Surya Insomnia Nangis Dihubungi Anak Saat Kerja: Papa Boleh Nggak Pulang, Terus Kita ke Playground?

Liputan6.com, Jakarta Surya Insomnia saat ini laris manis di dunia hiburan Indonesia. Surya memiliki beberapa program di televisi. Presenter sekaligus komedian ini juga aktif wara-wiri di berbagai konten YouTube.

Kondisi ini membuat Surya Insomnia sangat sibuk hingga berdampak pada waktu bersama keluarga. Baru-baru ini, pria berusia 37 tahun itu dihubungi putri bungsunya saat bekerja.

Kala itu, Surya Insomnia mengisi acara Podkesmas. Sang anak tiba-tiba mengirimi pesan suara yang memintanya pulang dan main bersamanya. Pesan suara tersebut disiarkan hingga publik bisa mendengar.

“Papa… Papa boleh enggak pulang, terus kita ke playground?” ujar si bungsu Milian Ariella Surya.

“Makanya, Sur, gue bilang apa, dia butuh kehadiran lo, waduh, Sur,” kata teman-teman Surya di acara tersebut.

Sesaat setelah mendengar pesan dari anak, Surya Insomnia hanya bisa tersenyum getir lalu air matanya meluncur. Dia tidak bisa menahan kesedihan mendapati sang anak yang menginginkan kehadiran ayahnya saat itu juga.

Surya Insomnia menghapus air mata dengan jemarinya. Namun, tangisnya masih tak berhenti hingga Surya Insomnia mengelapnya dengan selembar tisu. Perasaannya berkecamuk saat itu.

Surya Insomnia mengaku sangat sensitif jika membahas hal yang berkenaan dengan anak-anaknya. “Kaga... kenarin gue ke playground. Lemah gue tuh soal yang begini-begini, yang bontot tuh si adek, lemah gue,” ungkap Surya Insomnia.

Potongan video tersebut viral hingga ditonton 1,2 juta kali hanya dalam 12 jam setelah diunggah. Warganet tersentuh melihat momen tersebut.

“Ingat saat SMP Ayahku seorang tukang becak,ketika dger nilai2ku bgus bpk janji bkal beliin aq buku bigbozz waktu itu,dia rela nganter penumpang sejauh 20km agar bs bliin aq buku dmi penuhin jnjinya,” cerita salah satu warganet.

“Ya emang sesakit itu ketika ayah sibuk kerja pagi pulang malem pas anak lg tdr.. samsek gada waktu buat ngajk main anak. trus anak minta main itu sesek bukan main,” yang lainnya menimpali.