Kenapa Pasar Begitu Dingin pada Saham Saratoga?

Ketika pasar dibuka saham Saratoga langsung merah. Pasar menanggapi dingin listing perdana saham Saratoga.

oleh Irna Gustiawati diperbarui 26 Jun 2013, 10:47 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2013, 10:47 WIB
ihsg-menurun-drastis-130634-b.jpg
Setiap emiten tentu berharap saham perdana yang dilepasnya ke pasar bakal naik harga atau mendapat respons positif dari pelaku pasar. Apes-apes kalaupun harga saham turun tak terlalu dalam hingga 2 digit.

Inilah yang terjadi pada listing perdana  saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) Rabu ini (26/6/2013). Ironisnya, kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedang rebound tajam setelah beberapa hari lalu tertekan. IHSG pukul 10.32 WIB, melonjak hingga 111,868 poin (2,53%) menjadi Rp 4.530,740.

Ketika pasar dibuka saham milik pengusaha Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaja itu langsung merah. Saham SRTG yang dijual Rp 5.500, saat pembukaan perdagangan pukul 09.00, Rabu (26/6/2013) turun Rp 200 atau 3,64% menjadi Rp 5.300 per saham.

Penurunan tersebut ternyata terus berlanjut di menit-menit berikutnya. Bahkan setelah 1 jam perdagangan, penurunannya lebih dalam lagi hingga dua digit. Tepatnya pada pukul 10.06 WIB, saham Saratoga anjlok hingga 12,27% atau turun Ro 675 menjadi Rp 4.825.

Saratoga adalah perusahaan investasi yang bergerak di banyak bidang seperti pertanian, perkebunan, perdagangan, industri, energi, konstruksi hingga transportasi.

Kenapa listing saham Saritoga ditanggapi dingin oleh pasar?

Saham yang dilepas ke publik memang hanya 10% atau 271,297 juta saham. Saham yang terlalu sedikit dilepas ke pasar memang terkadang tidak terlalu mendapat sambutan besar oleh pelaku pasar.

Pengamat saham Reza Priyambada dari Trust Securities ketika dihubungi Liputan6.com mengatakan dinginnya pasar terhadap saham Saritoga karena harga sahamnya kelewat mahal.

"Sebagai perusahaan investasi, harga saham sebesar Rp 5.500 sangat mahal karena investor membandingkannya dengan perusahaan investasi yang sudah listing lebih dulu," kata Reza.

Reza mencontohkan perusahaan investasi yang sudah terlebih dulu listing seperti Bakrie Brothers, ABM Investama, Bhakti Investama, Global Mediacom harganya tidak semahal Saratoga.

Reza juga menyebut kalaupun pemiliknya sudah terkenal dan punya track record bagus, tetap saja pasar melihat harga sahamnya. Kalau dinilai masuk akal tentu saja akan direspons baik. (Igw)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya