Camel Petir Anggap Pentingnya Perempuan dalam Dunia Pertanian

Camel Petir saat ini menjabat Ketua Bidang Perempuan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI)

oleh Aditia Saputra diperbarui 04 Mar 2018, 14:40 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2018, 14:40 WIB
Camel Petir
Camel Petir

Liputan6.com, Jakarta Artis Camel Petir mengatakan pentingnya partisipasi perempuan di sektor pertanian dan peternakan dan perlu dikembangkan dengan baik. Pasalnya, peran kaum Perempuan dalam sektor pertanian dan peternakan sangatlah menentukan.

Camel Petir yang juga Ketua Bidang Perempuan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) mengatakan, secara statistik kebanyakan petani adalah laki-laki, tetapi dalam persoalan yang berada di luar lahan pertanian dinilai banyak wanita tani yang bisa berperan.

"Peran wanita tani bisa menjadi sangat sentral. Karena di situlah akan ada nilai lebih yang bisa dihasilkan oleh para petani," ujar Camel Petir kepada wartawan di Jakarta, Rabu (1/3/2018).

 

Menurut wanita yang memiliki nama lengkap Camelia Panduwinata Lubis ini, kian hari semakin sedikit orang yang mau menjadi petani. Oleh karenanya ke depan akan menjadi satu tantangan yang sangat berbahaya dalam persoalan ketahanan pangan atau kedaulatan pangan.

 

Reformasi Agraria

Camel Petir
Camel Petir Ketua Bidang Perempuan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI)

 

Sebagaimana diwartakan, pelaksanaan program reforma agraria, bila dilakukan dengan sungguh-sungguh dinilai bakal dapat menjadi solusi bagi ketimpangan perekonomian yang kerap dialami kaum petani di berbagai daerah.

"Reforma agraria dan perhutanan sosial diharapkan bisa menjawab persoalan ketimpangan ekonomi petani Indonesia," ujar politisi Partai Golkar ini.

Untuk itu, Camel Petir berharap, pemerintah harus benar-benar fokus dalam rangka mewujudkan pemerataan tanah melalui reforma agraria atau menata ulang sumber agraria itu.

 

Perhatian Pemerintah

Camel Petir
Camel Petir Ketua Bidang Perempuan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI)

 

Menurutnya, ada dua hal yang harus diperhatikan pemerintah yaitu tanah objek reforma agraria dan perhutanan sosial. Pihaknya menginginkan agar petani memiliki lahan minimal dua hektare sehingga dapat produktif dan bermanfaat dalam mewujudkan kedaulatan pangan.

Karena itu, Camel Petir, menegaskan agar penerimaan tanah dapat berjalan dengan tepat kepada rakyat tanpa adanya campur tangan pihak terkait.

Kemudian, perlu ada regulasi yang mengikat seperti untuk memanfaatkan lahan menganggur yang cukup besar, sekitar 23 juta hektare.

Dia juga mengutarakan harapannya agar masyarakat desa bisa memanfaatkan lahan di daerahnya secara maksimal agar dapat menjadi produktif sekaligus meningkatkan tingkat kesejahteraan petani yang ada di desa tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya