Gara-Gara Pakaian Dalam, Kim Kardashian Ditegur Wali Kota Kyoto

Tak hanya warganet, bahkan Wali Kota Kyoto pun menegur Kim Kardashian.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Jul 2019, 08:30 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2019, 08:30 WIB
[Bintang] Kim Kardashian
Tak hanya warganet, bahkan Wali Kota Kyoto pun menegur Kim Kardashian. (Matt Winkelmeter/Gety Images North America/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Kim Kardashian kembali menuai kontroversi. Kali ini ibu empat anak tersebut menuai pro kontra karena koleksi pakaian dalam ia luncurkan, Kimono Intimates. 

Ini, adalah koleksi shapewear atau pakaian dalam yang digunakan untuk membentuk tubuh wanita agar lebih terlihat ramping dan kencang. Bentuknya, adalah pakaian dalam bernuansa nude yang menyerupai warna kulit asli.

Hanya saja, penggunaan nama "Kimono" dalam merek pakaian ini dipermasalahkan banyak orang. Sejumlah kalangan menyuarakan protesnya kepada Kim Kardashian lewat media sosial. Pasalnya, hal ini dianggap tidak menghormati kebudayaan sebuah negara. 

Tak hanya warganet, bahkan Wali Kota Kyoto pun menegur Kim Kardashian.

Teguran Wali Kota Kyoto

Kim Kardashian (AFP)
Kim Kardashian (AFP)

Dilansir dari Women's Wear Daily, Wali Kota Kyoto Daisaku Kadokawa menulis surat terbuka untuk Kim Kardashian.

"Kimono merupakan pakaian tradisional yang kaya akan sejarah yang telah diwariskan secara turun-temurun dan melambangkan keindahan, semangat dan nilai dari Jepang," tulis Kadokawa lewat situs resmi kota Kyoto.

Ia juga mengatakan bahwa nama "Kimono" adalah aset yang dimiliki oleh umat manusia, dan karena itu sebaiknya tidak dimonopoli. 

"Aku menulis surat ini untuk mengungkapkan pikiranku tentang Kimono dan meminta agar Anda mempertimbangkan penggunaan nama Kimono dalam merek dagangmu," tuturnya, seperti diwartakan Japan Today. 

Pembelaan Kim Kardashian

[Bintang] Kim Kardashian
Kim Kardashian. (MARK SAGLIOCCO GETTY IMAGES NORTH AMERICA AFP)

Lewat akun Twitter, Kim mengaku bahwa ia telah mengembangkan lini pakaian tersebut sejak 15 tahun. "Saya amat menghormati betapa pentingnya kimono dalam budaya Jepang dan tidak memiliki rencana untuk merancang atau merilis pakaian yang menyerupai atau tidak menghormati pakaian tradisional dengan cara apa pun," tulis konglomerat itu, dilansir dari The New York Times.

Namun Kim Kardashian menegaskan bahwa ia tidak berniat untuk mengubah nama merek lini pakaian tersebut.

 

(Dream.co.id/ Annisa Mutiara Asharini)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya