Liputan6.com, Jakarta - Gerakan Budaya Indonesia Tanah Air Kejujuran yang "diproklamasikan" Jaringan Pekerja Budaya dan dimotori Harry Tjahjono, Roy Marten, Arswendo Atmowiloto, Butet Kertaradjasa, Sys NS serta sejumlah seniman, secara konsisten terus digelorakan.Â
Selain di Jakarta, Jaringan Pekerja Budaya juga sudah terbentuk di Madiun yang melibatkan seniman dan tokoh masyarakat setempat, antara lain Moersito, Herutomo, Tatok Raya, Lilik Indrianto, Hari Budiarto, Agus Hariadi, Eko Widodo dll.
Selain mendirikan dua buah seni instalasi Monumen Gembok, Kejujuran, secara berkala juga menggelar Minggu Budaya Kejujuran, yang pada hari Minggu, 27/8/2017, berupa Lomba Anak Nyanyi Aku Senang Bisa Jujur (ASBJ).
Advertisement
"Lagu ASBJ ciptaan Harry Krisna Triastantya itu kami persiapkan untuk melengkapi senandung Nina Bobo yang sudah berpuluh tahun didendangkan kaum Ibu untuk menidurkan bayi dan balitanya. Bedanya, kalau Nina Bobo menakuti balita akan digigit nyamuk jika tidak tidur, syair ASBJ menanamkan kejujuran sebagai pilihan dan sikap hidup yang utama," kata Harry Tjahjono, penulis skenario serial Si Doel Anak Sekolahan, yang bersama Arswendo telah menciptakan lagu "Harta Paling Berharga" sebagai theme-song serial Keluarga Cemara.
Langkah awal memopularkan ASBJ dari daerah, menurut Harry, akan dilanjutkan dengan mengajak Yuni Shara untuk menyanyikannya.
"Menurut saya Yuni yang paling tepat menyanyikan lagu itu. Saya sudah mengenal akrab Yuni sejak 1992. Saya respek karena Yuni itu di mata saya adalah Ibu sejati, dalam arti ibu tiri, Ibu adopsi dan Ibu kandung yang sempurna. Selain juga karena Krisna yang mencipta lagu itu sudah mengenal dan ingin Yuni yang menyanyikannya. Saya juga sudah menghubungi Yuni dan mudah-mudahan dia bersedia," kata Harry Tjahjono.
Â