Penembakan Donald Trump, Begini Laju Bursa Saham Asia

Berikut gerak Bursa saham Asia Pasifik di tengah sentimen penembakan mantan Presiden AS Donald Trump dan menanti data ekonomi China.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Jul 2024, 08:26 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2024, 08:26 WIB
Penembakan Donald Trump, Begini Laju Bursa Saham Asia
Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Senin (15/7/2024). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Senin (15/7/2024). Penguatan bursa saham Asia Pasifik terjadi di tengah Sidang Pleno Ketiga China dan investor menilai penembakan Donald Trump, mantan presiden AS pada akhir pekan.

Mengutip CNBC, Presiden Quantum Strategy, David Roche menuturkan, Donald Trump akan memenangkan kursi kepresidenan dengan kemungkinan peningkatan kemenangan Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Senat.

Secara terpisah, para pemimpin utama China akan berkumpul pada pekan ini untuk menghadiri pertemuan yang sangat dinanti-nantikan yang dikenal sebagai the Third Plenum. Analis prediksi, pertemuan itu akan fokus pada tingkat utang pemerintah daerah yang tinggi dan dorongan untuk sektor manufaktur dibandingkan sektor real estate.

Di sisi lain, data ekonomi utama China akan dirilis pada Senin, 15 Juli 2024 termasuk angka produk domestik bruto (PDB) kuartal kedua. Ekonomi China diprediksi tumbuh 5,1 persen YoY menurut jajak pendapat ekonom Reuters, dibandingkan 5,3 persen pada kuartal I.

Sementara itu, bursa saham Jepang libur pada awal pekan ini. Indeks Kospi di Korea Selatan menguat 0,44 persen. Indeks Kosdaq bertambah 0,22 persen. Indeks ASX 200 melesat 0,78 persen, dan menyentuh posisi tertinggi sepanjang masa. Indeks Hang Seng berada di posisi 18.265, lebih rendah dari penutupan perdagangan sebelumnya di posisi 18.293,38.

Bursa saham berjangka AS sedikit naik pada Minggu malam. Indeks Dow Jones berjangka bertambah 0,11 persen. Sedangkan indeks S&P 500 dan Nasdaq menguat 0,1 persen.

Wall Street Cetak Rekor Baru, Dow Jones Tembus 40.000

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Sebelumnya, The Dow Jones Industrial Average (DJIA), yang merupakan indeks acuan di bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street melonjak pada perdagangan Jumat. Kenaikan Dow Jones ini didukung oleh saham Home Depot dan Caterpillar.

Investor Wall Street memang mulai mengoleksi sejumlah saham di luar sektor teknologi yang sejak awal bulan ini menjadi pemimpin kenaikan di pasar saham AS.

Dow Jones naik 247,15 poin atau 0,62% dan berakhir pada level 40.000,90. Selama sesi perdagangan, indeks 30 saham blue-chip ini naik sentuh level tertinggi baru sepanjang masa di 40.257,24. Ini adalah pertama kalinya angka tersebut berada di atas 40.000 sejak mencapai angka tersebut pada akhir Mei.

Saham Home Depot bertambah 1,7% sehingga kenaikan minggu ini menjadi 7,5%. saham Caterpillar menambahkan hampir 1,4% pada siang hari.

Sedangkan indeks acuan lainnya yaitu S&P 500juga naik sebesar 0,55% dan ditutup pada 5.615,35. Untuk indeks Nasdaq naik 0,63% dan berakhir pada 18.398,45.

Selama perdagangan sehari sebelumnya atau kamis, S&P 500 mencatat kinerja terburuknya sejak akhir April karena investor melakukan aksi jual saham teknologi besar, mendorong Nvidia anjlok 5,6%.

 

 

Harapan Perlambatan Inflasi

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Pada perdagangan Jumat, investor membanjiri saham-saham Dow Jones dengan harapan perlambatan inflasi akan diikuti oleh penurunan suku bunga Federal Reserve pada September.  Dow Jones naik 1,6% untuk minggu ini. Katalisnya adalah laporan hari Kamis yang menunjukkan indeks harga konsumen turun 0,1% di Juni.

“Kisah pertumbuhan AI yang luar biasa telah memakan banyak waktu, namun ini bukan satu-satunya kisah yang terjadi di pasar,” kata analis global TradeStation David Russell dikutip dari CNBC, Sabtu (13/6/2024).

“Kesaksian Powell minggu ini dan laporan CPI mengingatkan investor bahwa katalis lain dapat mendorong. Hal ini terutama berlaku untuk sektor seperti utilitas, yang muncul sebagai permainan AI pada awal tahun ini dan sekarang berpotensi mendapatkan keuntungan dari penurunan suku bunga.” tambah dia.

 

Sektor Perbankan

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Bursa saham AS tetap menguat meskipun saham sejumlah bank melemah dampak kinerja tak sesuai ekspektasi pada kuartal II 2024. saham JP Morgan turun 1,2% bahkan ketika bank tersebut membukukan pendapatan kuartal II lebih tinggi dari ekspektasi Wall Street.

Saham Citi merosot 1,8% meskipun mengalahkan garis atas dan bawah prekdiksi kinerja pada kuartal II. Sedangkan saham Wells Fargo anjlok 6% setelah bank tersebut mengatakan pendapatan bunga bersih, ukuran utama profitabilitas bank, jauh dari ekspektasi pada kuartal II.

Pembacaan inflasi grosir sedikit lebih tinggi dari perkiraan pada hari Jumat, namun Wall Street sebagian besar mengabaikan angka-angka tersebut setelah laporan harga konsumen yang lebih penting pada hari Kamis menunjukkan perlambatan inflasi.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya