Liputan6.com, Jakarta Film Kucumbu Tubuh Indahku karya sineas Garin Nugroho menuai kontroversi. April lalu, film yang telah berkelana ke puluhan festival film tingkat dunia ini diganjar petisi.
Sebuah petisi yang dimuat di laman change.org memboikot film Kucumbu Tubuh Indahku. Petisi yang ditandatangani ribuan orang itu menilai Kucumbu Tubuh Indahku mendukung kehadiran kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Petisi ini direspons oleh Garin Nugroho dan produser rumah produksi FourColours Film, Ifa Isfansyah.
“Jumlah mereka yang memboikot lebih banyak daripada jumlah penonton film Kucumbu Tubuh Indahku, saat itu. Artinya, banyak peserta petisi menandatangani tanpa menonton konten film ini. Petisi ini ditindaklanjuti dengan pemboikotan di sejumlah daerah dari Depok Jawa Barat hingga Pontianak Kalimantan Barat,” terang Ifa Isfansyah kepada Liputan6.com, Kamis (2/5/2019) siang.
Jumlah Layar Susut
Ifa Isfansyah dan Garin Nugroho menyebut aksi memboikot tanpa melihat secara utuh konten serta konteks film Kucumbu Tubuh Indahku, sebagai bentuk penghakiman massal.
Hal ini berbahaya, mengingat penghakiman massal belum tentu benar. Apalagi penghakiman ini diberitakan di media massa maupun medsos dari satu sudut pandang.
Sementara itu, hingga artikel ini disusun, Kucumbu Tubuh Indahku susah ditemui di bioskop.
“Semula film ini tayang di 40 layar di seluruh Indonesia. Kini tinggal tiga layar di Jakarta saja. Satu bioskop menayangkan 3 kali, yang lain hanya 2 kali serta satu kali show. Saya tidak tahu apakah ini dampak pemboikotan atau dominasi Avengers: Endgame yang masih kuat,” kata Ifa Isfansyah. (Liputan6.com/ Wayan Diananto)
Advertisement