Liputan6.com, Jakarta Masih di dalam mobilku. Faiz dan aku bersitegang. Pak Kresna terdiam.
"Lin, gue paham luka hati lo ini lagi perih-perihnya. Nanti malam pas mau tidur pun, lo pasti kesepian dan keinget yang dulu-dulu. Belum lagi kalau lo buka Instagram dan lihat update-an Aidan sama teman-temannya, pasti galau lagi. Tapi alkohol bukan solusi,” Faiz mengingatkanku.
"Tiga gelas kecil aja, Iz. Please!" kali ini aku mengiba. "Gue minum cuma buat ngelupain Aidan jahanam itu," imbuhku.
Advertisement
"Oke tiga gelas kecil. Terus lo pulang, tidur. Besok pagi pas bangun, lo yakin 100 persen amnesia sama cowok yang namanya Aidan Prasetya?"
Baca Juga
Jleb! Aku tercekat. Tak berani menjamin, apalagi menjawab.
"Ini kehidupan nyata, Lintang. Enggak kayak peran lo di sinetron Cinta Di Batas Senja. Ketabrak taksi terus amnesia sampai episode terakhir? Come on," Faiz masih mengomel.
Belum Punya Referensi
"Terus gue mesti gimana? Terima aja gitu diginiin Aidan?" kali ini aku protes.
"Oke gini Beb. Gue tahu ini cinta pertama. Dan lo belum punya referensi buat menangani yang namanya patah hati. Tapi percaya gue, deh. Saat ini Aidan lagi indehoy sama cewek lain. Enggak mikirin nasib lo jadi buat apa lo masih repot mikirin dia?"
"Terus gue mesti pulang aja gitu? Ini, tuh masih sore, Faiz!"
"Lo malam ini nginap aja di rumah gue. Lo mau curhat semalam suntuk juga gue jabanin. Kiriman paket bolu, bika ambon, dan sambal teri dari Nyokap tadi siang sudah sampai rumah. Ini pembantu gue barusan WhatsApp. Mending lo mabuk bolu sama gue. Eim?" Faiz mengajak.
"Terus nanti kalau tetangga lo ngegosipin kita kumpul kebo gimana?"
"Najong! Mereka tahu kali kalau gue enggak doyan lo," sahutnya.
Kami pun tertawa lepas. Mendengar celotehan kami, Pak Kresna nyengir menahan tawa. Ia mengantar kami ke rumah Faiz.
Advertisement
Minggu adalah Mager
Setengah tahun kemudian...
Terbangun di apartemen yang sama. Masih dengan suasana yang sama. Rencana menata ulang apartemen agar suasana berubah tinggal rencana. Di luar dugaan, sinetron Kasih Untuk Selasih bertahan di puncak rating dengan share 19 koma sekian persen. Senin sampai Sabtu aku syuting. Minggu kuisi dengan tidur, makan, treadmill, tidur lagi, dan nonton DVD.
Minggu adalah sinonim dari kata mager. Begitu kata kamus hidupku. Pagi itu, aku sarapan berkawan lagu Kahitna, band favorit Mama yang beberapa hari terakhir jadi favoritku juga. Iseng-iseng berselancar ke salah satu situs musik resmi, aku menemukan album Kahitna IV rilisan Musica Studios tahun 2000. Album bersampul putih itu ditutup dengan lagu "Masihkah Ada Diriku."
Iseng Intip Instagram Mantan
Begini liriknya: Kadang ada dirimu melintasi kalbuku... kukenali diriku, tak boleh kubertemu. Duh, seketika aku teringat Aidan. Apa kabar dia sekarang, ya? Jujur, akun resmi Aidan Prasetya yang terverifikasi itu sudah aku senyapkan saat menginap di rumah Faiz. Jadi aku tak lagi meihat aktivitasnya di Instagram Stories, unggahan video, dan foto.
Pagi itu, hari Minggu, aku iseng mengintip akun Instagram Aidan. Rupanya mengintip akun Aidan bukan ide cemerlang. Yang terbaru, Aidan mengunggah foto bersama Syahdu Nurani, pesinetron anyar yang hampir menjadi adikku di Kasih Untuk Selasih. Namun produser waktu itu memindahkan Syahdu ke proyek sinetron sore, Duka Di Balik Cinta.
Advertisement
Kurang-kurangi Main Medsos
Sayang, sinetron ini hanya bertahan 90 episode di layar kaca. Syahdu kini lebih sering muncul di miniseri dan FTV. Bulan lalu, kudengar ia dapat peran di film komedi romantis bareng aktor idolaku, Radian Parta. Aidan-Syahdu foto berdua di Singapura sambil berpelukan? Tak mungkin mereka hanya berteman. Seketika suasana hatiku seharian itu amburadul.
Keesokan harinya, aku syuting Selasih di Bintaro jam 8 pagi. Aku datang jam 8 pas. Faiz langsung menarikku ke ruang rias.
"Beb, kamu kurang-kurangi buka Instagram dan medsos ala-ala lainnya, ya," pinta Faiz lalu bergegas membuka koperku dan mengeluarkan beauty case berisi alat rias.
"Tumben ngelarang gue ngubek-ubek Instagram. Ada apa?"
Kali Ini Faiz Terdiam
Faiz menoleh dan menjawab, "Gue pengin kita fokus ke Selasih dulu. Masuk episode ke 280-an, share-nya turun ke 12 persen, nih. Pihak stasiun televisi kurang happy. Makanya karakter adiknya Selasih mau dimatikan biar penonton syok."
"Bukannya isu adik Selasih mau dimatiin sudah dari minggu lalu, ya? Dan semalam share naik lagi jadi 15 gara-gara Selasih pura-pura mati. Share 15 itu batas aman yang ditetapkan stasiun televisi, bukan?" kataku dengan nada curiga.
"Ya, sih," kata Faiz ringkas.
"Atau lo enggak pengin gue tahu Aidan pacaran sama Syahdu?"
Sekak. Kali ini Faiz yang terdiam.
Advertisement
Aidan Menikah, Semoga Hoaks
Yang kusyukuri, sejak Selasih pura-pura mati dan tokoh baru yang dimainkan Venussa muncul, share sinetron stabil di kisaran 15-17 persen. Belum bisa balik ke 19 persen, sih. Kalau lagi apes mentok di share 15 persen. Beberapa minggu berlalu sejak kabar Syahdu dipacari Aidan mendarat di kuping, akun Aidan aku senyapkan lagi.
Tapi apalah artinya membuat akun Aidan senyap tapi tetap mengikuti akun gosip. Kabar tak terduga itu akhirnya terdengar juga. Akun gosip mengunggah undangan pernikahan Aidan-Syahdu. Ya, Aidan menikahi Syahdu. "Tenang, Lintang. Ini mungkin hoaks," batinku sambil menenangkan diri.
Hatiku Ambyar
Makin kuanggap ini hoaks, foto-foto pernikahan Aidan dan Syahdu bertebaran di mesin pencari Google. Saat itu hatiku ambyar. Pontang-panting membuktikan diri sebagai bintang sinetron hit tak serta merta membuat pandanganku terhadap Aidan kabur. Entah mengapa hatiku kalut.
Hari itu, pas banget syuting adegan Selasih teringat ayahnya yang dikisahkan meninggal karena serangan jantung. Padahal sebenarnya dibunuh oleh lawan bisnisnya yang adalah ayah pacarnya Selasih. Kulampiaskan air mataku di situ. Usai syuting, Faiz memelukku erat-erat.
Advertisement
Lintang Sang Primadona
"Ingat-ingat saja bahwa Selasih sudah sejauh ini. Beberapa produser dari production house tetangga menanyakan ke gue, lo kontrak eksklusif atau kontrak per judul. Lo lagi jadi primadona di kalangan produser, Beb. Berbahagialah," bisik Faiz seraya membesarkan hatiku.
"Dan jangan lupa, besok lo ada janji dengan Mbak Alya di kafe Nongs jam 12 siang. Dia kan aktris film papan atas. Siapa tahu Mbak Alya bisa membuka jalan lo ke layar lebar kalau Selasih sudah ditinggalkan penonton. Lo tahu kan, sinetron harian kalau rating dan share bapuk bisa tamat sewaktu-waktu?" imbuhnya. Aku hanya mengangguk.
(Bersambung)
Anjali L
Disclaimer:
Kisah dalam cerita ini adalah milik penulis. Jika ada kesamaan jalan cerita, tokoh dan tempat kejadian itu hanya kebetulan. Seluruh karya ini dilindungi oleh hak cipta di bawah publikasi Liputan6.com.