Liputan6.com, Jakarta - Nama Andi Bachtiar Yusuf beberapa waktu belakangan menjadi pembicaraan publik. Sutradara yang mengklaim dirinya sebagai sutradara terganteng itu dituding melakukan kekerasan terhadap salah satu kru perempuan.
Isu ini tentunya juga menjadi perhatian seluruh insan perfilman. Salah satu yang juga ikut "mengawal" masalah ini adalah Ernest Prakasa.
Melalui Twitter-nya, Ernest sudah menaruh perhatian kepada masalah kekerasan ini sejak isu tersebut mencuat di media sosial.
Advertisement
"Ada kabar sutradara laki-laki melakukan kekerasan verbal dan fisik ke kru perempuan. Gw pribadi memilih untuk menyebut nama pelaku apabila sudah mendapat izin dari korban. Kita tunggu perkembangan kasusnya," tulis Ernest Prakasa beberapa waktu lalu.
Baca Juga
Berani Bersuara
Benar saja, Ernest Prakasa selalu mengunggah perkembangan kasus ini. Termasuk juga dari respons Asosiasi Sutradara Indonesia. Ernest Prakasa kemudian megimbau kepada seluruh insan perfilman untuk berani bersuara jika mengalami hal yang tidak mengenakkan di lingkungan kerja khususnya di industri perfilman.
"Pernyataan resmi dari asosiasi sutradara Indonesia. Buat teman-teman kru semua, kalo ada tindakan kekerasan / pelecehan / lain-lain, jangan sungkan untuk speak out. Kita berjuang sama-sama demi lingkungan kerja yang lebih nyaman. 🤍," tulis Ernest Prakasa lagi.
Advertisement
Klarifikasi
Tak hanya itu, Ernest Prakasa juga ikut mengunggah klarifikasi si korban kekerasan yang dituding mendapat tamparan karena sikapnya yang dianggap nyolot kepada Andi Bachtiar Yusuf. Dalam pernyataannya, korban memberikan alasan mengapa ia meninggikan suaranya saat berbicara dengan Andi Bachtiar Yusuf.
Alasannya adalah karena saat itu ia mengenakan masker, ditambah lagi di stage saat itu sedang check sound sehingga ia mengeraskan suaranya agar terdengar.
Anak yang Ramah
Berkaitan dengan itu, Ernest Prakasa yang pernah beberapa kali terlibat kerja bareng si korban memberikan pembelaan dengan menyebut bahwa korban adalah anak yang ramah. Oleh karenanya, ia tidak percaya jika korban disebut kurang ajar.
"Gw pernah beberapa kali se-project dengan C, si korban. Anaknya tegas, ramah & cekatan. Gw nggak akan percaya kalo dia dibilang cari gara-gara atau bersikap kurang ajar ke kru lain," tulis Ernest Prakasa lagi.
Advertisement