Filmnya Dikritik Penonton, Begini Respons Ernest Prakasa

Ernest Prakasa telah melahirkan 4 film box office.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jul 2019, 08:30 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2019, 08:30 WIB
[Bintang] Ernest Prakasa
Preskon film Milly dan Mamet (Adrian Putra/bintang.com)

Liputan6.com, Jakarta - Ernest Prakasa telah melahirkan 4 film box office yakni Ngenest, Cek Toko Sebelah, Susah Sinyal, serta Milly dan Mamet.

Cek Toko Sebelah yang mengumpulkan 2,6 juta penonton mengantar Ernest Prakasa meraih Piala Citra Penulis Skenario Asli Terbaik. Pencapaian ini tak membuat Ernest Prakasa silap mata.

Ernest Prakasa mengakui ada beberapa kritik yang ditujukan untuk karyanya. Salah satu kritik itu menyebut ada beberapa tokoh di film Ernest Prakasa yang hanya jadi ornamen. Peran tokoh-tokoh ini tidak terlalu penting di film. 

Merespons kritik ini, Ernest Prakasa menjelaskan, “Selama ini saya sangat terbuka terhadap kritik. Orang menyebut film saya ada joke-joke tempelan yang sebenarnya kalau karakter ini dihilangkan pun enggak apa-apa. Alur utamanya tetap bisa jalan. Saya anggap itu kritik yang valid dan saya tindak lanjuti lewat film Imperfect ini.”

 

 

Film Kelima Ikut Sukses?

[Fimela] Ernest Prakasa
Ernest Prakasa (Daniel Kampua/Fimela.com)

Karenanya selama menyusun naskah Imperfect, Ernest Prakasa bertanya-tanya, bagaimana agar karakter-karakter lucu ini tetap punya makna? “Agar bermakna ia harus diberi ruang gerak lebih. Ini berdampak pada bujet produksi,” imbuhnya kepada Showbiz Liputan6.com di Jakarta, baru-baru ini. 

Imperfect yang diangkat dari buku karya Meira Anastasia merupakan film kelima Ernest Prakasa bersama rumah produksi Starvision Plus. Ernest Prakasa mengakui, syuting film Imperfect lebih berat daripada Susah Sinyal.

Susah Sinyal berat karena lokasi syutingnya (di Sumba Nusa Tenggara Timur -red) menguras fisik pemain maupun kru. Belum lagi cuaca panas. “Ditambah perjalanan dari basecamp menuju lokasi syuting bisa 2,5 jam sendiri,” kenang Ernest Prakasa. 

 

Melelahkan Pikiran

[Fimela] Ernest Prakasa
Ernest Prakasa (Daniel Kampua/Fimela.com)

Sementara syuting Imperfect melelahkan pikiran. Syuting dibagi dua fase, yakni fase tokoh utama (Rara) gemuk dan langsing. Dari aspek manajemen syuting, ini merepotkan.

“Misalnya syuting adegan Rara gemuk dan pacarnya makan di warteg. Setelah itu syuting ke tempat lain dulu, lalu jeda sebulan menunggu pemeran Rara kurus. Kemudian balik lagi ke warteg untuk syuting dalam kondisi tokoh utama sudah langsing,” Ernest Prakasa mencontohkan.

Imperfect merupakan film Ernest Prakasa dengan jumlah pemain terbanyak yakni 40 orang. Film ini akan tayang di bioskop pada Desember 2019. (Wayan Diananto)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya