Anak Kidal Bukan Aib Keluarga, Ini Keunggulan Mereka yang Patut Dibanggakan Menurut Pakar Genetika IPB

Banyak mitos seputar anak kidal yang masih dipercaya. Artikel ini mengungkap keunggulan anak kidal menurut pakar genetika IPB yang perlu orang tua tahu.

oleh Aditya Eka Prawira Diperbarui 17 Apr 2025, 09:00 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2025, 09:00 WIB
Ilustrasi Tangan Kidal (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)
Anak kidal bukanlah aib, justru punya keunggulan tersendiri. Simak penjelasan ilmiah dari pakar genetika IPB tentang potensi anak dengan tangan kidal. (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Anak kidal adalah anak yang secara dominan menggunakan tangan kiri dalam aktivitas sehari-hari seperti menulis, menggambar, dan makan. 

Diperkirakan sekitar 10 persen populasi dunia merupakan kidal. Persentase orang kidal di negara-negara Barat tercatat cukup tinggi, yakni mencapai 10,6 persen. 

Angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan negara-negara di Asia. Di Indonesia sendiri angkanya mencapai 3,39 persen. 

Ciri ini biasanya mulai terlihat sejak usia 2 hingga 3 tahun, walaupun preferensi tangan masih bisa berubah hingga anak berusia 5 tahun. 

Mitos dan Stigma Seputar Anak Kidal

Masih banyak mitos yang berkembang tentang anak kidal. Menurut Ahli Genetika Ekologi IPB University, Prof Ronny Rachman Noor, tidak sedikit masyarakat yang menganggap kidal sebagai sebuah kelainan atau bahkan aib keluarga. 

Akibatnya, banyak anak dengan tangan kidal yang mendapatkan perlakuan tidak adil atau bahkan mengalami perundungan. 

Padahal, preferensi menggunakan tangan kidal adalah variasi alami dan bukan suatu kekurangan. 

Memaksa anak kidal untuk menggunakan tangan kanan justru dapat menimbulkan stres dan hambatan dalam proses belajar.

Tantangan Anak Kidal dalam Aktivitas Sehari-hari

Ilustrasi Tangan Kidal (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)
Anak kidal bukanlah aib, justru punya keunggulan tersendiri. Simak penjelasan ilmiah dari pakar genetika IPB tentang potensi anak dengan tangan kidal. (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)... Selengkapnya

Prof. Ronny menyampaikan bahwa kurangnya pemahaman masyarakat tentang kidal sering kali berdampak negatif. 

Menurutnya, berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak kidal sering menghadapi tantangan dan kesulitan dalam kegiatan belajar, karena hampir semua alat dan fasilitas didesain untuk pengguna tangan kanan.

Banyak anak kidal mengalami tantangan dalam kegiatan belajar karena hampir semua alat dan fasilitas didesain untuk pengguna tangan kanan. 

Hal ini membuat anak kidal lebih rentan terhadap stres, frustrasi, bahkan gangguan emosional.

"Karena kondisi itu, mereka lebih rentan mengalami ketidakstabilan emosi dan berpotensi menyebabkan frustasi dan kecemasan," kata Prof. Ronny seperti dikutip ipb.ac.id pada Kamis, 16 April 2026.

Apa yang Menyebabkan Seseorang Menjadi Kidal?

Ilustrasi Tangan Kidal (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)
Anak kidal bukanlah aib, justru punya keunggulan tersendiri. Simak penjelasan ilmiah dari pakar genetika IPB tentang potensi anak dengan tangan kidal. (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)... Selengkapnya

Prof. Ronny menjelaskan bahwa penyebab seseorang menjadi kidal bukanlah satu faktor tunggal, melainkan hasil interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. 

1. Faktor Genetik

  • Sifat kidal dapat mulai dideteksi saat janin berusia 9–10 minggu.
  • Terdapat lebih dari 40 gen yang bekerja secara bersama-sama dan diduga berperan dalam menentukan kecenderungan seseorang menjadi kidal.
  • Salah satu gen yang menonjol adalah gen TUBB4B, yang memengaruhi struktur sel tubuh dan lebih umum ditemukan pada orang kidal.
  • Meski demikian, keberadaan gen ini tidak menjamin seseorang akan menjadi kidal.

2. Faktor Lingkungan

  • Lingkungan rahim: paparan hormon seperti testosteron dan posisi janin selama kehamilan dapat memengaruhi perkembangan otak dan orientasi penggunaan tangan kidal.
  • Budaya dan kebiasaan: dalam budaya yang menganggap tangan kidal tabu, anak-anak cenderung ditekan untuk menjadi tidak kidal.
  • Berat lahir rendah dan kelahiran kembar juga dikaitkan dengan peningkatan peluang menjadi kidal.
  • Pola pengasuhan, termasuk apakah anak mendapatkan ASI atau tidak, juga dapat memengaruhi kecenderungan ini.

Apakah Kidal Berasal dari Ibu atau Ayah?

Anak kidal bukanlah aib, justru punya keunggulan tersendiri. Simak penjelasan ilmiah dari pakar genetika IPB tentang potensi anak dengan tangan kidal. (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)
Anak kidal bukanlah aib, justru punya keunggulan tersendiri. Simak penjelasan ilmiah dari pakar genetika IPB tentang potensi anak dengan tangan kidal. (Foto: Aditya Eka Prawira/Liputan6.com)... Selengkapnya

Fakta menariknya, jika kedua orang tua kidal, peluang anak menjadi kidal hanya sekitar 25 persen. 

Sementara itu, kata Prof. Ronny, orang tua yang tidak kidal pun masih memiliki peluang 11 persen untuk memiliki anak kidal. 

Artinya, faktor genetik memang berpengaruh, tetapi lingkungan memiliki peranan lebih besar, yakni sebesar 75 persen berdasarkan nilai heritabilitas 0,25. 

Masalah Kesehatan Apa yang Rentan Dialami Orang Kidal?

iPad mini 7 2024
Anak kidal bukanlah aib, justru punya keunggulan tersendiri. Simak penjelasan ilmiah dari pakar genetika IPB tentang potensi anak dengan tangan kidal. (Liputan6.com/ Agustinus Mario Damar)... Selengkapnya

Beberapa studi menunjukkan bahwa anak kidal berisiko lebih tinggi mengalami ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder), yaitu kondisi yang ditandai dengan kesulitan fokus, hiperaktif, dan perilaku impulsif. 

Lebih lanjut Prof. Ronny menjelaskan bahwa aktivitas otak anak kidal juga berbeda, yang dapat memengaruhi gaya belajar dan kemampuan kognitif mereka.

Meski menghadapi tantangan lebih banyak, anak kidal justru sering tumbuh menjadi pribadi yang lebih kreatif, adaptif, dan tangguh karena terbiasa menghadapi keterbatasan lingkungan sejak dini.

"Kidal bukanlah aib melainkan sifat yang kemunculannya dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Dengan memahami proses kemunculan sifat kidal ini, kita akan dapat menjadikan anak kidal sebagai sumber daya manusia unggul," kata Prof. Ronny.

Menurut Prof Ronny, dari sudut pandang evolusi, jumlah orang kidal memang cenderung menurun seiring waktu. 

Hal ini karena manusia hidup berkelompok dan mengembangkan alat serta sistem kerja yang lebih sesuai untuk tangan kanan. 

Fenomena ini disebut directional selection, yaitu proses seleksi yang mendorong peningkatan jumlah orang nonkidal. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya