Liputan6.com, Jakarta Imperfect The Series 2 menyapa masyarakat Indonesia mulai 30 November 2022 via platform WeTV. Serial ini kembali menampilkan Kiky Saputri, Aci Resti, Risma Wulandari, dan Zsa Zsa Utari yang dikenal sebagai geng kosan.
Produser StarVision, Chand Parwez Servia, menjelaskan timeline atau lini masa Imperfect The Series 2. Menurutnya, serial ini prekuel dari film box office Imperfect: Karier, Cinta dan Timbangan karya Ernest Prakasa yang meraih 2,7 jutaan penonton.
“Jadi sebetulnya, Dika (Reza Rahadian) di Surabaya. Dia akhirnya pindah ke Jakarta untuk bantu sahabatnya, Teddy (Ernest Prakasa). Jadi belum sampai Dika bertemu Rara (Jessica Mila). Ini adalah pra atau prekuel filmnya,” kata Chand Parwez.
Advertisement
Baca Juga
Pertanyaan yang kemudian muncul, apakah Imperfect The Series 2 adalah jembatan menuju sekuel film Imperfect? Soal ini, Chand Parwez mengaku belum belum berpikir ke arah sana.
Belum Terkonfirmasi
“Sampai saat ini kami belum memikirkan ke arah itu. Waktu membuat Cek Toko Sebelah (2016), kami berpikir bahwa cukuplah. Setelah 6 tahun, kami sadar butuh refresh bahwa film ini bukan sekadar tontonan. Film ini jawaban atas kegelisahan masyarakat,” kenangnya.
Berbincang dengan Showbiz Liputan6.com, di Jakarta, baru-baru ini, produser film Virgin dan Get Married menegaskan, sekuel film Imperfect belum terkonfirmasi akan diproduksi.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Ernest Berpikir
“Belum (terkonfirmasi). Saat ini belum menjadi rencana kami,” respons Chand Parwez. Ia menuturkan, ide membuat serial Imperfect berawal dari celetukan Ernest Prakasa.
“Waktu itu, Ernest Prakasa berpikir bagaimana membuat serial soal geng kosan. Waktu menyajikan Imperfect dalam format film, kami menjaga agar ia bisa diterima pasar yang lebar,” akunya.
Merespons Usulan Ernest
Karenanya muncul sejumlah karakter pendamping dari yang good looking sampai geng kosan yang kocak. Geng kosan bukan sekadar penggembira. Mereka mengusung isu tak kalah tajam lantaran dianggap sebagai kelompok yang memiliki kekurangan.
“Saya merespons usulan Ernest Prakasa dan merasa itu hal yang benar sekaligus penting,” Chand Parwez mengulas. Jadilah film dan serial Imperfect sebagai tontonan sarat pesan. “Body shaming, menerima diri sendiri. Ini isu yang kuat dan terkoneksi ke banyak orang,” tutupnya.
Advertisement