Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Senin (24/2/2025). IHSG akan menguji posisi 6.908-7.148.
IHSG naik 0,22 persen ke posisi 6.803 pada perdagangan Jumat, 21 Februari 2025 disertai dengan munculnya volume pembelian, posisinya saat ini pun masih berada di atas FR 38,2.
Baca Juga
"Kami memperkirakan, IHSG masih berada pada bagian dari wave B dari wave (Y) pada skenario hitam, sehingga IHSG masih berpeluang menguat untuk menguji 6.908-7.148,” kata Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, dalam catatannya Senin pekan ini.
Advertisement
Herditya menuturkan, IHSG akan berada di level support 6.679,6.509 dan level resistance 6.933,7.046.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support dan level resistance di 6.650-6.870.
Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat melakukan rebound dan menguji resistance garis moving average (MA) 5harian dengan volume rendah.
"Jika mampu breakout garis MA5, IHSG berpeluang untuk kembali rebound dan breakout garis MA20 sekaligus resistance bearish channel-nya,” kata Wafi.
Ia menuturkan, IHSG jika tidak mampu breakout garis MA5 harian, IHSG berpeluang untuk kembali melakukan koreksi dan membuat LL level untuk menyelesaikan target breakdown descending triangle-nya.
“Range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 6.700-6.900,” kata dia.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Wafi memilih saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), dan PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID).
Sedangkan Herditya memilih saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA), dan PT Petrosea Tbk (PTRO).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) - Buy on Weakness
Saham ANTM terkoreksi 3,86% ke 1.620 disertai dengan munculnya tekanan jual.
"Kami memperkirakan, posisi ANTM sedang berada pada bagian dari wave iv dari wave (c), sehingga ANTM masih rawan melanjutkan koreksinya terlebih dahulu," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 1.535-1.615
Target Price: 1.660, 1.695
Stoploss: below 1.435
2.PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) - Spec Buy
Saham BUKA terkoreksi 0,66% ke 151 disertai dengan munculnya tekanan jual. "Kami perkirakan, posisi BUKA saat ini berada pada bagian awal dari wave 5 dari wave (C), sehingga diperkirakan BUKA berpeluang menguat," kata dia.
Spec Buy: 146-150
Target Price: 157, 164
Stoploss: below 141
3.PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA) - Buy on Weakness
Saham JPFA terkoreksi 1,26% ke 1.965 disertai dengan munculnya volume penjualan, pergerakannya pun masih cenderung konsolidasi. Herditya menuturkan, pihaknya perkirakan, posisi JPFA sedang berada pada bagian dari wave [a] dari wave A.
Buy on Weakness: 1.835-1.945
Target Price: 2.040, 2.150
Stoploss: below 1.780
4.PT Petrosea Tbk (PTRO) - Spec Buy
Saham PTRO terkoreksi 1,62% ke 3.640 dan masih didominasi oleh tekanan jual. "Kami perkirakan, posisi PTRO sedang berada pada akhir dari wave (iv) dari wave [i] dari wave 5, sehingga koreksinya akan relatif terbatas," kata dia.
Spec Buy: 3.550-3.640
Target Price: 3.940, 4.210
Stoploss: below 3.330
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Kinerja IHSG pada 17-21 Februari 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat signifikan pada periode 17-21 Februari 2025. Penguatan IHSG ini dinilai didukung neraca perdagangan Indonesia.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (22/2/2025), IHSG melonjak 2,48 persen ke posisi 6.803 pada 17-21 Februari 2025. Pekan lalu, IHSG turun 1,5 persen ke posisi 6.638.
Kenaikan IHSG juga diikutp kapitalisasi pasar bursa. Kapitalisasi pasar bursa melonjak 3,37 persen menjadi Rp 11.786 triliun dari pekan lalu Rp 11.401 triliun.
Selain itu, rata-rata volume transaksi harian bursa melambung 18,99 persen menjadi 18,38 miliar saham dari 15,45 miliar saham pada pekan lalu.
Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa melonjak selama sepekan. Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa naik 6,17 persen menjadi 1,23 juta kali transaksi dari 1,16 juta kali transaksi pada pekan lalu.
Selama sepekan, rata-rata nilai transaksi harian bursa merosot 3,74 persen menjadi Rp 11,78 triliun dari Rp 12,24 triliun pada pekan lalu. Sepanjang 2025, investor asing jual saham Rp 11,68 triliun.
Kata Analis
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama sepekan IHSG naik 2,48 persen yang didorong sejumlah faktor. Pertama, rilis data neraca dagang Indonesia yang masih surplus. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia surplus USD 3,45 miliar pada Januari 2025. Di sisi lain, suku bunga acuan tetap 5,75 persen. Kedua, pergerakan nilai tukar rupiah yang masih cenderung tertekan terhadap dolar Amerika Serikat.
"Ketiga, perkembangan dari pertemuan FOMC, di mana diperkirakan cenderung berhati-hati dalam penerapan kebijakan moneter ke depannya sembari mencermati dan mempertimbangkan terhadap beberapa rilis data yang akan datang, tetapi demikian secara konsensus diperkirakan the Federal Reserve (the Fed) masih akan cenderung pertahankan suku bunga acuan,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.
Keempat, aliran dana investor asing yang keluar dari IHSG masih cenderung besar dan diperkirakan masih mencapai Rp 1 triliun. Sepanjang 2025 saja, investor asing jual saham Rp 11,68 triliun.
Pada pekan depan, Herditya prediksi IHSG berpeluang naik dengan level support di 6.656 dan level resistance 6.932. Pergerakan IHSG masih akan dipengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. “Kedua, ada rilis data GDP dan PCE AS,” kata Herditya.
Advertisement
