Liputan6.com, Jakarta Tahun 2020 menyimpan romantika tersendiri bagi Roy Kiyoshi. Presenter program Karma ini tersandung kasus narkoba. Polisi menangkap Roy Kiyoshi di kediamannya di kawasan Cengkareng Indah, Tangerang, Rabu (6/5/2020).
Dalam penggeledahan itu, polisi beroleh barang bukti berupa 21 butir obat jenis psikotropika. Roy Kiyoshi lantas menjalani rehabilitasi di RSKO Jakarta. Lima bulan berselang, ia “lulus sekolah.”
Advertisement
Baca Juga
Roy Kiyoshi kemudian buka kartu soal ritual pertama yang dilakukannya saat tiba di rumah. Hati Roy Kiyoshi menghangat tatkala menginjakkan kaki di rumah dan melihat kedua orangtuanya.
Jadi Ketika Aku Balik...
“Jadi ketika aku balik, balik ke RSKO aku langsung sujud ke Papa Mama, langsung gelendotan lagi sama Papa dan Mama karena aku anak manja. Jadi benar-benar, momen yang enggak pernah gue dapat lagi selama 5 bulan,” aku Roy Kiyoshi.
Selanjutnya, Roy Kiyoshi menyapa hewan peliharaan, masuk ke kamar pribadi, dan membaringkan diri di ranjang yang sudah lima bulan tak bertuan. Saking takjub, ia bahkan meraba sprei yang melapisi kasur.
Advertisement
Langsung Tidur, Nyaman Banget
“Sudah pulang aku langsung tidur, nyaman banget, spreinya aku pegang-pegang. Bantalnya aku cium-cium, aku punya bantal khusus. Tidur itu penting bagi aku kan,” Roy Kiyoshi menyambung.
Ini disampaikannya dalam video bertajuk “Roy Kiyoshi Depresi Karena Hal Ini” yang mengudara di kanal YouTube Trans TV Official, Senin (12/10/2020). Ia mengaku mengidap insomnia parah.
Aku Insomnia Parah
“Aku kan insomnia parah dan ternyata itu adalah suatu penyakit yang dokter bilang adalah penyakit kronis. Selama ini aku enggak sadar bahwa itu adalah penyakit,” beber bintang sinetron Karma The Series dan Roy Kiyoshi Anak Indigo.
“Aku punya bantal khusus. Setiap kali mau tidur, disemprot jasmine supaya ada aromanya. Lebih rileks,” kata Roy Kiyoshi. Nyaris tanpa jeda, ia mengatur strategi untuk kembali ke panggung showbiz.
Advertisement
Medsos Ruang Tanpa Batas
Artis kelahiran Jakarta, 24 Februari 1987, ini mengaku siap menghadapi cibiran warganet. Menurutnya sebaik atau seburuk apapun perilaku figur publik, tak akan pernah luput dari penilaian khalayak.
“Lagipula media sosial adalah ruang tanpa batas. Kita tidak bisa meng-handle komentar, apa yang mereka tulis. Jadi ya netizen maunya seperti ini, ada yang seperti itu, ada yang mendukung, itu terserah mereka,” pungkasnya.