Ratusan Pecinta Budaya Gelar Kemah Kebangsaan

Jagongan budaya yang menyinggung tren revolusi industri 4.0 itu diikuti tak kurang dari 300 partisipan dari berbagai kota

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Feb 2019, 14:00 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2019, 14:00 WIB
Kemah kebangsaan di bumi perdikan Desa Tawangsari, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur
Kemah kebangsaan di bumi perdikan Desa Tawangsari, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur

Liputan6.com, Jakarta Lebih dari 300 pecinta kebudayaan menggelar acara kemah kebangsaan di bumi perdikan Desa Tawangsari, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Sabtu-Minggu (23-24/2). Acara diawali dengan diskusi bertema wawasan kebangsaan dengan judul 'Membangun Nasionalisme dan Patriotisme yang Inklusif dan Toleran' di Kedhaton Perdikan Desa Tawangsari hingga semalam suntuk.

Jagongan budaya yang menyinggung tren revolusi industri 4.0 itu diikuti tak kurang dari 300 partisipan dari berbagai kota dan beragam profesi, dan latar belakang budaya serta lintas keyakinan.    

Mereka berkumpul di Kedhaton Tawangsari dalam rangka membincang isu kebangsaan dan pengarusutamaan strategi kebudayaan nasional.

"Selain diskusi kebangsaan, acara  ini juga dilanjutkan dengan kegiatan festival permainan tradisional anak serta penanaman pohon di Desa Junjung, Boyolangu," kata inisiator kegiatan kemah kebangsaan Bambang Budiono.

     

 

 

 

 

Festival

Kemah kebangsaan di bumi perdikan Desa Tawangsari, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur
Kemah kebangsaan di bumi perdikan Desa Tawangsari, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur

Bambang Budiono mengatakan, kegiatan sengaja digelar dalam rangka memupuk semangat kebangsaan yang tidak boleh jatuh pada chauvinisme dan eksklusivisme.  

"Dalam kegiatan Kemah Kebangsaan ini kami isi dengan diskusi kebangsaan yang mengusung tema 'Gerakan pemajuan kebudayaan dan revolusi industri 4.0', dengan beberapa narasumber penting seperti Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid, anggota Kaukus Pancasila Eva K Sundari serta dosen fisip Unair Joko Susanto," paparnya.

Kegiatan yang berlangsung di Pendopo Kedhaton Tawangsari tersebut, dibuka secara langsung oleh Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo. Pembukaan Kemah juga dihadiri oleh jajaran pemerintah Kabupaten Tulungagung. 

Dalam sambutannya, Maryoto Birowo menyambut baik kegiatan kebangsaan, terutama karena bertempat di Tawangsari yang dikenal luas sebagai ikon sejarah Tulungagung, bahkan sebagai cikal bakal lahirnya Kabupaten Tulungagung. 

Selain diskusi kebudayaan, Acara Kemah Kebangsaan juga dimeriahkan oleh ragam kesenian tradisional dan Festival Permainan Tradisional. 

Pada acara pembukaan, peserta Kemah juga dimanjakan oleh Macapatan Tawangsari, Kethoprak kreasi yang mengangkat kisah 'maniti amukti palapa' dan 'sejarah Abu Mansur' sebagai pendiri perdikan Tawangsari.  Kethoprak dibawakan oleh Sangggar Pariagung. 

Kemah Kebangsaan dilanjutkan dengan kegiatan Festival Permainan Tradisional. Kegiatan ini digelar di Omag Gajah, rumah yang dibangun pada tahun 1916 di Desa Simo, Kedungwaru, yang dianggap sebagai simbol bagi kearifan lokal dan ragam seni tradisi yang berkembang di kawasan tersebut. 

Selain Festival Permainan Tradisional, kegiatan Kemah Kebangsaan akan diakhiri dengan kegiatan konservasi, dengan menanam 500 bibit di kawan pegunungan Budheg, Tulungagung. Kegiatan ini bekerja sama dengan organisasi konservasi, Argo Pathok Candi Dadi (APC).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya