Penjualan Susut, Laba Adhi Karya Naik 17,98 Persen pada 2024

Pada tahun buku 2024, Adhi Karya membukukan beban usaha senilai Rp 925,96 miliar, naik dari Rp 878,8 miliar pada 2023. Sehingga laba usaha pada 2024 susut menjadi Rp 702,1 miliar dari Rp 1,44 triliun pada 2023.

oleh Pipit Ika Ramadhani Diperbarui 05 Mar 2025, 18:50 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2025, 18:50 WIB
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) (Foto: Adhi Karya)
PT Adhi Karya Tbk (ADHI) (Foto: Adhi Karya)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mengumumkan kinerja tahun buku 2024 yang berakhir pada 31 Desember 2024. Pada periode tersebut, perseroan berhasil membukukan pertumbuhan positif dari sisi laba meski pendapatan mengalami penurunan.

Pendapatan ADHI pada tahun buku 2024 tercatat sebesar Rp 12,35 triliun, turun 33,48 persen dibandingkan pendapatan usaha pada tahun buku 2023 yang tercatat sebesar Rp 20,07 triliun. Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan turun menjadi Rp 11,72 triliun pada 2024 dibanding Rp 17,75 triliun pada 2023. Alhasil, diperoleh laba kotor Rp 1,63 triliun, turun dari laba kotor tahun buku 2023 yang tercatat sebesar Rp 2,32 triliun.

Pada tahun buku 2024, perseroan membukukan beban usaha senilai Rp 925,96 miliar, naik dari Rp 878,8 miliar pada 2023. Sehingga laba usaha pada 2024 susut menjadi Rp 702,1 miliar dari Rp 1,44 triliun pada 2023.

Pada periode yang sama, perseroan membukukan bagian laba ventura bersama sebesar Rp 884,67 miliar. Kemudian bagian laba entitas asosiasi tercatat sebesar Rp 2,37 miliar. Bersamaan dengan itu, beban keuangan tercatat sebesar Rp 837,54 miliar, beban lainnya Rp 139,02 miliar, dan beban pajak penghasilan final Rp 305,83 miliar.

Laba Naik 17,98 Persen pada 2024

Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk tahun buku 2024 sebesar Rp 252,5 miliar. Laba itu naik 17,98 persen dibandingkan raihan pada 2023 yang sebesar Rp 214,02 miliar. Sehingga laba per saham dasar naik menjadi Rp 30,03 dari sebelumnya 25,46 per saham.

Aset sampai dengan 31 Desember 2024 turun menjadi Rp 35,04 triliun dari Rp 40,49 triliun yang dicatatkan pada akhir 2023. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 22,52 triliun dan aset tidak lancar Rp 12,52 triliun.

Liabilitas sampai dengan akhir 2024 turun menjadi Rp 25,37 triliun dibanding posisi akhir 2023 sebesar Rp 31,27 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek senilai Rp 20,05 triliun dan liabilitas jangka panjang RP 5,32 triliun.

Adapun ekuitas sampai dengan 31 Desember 2024 tercatat sebesar Rp 9,68 triliun. Ekuitas itu naik dibandingkan posisi akhir 2023 yang tercatat sebesar Rp 9,22 triliun.

Promosi 1

Adhi Karya Raih Kontrak Baru Rp 14,2 Triliun hingga September, dari Mana?

Proyek Pembangunan LRT Jabodebek
Pekerja menyelesaikan proyek kontruksi halte Light Rail Transit (LRT) di Jakarta, Selasa (8/12/2020). PT Adhi Karya (Persero) Tbk melaporkan penyelesaian proyek LRT Jabodebek secara keseluruhan sudah mencapai 79,52 persen. (merdeka.com/Imam Buhori)... Selengkapnya

Sebelumnya, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mengumumkan sejumlah capaian untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024. Pada periode tersebut, ADHI telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp 14,2 triliun.

Perolehan kontrak baru di September 2024 didapat dari pekerjaan proyek Gedung sebesar 46%, Sumber Daya Air sebesar 30%, sisanya Jalan & Jembatan, Properti, Manufaktur, dan EPC sebesar 24%.

Sedangkan jika diurai dari sumber pendanaan bersumber dari Pemerintah sebesar 54%, Loan sebesar 9%, BUMN/D sebesar 19% dan Swasta sebesar 18%. "Ditinjau dari lini bisnis, perolehan kontrak masih didominasi 90% dari lini Engineering & Konstruksi, 4% Property & Hospitality, 4% lini Manufaktur, dan Investasi & Konsesi sebesar 2%," ungkap Corporate Secretary Adhi Karya Tbk, Rozi Sparta dalam keterbukaan informasi Bursa, Minggu (27/10/2024).

Pada periode yang sama, ADHI membukukan pendapatan proyek Non-JO sebesar Rp 9,1 triliun yang dikontribusikan dari proyek infrastruktur seperti Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo, Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, dan beberapa proyek lainnya. Apabila ditambahkan dengan pendapatan JO, maka total pendapatan JO dan NJO di kuartal III 2024 yakni senilai Rp 17,0 triliun, tumbuh 13% yoy dari Rp 15,0 triliun pada kuartal III 2023.

"Menurut peraturan akuntansi, Perseroan tidak dapat mencatat pendapatan dari proyek JO secara langsung dalam laporan keuangan, melainkan hanya dapat mencatat bagian dari Laba Ventura Bersama," jelas Rozi.

 

Proyek IKN

Untuk pos Laba Ventura Bersama tumbuh sebesar dua kali dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 277,6 miliar pada kuartal III 2023 menjadi Rp 568,73 miliar pada kuartal III 2024 yang dikontribusikan dari proyek Pembangunan Rumah Susun Polri dan BIN IKN - Penajam Paser, MRT Jakarta Fase II, dan beberapa proyek lainnya. Sehingga dari sisi bottom line, ADHI mencetak laba sampai dengan September 2024 sebesar Rp 69,3 miliar atau tumbuh sebesar tiga kali dari laba bersih periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp 23,5 miliar.

"Peningkatan laba bersih ini mencerminkan kinerja yang solid, sekaligus menegaskan komitmen perusahaan untuk terus fokus pada pertumbuhan yang berkelanjutan di masa depan," kata Rozi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya