:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1378869/original/082830400_1476875432-Soegija.jpg)
Soegija ialah sebuah film drama dan sejarah Indonesia. Film ini diusung oleh sutradara Garin Nugroho dan produser Murti Hadi Wijayanto SJ, Djaduk Ferianto, dan Tri Giovanni. Soegija yang ditulis oleh Armantono dan Garin Nugroho ini rilis pada tanggal 7 Juni 2012. Soegija merupakan sebuah film yang mengangkat esensi tentang aspek kehidupan manusia. Film ini menceritakan tentang uskup pribumi pertama di Hindia Belanda yang bernama Monsinyur Albertus Soegijapranata SJ dengan latar tahun 1940-1949. Ia menjalani hidup di zaman akhir penjajahan Belanda, masuknya Jepang, hingga proklamasi kemerdekaan.
Soegija Diputar Serentak Kamis Malam
Kerinduan film Indonesia yang bermutu, agaknya sedikit terjawab dengan hadirnya film besutan Garin Nugroho, yakni Soegija. Film berlatar Indonesia era 1940-an kala Jepang masuk ke Indonesia dan berebut kekuasaan dengan Belanda memunculkan sosok Monsinyur Albertus Soegijapranata, uskup gereja Katolik pribumi pertama di Indonesia.
Sosok Soegija ditampilkan tidak hanya sebagai seorang pemuka agama, tapi juga sebagai seorang pemimpin yang berusaha mewujudkan kemerdekaan bangsanya, bangsa Indonesia. Film Soegija adalah refleksi cita-cita para pendiri bangsa ini yang berasal dari etnis yang berbeda, bahasa berbeda, agama yang berbeda. Namun, memiliki cita-cita menjadi satu bangsa, bangsa Indonesia.
Sambutan Positif Film Soegija di Atambua
Bertempat di lantai dua balai Nazaret Gereja St. Maria Imaculata, Katedral Atambua diadakan pemutaran perdana film Soegija bagi umat keuskupan Atambua, pada kamis (23/8). Pemutaran film perdana yang bernafaskan iman Katolik ini mendapat antusias yang cukup tinggi dari umat keuskupan Atambua, khususnya kaum remaja dan kaum muda. Minat untuk menyaksikan film karya sutradara kondang Garin Nugroho yang berdurasi 1 jam 50 menit ini datang dari para pelajar SMP dan SMA serta kaum muda yakni Orang Muda Katolik (OMK). Salah satu kaum muda katolik, yakni Stefanus Adrian mengungkapkan,“Mgr. Soegija merupakan figur yang nasionalis. Ia berjuang bukan untuk kalangan Katolik saja tetapi atas nama bangsa Indonesia. Ini yang perlu dipetik dari figur seorang Mgr. Soegija disaat bangsa kita di jaman sekarang mulai kehilangan rasa nasionalismenya. Sebagai kaum muda bangsa ini saya melihat perlu membangkitkan kembali nasionalisme yang sudah mulai mati khususnya dikalangan kaum muda melalui minat dan dunia kami. Salah satunya adalah melalui media film,"jelasnya. Adrian juga menambahkan bahwa anggapan dan polemik yang beredar di masyarakat mengaggap film Soegija sebagai Kristenisasi. "Mgr. Soegija sangat nasionalis dan solider, dan melalui film ini kita bisa memetik nilai-nilai nasionalisme dan solidaritas untuk menghargai setiap perbedaan yang ada" tuturnya.
Berita Terbaru
Mimpi Melihat Buah Kelapa Banyak: Makna dan Tafsir Mendalam
Berkeliaran ke Perkampungan di Pesisir Barat Lampung, Harimau Sumatera Ini Berhasil Ditangkap
Gibran Rakabuming Lari Turun dari Pesawat Tinggalkan Selvi Ananda, Disebut Mau Bagikan Susu Gratis
Peran Media Belanda Mengubah Persepsi Publik atas Alex Pastoor di Timnas Indonesia
Apa Tujuan Pemerataan Pembangunan? Simak Menuju Indonesia yang Lebih Adil dan Sejahtera
Banyak Tunggakan? Habib Novel Bagikan Amalan Pelunas Utang Setinggi Gunung
Polisi Datangi Toko Beras Oplosan di Depok, Cari Bukti Baru
Meghan Markle Ganti Nama Brand, Logonya Dikaitkan dengan Mendiang Ratu Elizabeth II
Arti Mimpi Memotong Rambut: Simbol Perubahan dan Transformasi Diri
Mengenal Ritual Bongka'a Ta'u, Warisan Budaya Buton Tengah yang Sarat Makna
Lubang Hitam VFTS 243 Bergerak Menuju Bima Sakti
Kunjungi SMPN 174 dan SMAN 58 Jakarta, Wapres Pastikan Kualitas MBG Selalu Terjaga