Resensi Film Yang Tak Tergantikan: Tentang Ibu Juga Manusia dan Dalamnya Akting Lulu Tobing

Yang Tak Tergantikan karya sineas Herwin Novianto menampilkan Lulu Tobing sebagai pemeran utama. Film ini tayang di platform digital.

oleh Wayan Diananto diperbarui 22 Jan 2021, 14:40 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2021, 14:40 WIB
Poster film Yang Tak Tergantikan. (Foto: Dok. Falcon Pictures)
Poster film Yang Tak Tergantikan. (Foto: Dok. Falcon Pictures)

Liputan6.com, Jakarta Yang Tak Tergantikan adalah drama rumahan yang berfokus pada penokohan seorang ibu bernama Aryati. Lulu Tobing menghidupkan peran ini dengan beragam emosi.

Dalam film karya Herwin Novianto ini, akting bintang sinetron Tersanjung diadu dengan Dewa Dayana, Yasamin Jasem, dan Maisha Kanna. Ini peran utama Lulu Tobing setelah Aku Ingin Menciummu Sekali Saja yang dirilis Desember 2002.

Memotret kehidupan dua generasi dan diperankan pemain dari dua generasi betulan, kesan pertama yang didapat dari film ini natural sekaligus menyentuh. Berikut resensi film Yang Tak Tergantikan.

Berawal dari Pengadilan Agama

Lulu Tobing sebagai Aryati di Yang Tak Terlupakan. (Foto: Dok. Falcon Pictures)
Lulu Tobing sebagai Aryati di Yang Tak Terlupakan. (Foto: Dok. Falcon Pictures)

Yang Tak Tergantikan memulai kisah di Pengadilan Agama. Aryati (Lulu Tobing) membawa berkas gugatan cerai di mobil. Air matanya menetes, melihat pasutri bertengkar di lobi pengadilan. Di rumah, Aryati menghadapi tiga anak dengan problem berbeda.

Si sulung Bayu (Dewa Dayana) belum lama bekerja di-PHK. Ia menjadikan narkoba tempat pelarian. Kecanduan membuata Bayu nekat nyolong perhiasan ibunya di kamar. Tika (Yasamin Jasem) yang cantik dan langsing jatuh cinta pada anak orang kaya.

Pergaulan membuatnya gemar pakai baju ketat hingga lupa pada kewajiban berprestasi di sekolah. Kinanti (Maisha Kanna) bisa jadi yang paling dibanggakan. Selain pintar dan rapi, ia meraih medali emas kompetisi catur. Hanya, Kinanti belum 100 persen paham atas apa yang menimpa ibunya.

Tak Membawa Kita Ke Mana-mana

Maisha Kanna sebagai Kinanti di Yang Tak Terlupakan. (Foto: Dok. Falcon Pictures)
Maisha Kanna sebagai Kinanti di Yang Tak Terlupakan. (Foto: Dok. Falcon Pictures)

Perceraian berdampak pada kejiwaaan para anggota keluarga yang tak sempurna ini. Amarah Aryati pecah saat Tika bolos sekolah, memergoki alat isap di kamar Bayu, dan terancam diusir dari rumah kontrakan. Tika sendiri muak karena dibanding-bandingkan dengan Kinanti.

Bayu yang hilang arah mencoba menata karier sembari menjadi kakak terbaik. Kinanti syok mendengar cerita teman sekolah melihat ayahnya kencan dengan daun muda. Luka di hati empat orang ini perlahan sembuh bersama waktu.

Yang Tak Tergantikan tidak membawa kita ke mana-mana. Sebagian besar cerita film ini tertuang di rumah kontrakan. Penulis naskah Herwin dan Gunawan Raharja berfokus pada dampak, bukan penyebab. Itu sebabnya, kita tak pernah melihat penyebab utama (baca: ayah).

Hati Terbagi Empat

Dewa Dayana sebagai Bayu di Yang Tak Terlupakan. (Foto: Dok. Falcon Pictures)
Dewa Dayana sebagai Bayu di Yang Tak Terlupakan. (Foto: Dok. Falcon Pictures)

Ia hanya digambarkan sebagai pengajar yang mengencani anak didik. Adegan sidang perceraian yang berpotensi mengaduk emosi penonton absen. Pun saat Aryati mengajak mantan suami bertemu membahas masalah penting. Yang dinanti malah mangkir.

Figur ayah, “tersangka” di balik ambruknya rumah tangga jadi makin samar. Ini membuat beban Lulu memberat. Beruntung, ia berhasil mengeksekusi semua adegan dengan apik.

Kelelahan hingga mengantuk, banting tulang jadi sopir taksi daring, meladeni gosip kawan lama hingga membagi hati menjadi empat sama rata berhasil dilakoninya.

Teringat Dia

Adegan film Yang Tak Terlupakan. (Foto: Dok. Falcon Pictures)
Adegan film Yang Tak Terlupakan. (Foto: Dok. Falcon Pictures)

Empat sama rata yang dimaksud yakni menerima kesalahan Bayu, memahami kejiwaan Tika, memberi pengertian si bungsu, dan tentunya waktu untuk diri sendiri.

Gradasi emosi yang terpendar di air muka Lulu adalah daya tarik utama film ini. Sekilas, Aryati mirip sosok Dia, di sinetron Dia yang mempertemukan kembali Lulu Tobing dan Ari Wibowo tahun 2003.

Di situ, Lulu menjadi Nadia yang membesarkan putra semata wayang bernama Eka. Dia lalu membangun bisnis kuliner dan sukses. Yang Tak Tergantikan juga memotret perjuangan Aryati membesarkan anak sambil berbinis sambel goreng ati.

The Power of Babe Ucup

Adegan film Yang Tak Terlupakan. (Foto: Dok. Falcon Pictures)
Adegan film Yang Tak Terlupakan. (Foto: Dok. Falcon Pictures)

Aryati lebih berdimensi karena digambarkan lebih utuh dari riwayat perkawinan hingga pekerjaan. Ia tak digambarkan sebagai malaikat tanpa sayap. Sebagai ibu yang meraba-raba dampak perceraian, Aryati mengalami jatuh bangun. Ia terasa lebih manusiawi di tangan Lulu Tobing.

Hanya, perubahan suasana hati Aryati di adegan puncak agak terlalu cepat. Kental dengan drama dan permainan emosi, beberapa kali suasana Yang Tak Tergantikan mencair berkat hadirnya karakter pendukung Babe Ucup (Babe Ucup).

Dalam dunia Aryati yang sempit, Babe Ucup bukan “badut.” Benar, sifat ngantukan (maklum sudah uzur), sok Inggris, dan kegagapannya menerima telepon bikin ngakak. Namun di akhir cerita, ia menjadi jalan yang melegakan hati penonton.

 

Saling Belajar dan Menerima

Poster film Yang Tak Terlupakan. (Foto: Dok. Falcon Pictures)
Poster film Yang Tak Terlupakan. (Foto: Dok. Falcon Pictures)

Aryati mengingatkan kita pada Ibunda, Ibu Maafkan Aku, Athirah, dan kisah-kisah keibuan yang kerap dipotret sineas Indonesia lintas dekade. Kemasannya lebih ngepop, alurnya maju pantang mundur.

Ini membuat Yang Tak Terlupakan mudah dicerna penonton. Tak ada ibu yang sempurna. Tak ada anak yang 100 persen membanggakan. Saling belajar dan menerima adalah kunci membuat keluarga yang tak sempurna itu mencapai kebahagiaan. Itulah pesan penting Herwin Novianto lewat Yang Tak Tergantikan. Film ini tayang di Disney+ Hotstar mulai Januari 2021.

 

 

Pemain: Lulu Tobing, Dewa Dayana, Yasamin Jasem, Maisha Kanna, Babe Ucup

Produser: Frederica

Sutradara: Herwin Novianto

Penulis: Gunawan Raharja, Herwin Novianto

Produksi: Falcon Pictures

Durasi: 1 jam, 44 menit

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya