai market yang wajar," kata Entus dalam konferensi pers usai RUPS, Senin (1/4/2024).
Lebih lanjut, Entus mengatakan mekanisme perampingan kemungkinan akan bukan merger atau penggabungan usaha. Namun akan dalam bentuk holding dan sub holding. Untuk saat ini, Adhi Karya kemungkinan yang akan menjadi holding apabila tiga entitas itu bergabung.
"Jadi bukan merger, kalau ini ada induk dan anaknya. Induknya ya memang di antara tiga entitas ini yang ekuitasnya paling besar ADHI," kata Entus.
Advertisement
Upaya Merger
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan upaya merger atau konsolidasi perusahaan ini jadi salah satu upaya penyehatan BUMN Karya. Mengingat, salah satu tujuan transformasi yang dibawa Erick adalah membuat BUMN makin sehat.
Harapannya, pembagian tugas tadi tidak menjadikan BUMN Karya 'palugada'. Artinya, garapan proyek-proyek akan spesifik dilakukan sesuai dengan kategori dan kelasnya masing-masing.
"Entitas penggabungan Adhi Karya, Brantas Abipraya, dan Nindya Karya bakal fokus menggarap sektor Engineering, Procurement, Construction (EPC). Spesialisasinya akan diarahkan pada infrastruktur air, rel, dan beberapa hal senada lainnya.
"Ini yang kita lakukan sebenarnya konsolidasi sekaligus penyehatan," kata Erick Thohir.
Adapun BUMN Karya lain yang dilebur yakni Hutama Karya (HK) dan Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) yang akan difokuskan pada jalan tol, jalan non tol, gedung institusi, hingga residen komersial.
Lalu Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PP (Persero) Tbk (PTPP) akan fokus ke beberapa bidang seperti seaport, airport, tetapi dia juga akan tetap masuk di residential karena masih ada aset-aset yang tertinggal sebelumnya.