Liputan6.com, Kuala Lumpur - Tensi pertemuan antara Timnas Indonesia U-22 dengan Malaysia selalu panas. Duel dua negara serumpun itu selalu berjalan menarik karena dibumbui gengsi. Tak terkecuali laga Malaysia melawan Timnas Indonesia U-22 dalam babak semifinal SEA Games 2017, Kuala Lumpur, di Stadion Shah Alam, Malaysia, Sabtu (26/8/2017).
Tapi, pertandingan semifinal nanti malam bukanlah satu-satunya yang pernah terjadi. Bintang timnas di era 1990-an Widodo Cahyono Putro pernah merasakan rivalitas itu sebelumnya.
Advertisement
Baca Juga
Di SEA Games 1991, Widodo menjadi bagian timnas Indonesia saat meraih emas sepak bola. Ketika itu, mereka juga sempat berhadapan dengan Malaysia di fase grup. Indonesia pun menang 2-0.
"Rivalitas timnas Indonesia dan Malaysia sudah ada sejak dulu, saya masih ingat kita juga pernah menghadapi Malaysia di SEA Games 1991 di Manila. Tapi rivalitas itu hanya di lapangan saja," ujar Widodo ketika dihubungi, Sabtu (26/8/2018). "Tidak ada hujat menghujat meski ada sedikit gesekan tapi masih wajar."
Dia bercerita, pada penyisihan grup SEA Games 1991 dirinya sukses mencetak dua gol ke gawang Malaysia dimenit 11 dan 55. Kemenangan itu terus berlanjut hingga partai puncak menghadapi Thailand.
Publik Malaysia bertambah sakit setelah di akhir turnamen timnas Indonesia sukses merengkuh medali emas SEA Games 1991. Kemenangan atas tim kuat Thailand di babak final menegaskan keperkasaan skuat garuda saat itu.
"Kuncinya kerja keras dan fokus selama pertandingan. Boleh saja kita rivalitas dil apangan tapi jangan terpancing yang membuat emosi negatif karena merugikan tim," jelasnya.
Jangan Emosional
Widodo yang kini melatih tim Bali United juga sangat menyayangkan sikap emosional pemain di laga-laga sebelumnya. Hal itu mengakibatkan absennya tiga penggawa garuda muda di partai semifinal nanti malam.
"Ya, memang sayang sekali karena itu kerugian bagi timnas. Itulah yang harus diantispiasi, sikap seperti itu harunya dihilangkan," ujarnya.
[Indra Pratesta]
Advertisement