Jelang Lebaran, VKTR dan Gapura Angkasa Luncurkan Bus Listrik Ramah Lingkungan di Bandara Soetta

Dengan penyediaan 60 unit bus listrik oleh VKTR sejak Juni 2022 hingga April 2024, telah berhasil dicapai penghematan sebanyak 1,8 juta liter bahan bakar diesel, setara dengan pengurangan lebih dari 5 juta kilogram CO2.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 09 Apr 2024, 04:00 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2024, 04:00 WIB
 PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR), anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dan PT Industri Kereta Api (Persero) bersepakat untuk membangun  ekosistem transportasi berbasis listrik di Indonesia. (Foto: VKTR)
 PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR), anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dan PT Industri Kereta Api (Persero) bersepakat untuk membangun aliansi strategis demi mewujudkan cita-cita membangun ekosistem transportasi berbasis listrik di Indonesia. (Foto: VKTR Teknologi Mobilitas)

Liputan6.com, Jakarta - PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) bersama PT Gapura Angkasa mengumumkan penggunaan Electric Apron Passenger Bus dan charger di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. VKTR ditunjuk untuk menyediakan 1 unit Electric Apron Passenger Bus beserta Charger yang akan diserahkan di lokasi operasional di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.

Inisiatif ini merupakan langkah konkret menuju pengurangan signifikan jejak karbon yang dapat diadopsi oleh Bandara Soekarno Hatta maupun bandara lainnya di seluruh Indonesia. Peningkatan kendaraan yang ramah lingkungan ini sekaligus mencerminkan komitmen PT Gapura Angkasa terhadap praktik-praktik yang berkelanjutan dalam penyediaan layanan ground handling mereka.

Dengan penyediaan 60 unit bus listrik oleh VKTR sejak Juni 2022 hingga April 2024, telah berhasil dicapai penghematan sebanyak 1,8 juta liter bahan bakar diesel, setara dengan pengurangan lebih dari 5 juta kilogram CO2.

"Kami bangga menjadi bagian dari perubahan positif ini. Bekerja sama dengan Gapura Angkasa tidak hanya menunjukkan kepercayaan pada teknologi kami tetapi juga visi bersama kami untuk masa depan transportasi yang lebih hijau dan berkelanjutan," kata CEO PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk, Gilarsi W. Setijono dalam keterangan resmi, Selasa (9/4/2024).

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Budi Karya Sumadi menyampaikan komitmen pemerintah Indonesia untuk meningkatkan target penurunan emisi tanpa syarat dari 29% menjadi 31,89% dan bersyarat dari 41% menjadi 43,20%. Target tersebut telah tertuang dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC).

“Untuk mencapai target penurunan emisi, Kementerian Perhubungan telah berkomitmen mendorong pengembangan industri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk kebutuhan pasar domestik dan bahkan global. Saat ini jumlah KBLBB berdasarkan Sertifikat Registrasi Uji Tipe yang terbit per 22 Januari 2024 yaitu sebanyak 122.630 unit," tutur Budi.

Perjanjian ini menegaskan komitmen VKTR dan PT Gapura Angkasa dalam mendukung transformasi menuju mobilitas yang lebih ramah lingkungan dan efisien. Investasi dalam charger yang efisien juga memastikan ketersediaan yang handal untuk mengisi daya kendaraan listrik, serta menjaga kelancaran operasional bandara.

VKTR Teknologi Mobilitas Bidik Kenaikan TKDN hingga 50 Persen pada 2024

Pencatatan saham PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) di BEI pada Senin, (19/6/2023). (Foto: BEI)
Pencatatan saham PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) di BEI pada Senin, (19/6/2023). (Foto: BEI)

Sebelumnya, emiten milik Grup Bakrie, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) membidik peningkatan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) setiap tahun dalam produksi bus listrik dan truk listrik. 

Komisaris Utama VKTR Teknologi Mobilitas Anindya Bakrie mengatakan, pihaknya berharap hingga akhir tahun ini TKDN bisa mencapai 30 persen dan tahun depan 50 persen.

"Sehingga ujungnya, kita ingin bekerja sama dengan pihak luar yaitu baterai. Pada akhirnya lokalisasi dan bermimpi punya brand nasional," kata Anindya Bakrie saat ditemui di Bursa Efek Indonesia, Senin (19/6/2023).

Dia bilang, rencana produksi bus maupun truk listrik tersebut didukung dengan kerja sama strategis dengan BYD Auto. 

"Jadi BYD itu adalah suatu perusahaan yang kami kenal sejak 15 tahun yang lalu, terutama bisnis sebelumnya karena BYD itu ahli dalam membuat baterai dan kita membuat baterai untuk telekomunikasi," kata dia.

Perseroan telah memilih untuk berfokus dalam pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di segmen kendaraan komersial, khususnya bus dan truk. Data menunjukkan bahwa kebutuhan bus di Jakarta saja mencapai lebih dari 10.000 unit hingga 2030. Jika memperhitungkan potensi di seluruh Indonesia, angka tersebut dapat meningkat hingga 20 kali lipat lebih besar. 

"VKTR telah menjalin kerja sama strategis dengan BYD Auto, produsen bus terbesar di dunia, untuk menguatkan posisinya dalam pengembangan kendaraan listrik. Saat ini, VKTRtelah sukses dalam menyediakan 30 unit bus merek BYD yang dioperasikan oleh Transjakarta, dan dalam waktu dekat akan menambahkan 22 unit bus lagi dengan merek yang sama," imbuhnya.

Impor Bus

Direktur Utama VKTR Teknologi Mobilitas Gilarsi W. Setijono menuturkan, saat ini mengimpor bus tipe K-9 secara CBU (completely built-up) langsung dari pabrik BYD di Shenzhen, China. 

"Namun, kami juga tengah merintis pembangunan fasilitas perakitan di Indonesia melalui kemitraan dengan mitra lokal Trisakti yang berpengalaman di bidangnya. Fasilitas perakitan KBLBB bus kami akan berlokasi di Magelang, Jawa Tengah, dengan rencana tahap awal kapasitas perakitan sebesar 500 unit per tahun. Kami berkomitmen untuk mengembangkan fasilitas ini menjadi lini manufaktur yang handal, dengan peningkatan kapasitas hingga lebih dari 3.000 unit per tahun," ujar dia.

Dengan demikian, pihaknya berharap dapat memenuhi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang ditetapkan oleh pemerintah, dan menghasilkan produk kendaraan listrik yang merupakan kebanggaan nasional.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya