Liputan6.com, Jakarta Celine Dion melabrak Donald Trump lewat akun X alias Twitter! Dilansir dari People, kehebohan ini terjadi setelah Donald Trump melakukan kampanye bersama Calon Wakil Presiden pasangannya, J.D Vance, pada Jumat, 9 Agustus 2024 lalu di Montana.
Kala itu, penyelenggara acara memutar video Celine Dion membawakan lagu hits dari OST Titanic, "My Heart Will Go On."
Baca Juga
Tak terima, penyanyi asal Kanada ini dan timnya menyentil Donald Trump lewat medsos. Pasalnya, penggunaaan lagu ini diyakini tak berizin.
Advertisement
"Hari ini, tim manajemen Celine Dion dan label rekamannya, Sony Music Entertainment Canada mengetahui penggunaan tanpa izin atas video, rekaman, penampilan musikal, dan kemiripan Celine Dion yang menyanyikan lagu 'My Heart Will Go On' dalam kampanye Donald Trump/ JD Vance di Montana," kata pihak Celine Dion.
Ditambahkan, "Penggunaannya jelas tak berizin, dan Celine Dion tak mendukung hal seperti ini atau penggunaan dalam hal sejenis."
Unggahan ini diakhiri dengan sebuah pertanyaan kepada pihak Donald Trump dengan nada nyelekit, "...And really, THAT song? (Serius, lagu ITU?)."
Di sisi lain, Celine Dion sebelumnya pernah ditawari untuk manggung di acara inagurasi Donald Trump pada 2017, tapi ditolak.
Celine Dion Bukan yang Pertama
Celine Dion bukan musisi pertama yang karyanya dipakai tanpa izin oleh Donald Trump dalam kampanye.
Pada 2020 lalu, John Fogerty dari Credence Clearwater Revival mengirim surat kepada Donald Trump setelah menggunakan lagu "Fortunate Son" dalam salah satu kampanyenya.
Dalam suratnya, John Fogerty menyatakan ia menulis lagu itu sebagai bentuk protes atas orang-orang berduit di AS yang memiliki kemudahan akses politik hingga keringanan pajak.
Advertisement
Justru Masalahnya di Donald Trump
John Fogerty menyebut, Donald Trump justru cerminan dari orang-orang kaya dalam lagu tersebut.
"Mr. Trump adalah contoh utama dari masalah-masalah ini. Fakta bahwa Tuan Trump dan juga penggemarnya mengipasi kebencian, rasisme, dan ketakutan dalam menulis sejarah masa kini, menambah alasan mengapa aku terganggu dengan penggunaan lagu ini," John Fogerty menulis.
Lagu Musisi yang Sudah Meninggal pun Dilarang
Phil Collins pun kena nasib sama. Ia dan tim sampai mengajukan permintaan untuk menghentikan lagu "In The Air Tonight" ditayangkan dalam kampanye. Pasalnya, pemutaran lagu ini di Iowa dinilai sebagai sindiran untuk menganggap COVID-19 sebagai masalah sepele.
Keluarga maupun badan yang mengurus hak kekayaan intelektual sejumlah musisi yang telah meninggal juga melarang Donald Trump menggunakan lagu-lagu dari artis mereka. Beberapa nama di antaranya adalah Neil Young, keluarga Tom Petty, serta Leonard Cohen.
Advertisement