Hari Pahlawan, Artis-artis Ini Pernah Perankan Para Pejuang

Memperingati Hari Pahlawan, kami menyajikan 10 pejuang Indonesia yang pernah dijadikan film dengan diperankan artis-artis Indonesia.

oleh FX. Richo Pramono diperbarui 10 Nov 2015, 15:30 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2015, 15:30 WIB
Film Jenderal Soedirman
Hari Pahlawan, ini cuplikan adegan film Jenderal Soedirman. (dok. Padma Pictures)

Liputan6.com, Jakarta 10 November merupakan tanggal bersejarah bagi negara kita. Dimana pada tanggal tersebut diperingati dengan yang namanya Hari Pahlawan. Tidak sedikit karya film Indonesia yang mengangkat tentang kisah para pahlawan yang gigih berjuang membangun dan memerdekakan Indonesia.

Menyambut Hari Pahlawan, film-film yang dikemas menjadi film drama biografi dengan melibatkan sejumlah artis-artis ternama itu kami rangkum dalam artikel ini. Mulai dari artis muda hingga artis senior, pernah terlibat dalam pembuatan film berbau kisah pejuang tersebut.

Pahlawan atau pejuang mulai dari jaman penjajahan hingga zaman kemerdekaan, dibalut apik melalui tangan-tangan dingin para sutradara sehingga menjadi tontonan yang mendidik dan kaya akan sejarah bangsa. Setidaknya artis-artis ini pernah memerankan para pejuang di film-film yang mereka bintangi dan patut masuk dalam artikel spesial Hari Pahlawan berikut ini

Siapa saja mereka? Simak dalam artikel berikut ini. Selamat Hari Pahlawan!

Cut Nyak Dien - Christine Hakim

Christine Hakim

Pada tahun 1988, Eros Djarot menyutradarai film drama biografi sejarah salah satu pahlawan Indonesia, Tjoet Nja' Dhien. Eros Djarot mempercayai Christine Hakim membintangi Pahlawan Kemerdekaan Nasional tersebut.

Meski tidak lolos dalam pencalonan nominasi, namun film ini sempat diajukan Indonesia dalam Accademy Awards ke-62 pada tahun 1990 untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik. Meski demikian, film ini menjadi film Indonesia pertama yang ditayangkan di Festival Film Cannes pada tahun 1989.

Selain dibintangi oleh Christine Hakim, sejumlah aktor kawakan pun dilibatkan dalam pembuatan film ini. Seperti Piet Burnama, Slamet Rahardjo, dan Rudy Wowor.

Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ - Nirwan Dewanto

Nirwan Dewanto
Nirwan Dewanto dalam membintangi film Soegija (youtube.com)

Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ merupakan mantan Vikaris Apostolik Semarang yang kemudian melalui Keppres No. 152 Tahun 1963 pada 26 Juli dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Soekarno. Sutradara senior Garin Nugroho pun akhirnya memfilmkan tokoh Soegija.

Film Soegija diluncurkan di Indonesia pada tanggal 7 Juni 2012 dengan anggaran mencapai Rp 12 miliar yang digadang-gadang menjadi film termahal besutan Garin Nugroho. Film Soegija dibuat dengan latar belakang cerita Perang Kemerdekaan Indonesia dan pendirian Republik Indonesia Serikat dalam kurun waktu 1940-1949.

Garin Nugroho mempercayai budayawan Nirwan Dewanto untuk memerankan Albertus Soegijapranata. Film ini berkisah tentang uskup pribumi pertama di Hindia Belanda (Indonesia), Albertus Soegijapranata dari sejak ditahbiskan hingga berakhirnya perang kemerdekaan Indonesia (1940 – 1949).

Satu dasawarsa penuh gejolak ini ditandai dengan akhir penjajahan Belanda, masuk dan dimulainya masa pendudukan Jepang, proklamasi kemerdekaan RI, dan kembalinya Belanda yang ingin mengambil kembali Indonesia sehingga memulai perang kemerdekaan Indonesia.

Ahmad Dahlan - Lukman Sardi

Lukman Sardi

Sang Pencerah adalah film yang diamnbil dari kisah nyata tentang pendiri organisasi Islam Muhammadiyah, Ahmad Dahlan. Film garapan Hanung Bramantyo tersebut mempercayakan Lukman Sardi untuk memerankan Ahmad Dahlan.

Selain mendirikan organisasi Islam Muhammadiyah, dalam film tersebut, lelaki tegas dan berpendirian itu juga dimunculkan sebagai pembaharu Islam di Indonesia. Ia memperkenalkan wajah Islam yang modern, terbuka, serta rasional.

Bahkan kisah dari sosok Ahmad Dahlan, pernah dituliskan sebagai novel oleh sastrawan Akmal Nasery Basral dan mendapat predikat Fiksi Terbaik di Islamic Book Fair Award 2011. Yogyakarta atfomsfer dan lanskap utama lokasi syuting film ini.

Selain Ahmad Dahlan, berbagai artis lainnya pun dilibatkan dalam proses pembuatan film Ahmad Dahlan. Seperti Zaskia Adya Mecca, Slamet Rahardjo, Giring Ganesha, dan Ihsan Taroreh.

Soekarno - Ario Bayu

Ario Bayu akan beradu akting dengan Joko Anwar
Ario Bayu akan beradu akting dengan Joko Anwar

Sebagai sutradara dari film Soekarno yang telah dirilis pada 11 Desember 2013 lalu, Hanung Bramantyo mempercayai Ario Bayu dalam memerankan bapak Proklamator Kemerdekaan Indonesia tersebut. Sebelumnya, Anjasmara juga dikabarkan dicalonkan oleh Rachmawati Sukarnoputri untuk memerankan tokoh ayahnya.

Bukan tanpa alasan Hanung Bramantyo lebih memilih Ario Bayu untuk memerankan Presiden Indonesia pertama tersebut. Meski harus beda pendapat dengan Rachmawati, Hanung tetap memperjuangkan Ario Bayu untuk perankan Soekarno.

"Makanya pilihan saya orang yang punya postur 170cm ke atas. Pilihannya Agus Kuncoro, Darius Shinatrya dan Ario Bayu. Bahkan kami juga casting pakai baju dan lighting biar terlihat gagah dan presentasikan ke Ibu Rachmawati," jelas Hanung

Sejumlah artis papan atas pun ikut memeriahkan film ini. Mereka di antaranya Maudy Koesnaedi, Tika Bravani, Lukman Sardi, Agus Kuncoro, dan Sujiwo Tedjo.

Muhammad Hatta - Lukman Sardi

Lukman Sardi

Dimana ada Bung Karno, disitu juga ada Bung Hatta. Wakil Presiden Indonesia pertama tersebut otomatis masuk dalam adegan film Soekarno.

Muhammad Hatta diperankan oleh Lukman Sardi yang dikenal sebagai aktor laris membintangi film-film sejarah. Lukman Sardi mendampingi Ario Bayu yang berperan sebagai Soekarno dalam film tersebut.

Dalam film tersebut, Hatta dan Sjahrir sebagai rival politik Sukarno, mengingatkan bahwa Jepang tidak kalah bengisnya dibanding Belanda. Tapi Sukarno punya keyakinan, "jika kita cerdik, kita bisa memanfaatkan Jepang untuk meraih kemerdekaan".

Hatta terpengaruh, tapi Sjahrir tidak. Kelompok pemuda progresif pengikut Sjahrir bahkan mencemooh Sukarno-Hatta sebagai kolaborator. Keyakinan Sukarno tak goyah hingga dapat memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Sutan Syahrir - Tanta Ginting

Pendatang Baru, Tanta Ginting Singkirkan Reza Rahadian di FFB
Tanta Ginting meraih penghargaan Pemeran Pembantu Terpuji di Festival Film Bandung 2014 lewat film Soekarno: Indonesia Merdeka.

Tanta Jorekenta Ginting atau Tanta Ginting adalah salah satu aktor yang pernah memerankan salah satu pejuang atau Pahlawan Nasional Indonesia. Ia memerankan Sutan Syahrir dalam film Soekarno.

Bersama Ario Bayu yang menjadi Soekarno dan Lukman Sardi yang menjadi Muhammad Hatta, Tanta Ginting menjadi "pengawal" kemerdekaan Indonesia dengan menjadi Syahrir. Tanpa disangka, film Soekarno membawanya dalam sebuah prestasi.

Dengan memerankan Sutan Syahrir, ia masuk dalam nominasi Indonesian Movie Awards pada tahun 2014 sebagai Pendatang Baru Pria Terfavorit.

Fatmawati - Tika Bravani

Tika Bravani
Tika Bravani (Liputan6.com/Julian Edward)

Aktris cantik Ratu Tika Bravani atau yang akrab disapa Tika Bravani, pernah memerankan tokoh Pahlawan Nasional Indonesia. Istri Soekarno, Fatmawati, pernah dibintanginya dalam film garapan Hanung Bramantyo bertajuk Soekarno.

Dalam filmnya, saat Soekarno tengah berada di Bengkulu, hatinya tertambat dengan paras cantik Tika Bravani yang berperan sebagai Fatmawati. Padahal kala itu Soekarno masih menjadi suami dari Inggit Garnasih.

Seperti yang kita ketahui bersama, ibu Fatmawati memiliki peran yang cukup penting dalam kemerddekaan Indonesia. Salah satu jasanya adalah dengan menjahitkan bendera Indonesia saat suaminya, Soekarno, memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.

Tjokroaminoto - Reza Rahardian

Reza Rahardian
Reza Rahardian (Liputan6.com/Panji Diksana)

Guru Bangsa: Tjokroaminoto adalah salah satu film terbaru tentang kisah Pahlawan Nasional Indonesia. Garin Nugroho didaulat sebagai sutradara film ini, sementara Christine Hakim lah yang memproduseri film Tjokroaminoto.

Reza Rahardian dipercaya memerankan guru bangsa Tjokroaminoto. Dalam film tersebut, Tjokro yang lahir dari kaum bangsawan Jawa di Ponorogo, Jawa Timur, tidak membiarkan rakyat Indonesia kala itu mengalami kesenjangan sosial antar etnis dan kasta.

Walaupun lingkungannya keluarga ningrat, ia berani melepas statusnya itu untuk bekerja sebagai kuli pelabuhan dan merasakan penderitaan sebagai rakyat jelata. Tjokro berjuang dengan membangun organisasi Sarekat Islam, organisasi resmi bumiputera pertama terbesar kala itu, sehingga bisa mencapai dua juta anggota.

Sederet artis ternama juga terlibat dalam pembuatan film itu. Muilai dari Christine Hakim sendiri yang juga menjadi produser, Didi Petet, Alex Komang, Ibu Jamil, Chelsea Islan, dan Sujiwo Tedjo.

Jenderal Sudirman - Adipati Dolken

20150824-Suasana Pemutaran Perdana Film Jenderal Soedirman-Jakarta
Aktor Adipati Dolken, berpose saat menghadiri jumpa pers sekaligus pemutaran perdana Film Jenderal Soedirman di Jakarta, Senin (24/8/2015). Adipati berperan sebagai Jenderal Soedirman dalam film tersebut. (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Sebagai sutradara, Viva Westi mewarnai perfilman Indonesia dengan film Jenderal Soedirman yang dibuatnya. Film tersebut semakin menambah kekayaan film biografi tokoh sejarah nasioal yang sudah ada sebelumya.

Dengan menunjuk Adipati Dolken, film tersebut sukses diperankannya sebagai pimpinan perang kemerdekaan kala itu. Film ini semakin dahsyat dengan ditambahkannya teknologi efek CGI (computer graphic imagery) untuk membuat visual pesawat-pesawat tempur Belanda dengan bantuan animasi komputer.

Adipati Dolken membuktikan kemampuannya sebagai seorang aktor dengan terus meningkatkan kualitas karakter aktingnya, yang semula hanya memerankan karakter remaja, di film itu ia memerankan seorang Pahlawan Nasional.

Tan Malaka - Mathias Muchus

Deretan Artis di Syukuran Film Jenderal Soedirman
Mathias Muchus menjadi Tan Malaka dalam film Jenderal Soedirman garapan sutradara Viva Westi, Balai Sudirman, Tebet, Jakarta, Selasa (20/1/2015). (Liputan6.com/Panji Diksana)

Selain melibatkan Adipati Dolken yang dipercaya memerankan tokoh utama film Jenderal Soedirman, sutradara Viva Westi juga melibatkan aktor senior untuk memperkaya filmnya. Ia adalah Mathias Muchus.

Sesuai plot sejarah, Jenderal Sudirman memang memiliki kedekatan juga dengan tokoh Pahlawan Nasional, Tan Malaka. Mathias Muchus lah yang memerankan Tan Malaka, salah satu pendiri bangsa yang berhaluan sosialis-komunis yang kemudian diperankan oleh Mathias Muchus.

Karena perbedaan ideologi, Jenderal Sudirman harus berpisah di tengah jalan dengan Tan Malaka karena ia lebih memilih jalan militer. Sedangkan Tan Malaka membuat pasukannya sendiri.

Di zaman Orde Baru, secuil kisah Tan Malaka ini takkan mungkin bisa muncul di film. Tapi di Jenderal Soedirman kisahnya muncul--walau mungkin bakal memicu kontroversi bagi pengagumnya maupun sejarawan. Hal ini memberi pembelajaran tersendiri bagi kita, generasi penerus, untuk belajar dari sejarah meskipun pahit.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya