Butet Kertaradjasa Kenang Sekolahnya di Kongres Tamansiswa

Menurut Butet Kertaradjasa, nilai-nilai pendidikan Tamansiswa diperkuat sebagai modal untuk menghadapi kehidupan.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 06 Des 2016, 14:54 WIB
Diterbitkan 06 Des 2016, 14:54 WIB

Liputan6.com, Yogyakarta - Seniman Butet Kertaradjasa menceritakan kesannya terhadap Tamansiswa. Putra dari Bagong Kusudiharjo itu merupakan alumni Taman Dewasa Ibu Pawiyatan, salah satu sekolah menengah Tamansiswa di Yogyakarta.

Ia mengaku mengenal jalan kebudayaan sebagai salah satu jalan menuju visi kebangsaan saat bersekolah di Taman Dewasa.

Butet Kertaradjasa bersama Sultan HB X, Puan Maharani dan murid Tamansiswa di acara Kongres XXI Persatuan Tamansiswa. (Switzy Sabandar/Liputan6.com)

"Kalau tidak sekolah di sini, mungkin cuma tethek (nongkrong) di Pasar Beringharjo," ujarnya dalam Kongres XXI Persatuan Tamansiswa bertajuk Revitalisasi Tamansiswa Menyukseskan Revolusi Mental, Menghasilkan Generasi Emas Indonesia yang Berpekerti Luhur di Pendopo Tamansiswa, Selasa (6/12/2016).

Di hadapan Gubenur DIY Sultan HB X, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Butet kerap melontarkan guyonan ketika menyampaikan pernyataannya.

Ia mengaku kalau ada Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK selalu mengecek, apakah pelaku merupakan alumni Tamansiswa atau bukan.

"Saya cek tidak ada, dijamin lulusan Tamansiswa tidak ada yang korupsi, karena kesempatannya tidak ada," kelakarnya yang disambut tawa peserta kongres.

Butet Kertaradjasa. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Menurutnya, nilai-nilai pendidikan Tamansiswa diperkuat sebagai modal. "Masa kalah dengan Finlandia yang mengadopsi nilai Tamansiswa," tuturnya.

Butet juga mengungkapkan kepintaran tidak berguna kalau hanya untuk memecah belah bangsa. Ia menambahkan apabila nilai Tamansiswa dioplos dengan Muhammadiyah bisa melahirkan masyarakat spiritualis yang bervisi kebangsaan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya