Liputan6.com, Samarinda - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kalimantan Timur (Kaltim) hadir sebagai jembatan antara para petani dengan pemerintah dalam mendukung program Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto. Dengan pengurus baru yang dinakhodai oleh Rusianto, HKTI Kaltim siap dibawa ke arah lebih cerah. Rencananya pengurus baru HKTI Kaltim ini akan dikukuhkan pada akhir bulan Februari 2025.
“Dengan adanya HKTI di Kaltim ini termasuk kami pengurusnya, ingin menyelaraskan program presiden kita (Prabowo Subianto) Terutama masalah ketahanan pangan, kemandirian energi terbarukan, dengan ketersediaan sumber daya air,” terang Ketua HKTI Kaltim Rusianto, Minggu (16/2/2025).
Advertisement
Baca Juga
Kehadiran HKTI Kaltim ini sendiri bertujuan membatu para petani dalam ketersediaan bahan pokok seperti ketersediaan pupuk, bibit, sumber air hingga dibuat jalan usaha tani. “Bagaimana petani-petani ini bisa meningkatkan produksi hasil petaninya terutama bagaimana kesediaan pupuk, bibit, sumber airnya dan jalan usaha taninya, sehingga hasil produksinya nanti bisa stabil, sehingga petani-petani ini punya ekonomi yang bagus, kalau petani itu produksi bagus,” paparnya.
Advertisement
Tidak hanya soal ketahanan pangan memanfaatkan lahan pasca tambang untuk menanam jagung dan lainnya. Mantan Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Berau Kaltim itu juga menyampaikan mendukung soal Hilirisasi Industri Sawit, yang mana dirinya menilai akan sangat berdampak jika memiliki lebih banyak industri sawit di Kaltim supaya dapat menyerap tenaga kerja lokal.
Di Kalimantan Timur sendiri hanya ada empat Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang memproduksi minyak goreng yaitu di Bontang, Muara Badak, dan Balikpapan, namun dari keempat Pabrik itu masih dinilai kurang sehingga belum bisa menyerap secara keseluruhannya tenaga kerja lokal dan produksi hasil kelapa sawit. “Jadi tujuan kita itu bagaimana hilirisasi sawit ini, kalau bisa sawit-sawit yang ada di Indonesia ini khususnya di Kalimantan Timur dia bisa di produksi di Kaltim sehingga tidak perlu menjual bahan mentah keluar,” katanya.
Secara struktur kepengurusan HKTI Kaltim sendiri mengambil pengurus dari latar belakang yang berbeda seperti dewan penasihat yang diambil para kepala daerah yang sudah berpengalaman, kemudian unsur dewan pakar peneliti dari akademisi yang berperan dalam perkembangan sumber daya alam dan sumber daya manusia, para praktisi serta para petani yang lebih banyak yang nantinya akan berkolaborasi bersama pemerintah serta keterlibatan media dalam mewujudkan program ketahanan pangan dari pemerintah. “Pengurus HKTI yang ketiga ini agak unik, karena 80 persen pengurusnya petani dan kelompok tani yang beraktivitas di lapangan,” tandasnya.