Liputan6.com, Jakarta - Selain dikenal sebagai aktor, mendiang Rudy Wowor juga dikenal sebagai penari. Lebih tepatnya, sebagai penari flamenco.
Kemampuannya ini telah membawa Rudy Wowor ke sejumlah panggung dunia untuk menarikan flamenco. Termasuk di Spanyol dan Prancis.
Tak hanya sebagai penari, Rudy Wowor juga mendirikan sebuah sanggar flamenco di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Ia pun terjun langsung sebagai pelatihnya.
Advertisement
Baca Juga
Dalam sebuah wawancara dengan program radio The Lady Who Swings dari Hardrock FM pada 2015, Rudy Wowor sempat menceritakan pengalamannya mempelajari tarian ini di masa muda. Tak tanggung-tanggung, dia langsung mempelajari tarian ini di Madrid, Spanyol.Â
"Saya mulai di teater, hampir barengan mulai dancing, terutama di flamenco," kata Rudy Wowor.
Dekat dengan Musikus Jaz
Ia menyadari bahwa flamenco memiliki kedekatan dengan musik jaz. Tak heran selama belajar flamenco di negara tersebut, ia kerap nongkrong di sebuah klub jaz.
"There was a club named Whisky Jazz. Jadi siang hari saya les flamenco, les tari macam-macam, and malam (bersiul) up to the club," tuturnya.
Lucunya, kala itu ia mengaku hanya bisa duduk di pojokan kelab tersebut. "Diem aja karena you don't have much money waktu itu," tuturnya. Namun karena sering datang ke tempat itu, ia lantas menjadi dekat dengan musikus di sana.Â
Advertisement
Eksplorasi
Pada 1960-an, Rudy Wowor mulai mengeksplorasi kemampuannya dalam flamenco bersama teman-temannya. Ia mulai memadukan tarian ini dengan sejumlah elemen lain. "Termasuk jazz ballet yang mix dengan flamenco. It's your improvisation, it's your soul," tuturnya.
Ia mengatakan saat menarikan flamenco, seorang penari tidak hanya bisa asal bergerak saja. "Sama kayak actress sekarang kata-kata-kata, bla-bla-bla, enggak ada soul, you fell asleep. Atau sakit perut," kata Rudy Wowor.