Masyarakat Indonesia Belum Siap Nonton Film yang Menguras Pikiran

Film Mencari Hilal memang tidak ditargetkan untuk mendapatkan banyak penonton.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 29 Sep 2015, 20:30 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2015, 20:30 WIB
Ismail Basbeth
Sutradara film Mencari Hilal, Ismail Basbeth. [Foto: Herman Zakaria/Liputan6.com]

Liputan6.com, Jakarta Film Mencari Hilal yang digarap oleh rumah produksi Mizan Productions, MVP Pictures dan Dapur Film tak mendapatkan respon lebih dari para penikmat film di Indonesia.

Dengan biaya produksi hampir Rp 3 miliar, film dengan target penonton sebanyak 250 ribu orang ini hanya mampu mendapatkan 12 ribu orang saja. Melihat hal tersebut jelas membuat para produser kecewa.

Sutradara film Mencari Hilal, Ismail Basbeth. [Foto: Herman Zakaria/Liputan6.com]

Tetapi, kekecewaan tersebut tak terlalu dirasakan sang sutradara, Ismail Basbeth. Menurut Ismail, film Mencari Hilal dibuat memang tidak ditargetkan untuk meraup banyak penonton.

"Ini film renungan, penonton dituntut untuk berpikir. Bukan film yang mendongengkan penonton," kata Ismail Basbeth di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (29/9/2015).

Raam Punjabi [Foto: Herman Zakaria/Liputan6.com]

Senada dengan Ismail Basbeth, produser Raam Punjabi menilai jika masyarakat Indonesia belum siap untuk menerima film semacam ini. "Pak Raam Punjabi sempat bilang jika pasar film di Indonesia itu memang belum siap. Kami tak menyalahkan penonton. Dan sekarang saya mengerti arti kata siap yang dimaksud," sambung Ismail.

Dalam kesempatan yang sama, Raam Punjabi pun mengatakan, "Masyarakat Indonesia belum siap untuk menerima film yang menyenangkan bagi mereka."

Hanung Bramantyo [Foto: Herman Zakaria/Liputan6.com]

Bahkan sutradara Hanung Bramantyo menganggap segmentasi film Mencari Hilal ini sepertinya untuk kalangan menengah ke atas yang memiliki banyak waktu luang.

"Iya saya rasa film ini tak cocok masuk di bioskop Buaran (Jakarta Timur). Ini film untuk mereka yang memiliki banyak waktu senggang, buat mereka yang terbiasa menonton di Senayan City dan mall-mall kelas atas," terang Hanung Bramantyo. (Fac/fei)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya