Liputan6.com, Jakarta Drama.
Begitulah hidupku. Sama seperti sinetron-sinetron yang pernah aku bintangi. Aku pernah berperan sebagai perempuan judes yang menguasai harta warisan keluarga, atau sempat juga berakting sebagai rentenir. Dan bahkan jadi perempuan stress karena ditinggal suami yang meninggalkan banyak utang.
Tapi, semua peran itu tidak sedahsyat kehidupan nyataku sendiri. Aku nikah siri dengan seorang pengusaha dan meninggalkan dia demi pemuda tampan. Dan celakanya, aku tak mau mengakui pernikahan itu. Jelas, itu aib buatku karena di mata publik, Andini, sebut saja namaku demikian, adalah artis idola yang punya kehidupan menginspirasi banyak orang.
Advertisement
“Ah, gila elo, Din. Terus, laki elo mau diapain. Elo udah bilang ama Abang?,” tanya Sisca, sahabatku.
Kami sedang menikmati capuccino di sebuah coffee lounge hotel mewah di Jakarta, saat aku menuturkan rencanaku menikah dengan Raka.
Abang, yang dimaksud oleh sahabatku itu adalah Indra, seorang pengusaha kaya di Sulawesi yang sudah 3 tahun ini menjadi suami siriku. Hanya sedikit orang terdekatku yang mengetahui pernikahan tersebut.
Selain, Bapak, yang menjadi wali nikahku tentunya, juga Mas Andra, kakakku satu-satunya. Sisca, sahabatku dan juga Rere managerku adalah orang yang juga jadi saksi, tiga tahun lalu aku menjalani akad nikah dengan Bang Indra.
Ikuti Showbiz Uncensored di halaman berikutnya.
Spontan Ucapan 'Gila'
Capuccino di cangkir besar itu sudah tinggal setengah. Sebenarnya tubuhku sedang rileks karena usai perawatan. Aku dan Sisca habis jalani treatment di klinik kecantikan langganan.
Tapi, pikiranku sedang berat. Kata ‘gila’ yang spontan diucapkan Sisca boleh jadi benar. Soalnya, aku mau tinggalkan Bang Indra demi Raka, pengusaha muda yang digila-gilai sosialita ibukota.
Advertisement
Buka Kedok
“Kalau, elo bener jadi kawin sama Raka, habis deh karier elo. Bisa aja kan Bang Indra buka kedok elo,” kata Sisca nyerocos.
Aku bergeming. Tak juga menjawab bombardir kalimat-kalimat sahabatku yang dikenal sebagai selebgram itu.
Istri Pertama
Bang Indra juga pengusaha. Kaya raya jelas. Kalau nggak, mana mau aku dinikahi sama dia. Sebenarnya Bang Indra sudah punya istri. Rumah tangganya pun harmonis dengan 3 anak.
Tapi untungnya Bang Indra aktif jalankan bisnis bukan di Jakarta, tapi di sebuah kota di Sulawesi. Jadi, boleh dibilang ‘pergerakanku’ sebagai istri sirinya tak tercium media. Apalagi istri pertamanya bisa menerima aku sebagai madu.
Advertisement
Bayaran Mahal
Menjaga imej alias jaim harus aku pertahankan. Selama 12 tahun berkarier sebagai pesinetron, aku terhitung artis yang bisa menutupi kehidupan pribadiku dari sorotan media dan juga infotainment.
Ada sih bisik-bisik tak sedap yang mengarah ke kehidupan pribadi. Ada aja yang julid melihat gaya hidup mewahku. Naik mobil mewah, tinggal di kediaman di kawasan elit. Termasuk kegemaranku travelling ke mancanegara.
Itu membuat gosip kuat berhembus: “Andini simpenan siapa sih?".
Tapi aku bodo amat. Mereka tahunya aku pesinetron stripping dengan bayaran mahal. Aku juga bilang punya usaha keluarga kok.
Nggak Ember
Dan, semua bisik-bisik julid tersebut tak pernah bisa dibuktikan. Aku, keluarga jelas tutup rapat soal nikah siri dengan Bang Indra. Termasuk Rere, manager setiaku yang sudah mengurus karierku sejak aku masih jadi artis bau kencur. Sisca juga sudah aku sumpah nggak ‘ember’ mulutnya.
“Elo udah bilang belum sama Bang Indra? “
“Lagian Bang Indra kurangnya apa sih, Din. Emang sih, Raka muda, terus ganteng. Bang Indra, laki siri elo ya agak tua sih emang.”
“Tapi kan Bang Indra baik. Tuh elo makmur gemah ripah loh jinawi gitu. Bini tuanya juga nggak reseh sama elo.”
“Ih…. Heran deh gue ama elo.”
Advertisement
Jadi Produser
Sisca kembali melontarkan kalimat dengan nada tinggi campur gemas. Aku tersenyum kecil. “Eh elo kenapa Din, senyum-senyum sendiri?,” kata Sisca.
Aku tak menimpali ucapan ‘berisik’ Sisca. Tapi malahan asyik melamun. Aku jadi ingat pertemuan pertamaku dengan Bang Indra, beberapa tahun lalu. Ceritanya, aku sedang mengikuti acara promo film yang aku bintangi di sebuah hotel mewah.
Saat itu, wartawan juga diundang dong. Tapi, apa yang terjadi saat makan malam tak terendus oleh juru warta. Saat itulah aku bertemu dengan Bang Indra, yang ternyata kenalan produser film yang aku bintangi.
Pemeran Utama
Selentingan aku dengar, Bang Indra tertarik memodali film rumah produksi produserku yang akan datang. “Andini, kenalin nih Pak Indra, pengusaha keren dari Sulawesi. Jadi dong ya Pak ikut terlibat di pendanaan film saya,” kata produserku.
“Iya, boleh saja. Tapi, asal Mbak Andini yang main. Jadi pemeran utama,” kata Bang Indra sambil tersenyum.
Advertisement
Janjian Makan Siang
Bang Indra mengaku kesengsem sama aktingku. Dia sebut sejumlah judul sinetron yang pernah aku bintangi.
“Bang Indra nonton sinetronku? tanyaku agak heran.
“Oya, nggak setiap hari sih. Sesekali aja. Istriku tuh yang suka banget,” kata Bang Indra.
Ternyata dinner di hotel mewah bukan perjumpaan pertamaku dengan pengusaha gagah itu. Kami seringkali bertemu.
Misalnya, saat Bang Indra ke Jakarta untuk urusan bisnis. Bahkan, cukup sering kami janjian ketemuan di Singapura. Ya sekedar makan siang.
Alihkan Pembicaraan
“Eh elo ngelamun dari tadi ya, Din?,” kata Sisca nyenggol lenganku.
“Apaan sih elo, bikin kaget aja,” jawabku.
“Udah sana pesen minuman lagi. Udah habis tuh cappuccino. Elo liatin aja cangkirnya,” kata Sisca sambil memonyongkan bibirnya.
“Eh lipstick elo baru ya. Warnanya keren tuh,” aku menimpali.
“Jangan alihkan pembicaraan deh," kata Sisca.
“Jadi bagaimana, elo udah bilang apa ke Bang Indra? Elo terima tuh lamaran si Raka? Gawat neh bisa heboh ‘dunia persilatan’,” kata Sisca lagi.
Advertisement
Tak Mau Sakiti
Sejujurnya aku bingung mau jawab apa pertanyaan Sisca. Aku jatuh hati pada Raka yang melamarku, kemarin. Tapi aku tak mau menyakiti hati Bang Indra.
Dan, atas semua hal yang terjadi ini aku belum bercerita ke siapapun. Tidak juga ke keluargaku. Belum. Hanya Sisca seorang yang baru tahu.
Apakah aku menerima lamaran Raka dan jadi istri pengusaha muda itu?
Jelas, aku harus minta cerai sama Bang Indra. Meski nikah siri alias tak ada surat nikah, aku harus pisah baik-baik dong dengan Bang Indra.
(Bersambung)
Disclaimer:
Kisah dalam cerita ini adalah milik penulis. Jika ada kesamaan jalan cerita, tokoh dan tempat kejadian itu hanya kebetulan. Seluruh karya ini dilindungi oleh hak cipta di bawah publikasi Liputan6.com.
(Josephine S)