Liputan6.com, Jakarta Mendengar nama grup musik Bunga, tentu para pecinta musik Tanah Air generasi 1990-an langsung mengingat band yang digawangi oleh Tony Vialy (vokal) ini. Bunga juga dikenal luas masyarakat Indonesia karena didirikan oleh mendiang Galang Rambu Anarki (gitar), putra dari musisi legendaris Iwan Fals.
Selain itu, Bunga juga memiliki hit single yang masih dikenang oleh para pendengar musik hingga hari ini, yaitu "Kasih Jangan Kau Pergi" dan "Ojo Ngono". Hingga hari ini, band Bunga telah meluncurkan empat buah album. Salah satunya adalah album keempat, Dari Teman Untuk Teman yang rilis pada 2015.
Baca Juga
Dalam album tersebut, Bunga memasukkan lagu berjudul "Sepi" yang didominasi oleh iringan piano. Lagu ini memiliki makna menyentuh dan kekuatan vokal Tony Vialy yang berhasil menyampaikan tiap bait liriknya dengan gaya bertutur layaknya seseorang yang dilanda kesepian.
Advertisement
Video musik lagu ini baru dirilis di kanal YouTube BUNGA_BAND_Official pada 2022 lalu. Lantaran hal itu, rupanya terdapat beberapa orang pendengar yang menyebut tembang "Sepi" menjiplak lagu ”Sign of the Times” yang dinyanyikan Harry Styles. Padahal, lagu milik mantan anggota One Direction ini baru dirilis pada 2017 silam.
Ternyata, tudingan yang pernah melanda Bunga itu masih membekas di dalam benak Tony Vialy. Dalam sebuah obrolan santai dengan tim Showbiz Liputan6.com, Tony Vialy mengaku sempat kaget saat lagu "Sepi" dituduh plagiat salah satu hit dunia milik Harry Styles itu.
"Dulu ada yang bilang lagu "Sepi"-nya Bunga mirip sama lagu Harry Styles yang "Sign of the Times". Dibilang mirip sama beberapa netizen, padahal Bunga lebih dulu rilis. Masa Harry Styles nyolong nada Bunga?" ceplos Tony Vialy mengawali perbincangan melalui sambungan telepon.
Kisah Lucu Bunga Dituding Menjiplak Harry Styles
Tony Vialy menceritakan kisahnya ketika ia mendapatkan tudingan lagu "Sepi" menjiplak "Sign of the Times". Membaca komentar di media sosial serta mendengar tudingan langsung dari beberapa teman tongkrongannya, Tony hanya menanggapi dengan santai dan menganggapnya hal lucu.
"Pokoknya di Facebook biasalah netizen, 'Ini mirip nih?' Terus ada juga beberapa teman-teman tongkrongan lagi ngobrol-ngobrol, terus bilang, 'Wah mirip kayak 'Sign of the Times' ini.' Terus gua bilang, 'Ah, yang benar aja lu? Kejauhan!' Dia kejauhan kalaupun misalnya jiplak lagu Bunga. Ya dibilang mirip aja," ujar Tony sambil tertawa.
"Yang enggak-enggak aja lu, dia di sana, kita di sini, ngapain juga dia menjiplak orang Indonesia yang ibarat kata enggak sebesar merekalah. Kalaupun dia mau jiplak, ya jiplaknya Queen atau siapalah yang lebih keren. Enggak mungkin jiplak Bunga kan? Kejauhan!" sambungnya sambil kembali tertawa dengan lebih keras.
Advertisement
Nada Tiap Lagu Banyak yang Mengandung Kemiripan
Tony lalu mengungkapkan pendapatnya mengenai hal itu dengan berpegang pada tiap nada pada lagu yang bisa saja mengandung kemiripan. Hal itu disadari Tony sejak ia masih duduk di bangku sekolah, ketika ia rajin membeli album kaset.
"Kebetulan aja. Kalau gua bilang karena do sama dengan do, ya. Jadi, nada dan not itu kan hanya di situ-situ aja. Jadi kadang-kadang itu akan ketemunya sama. Jadi bukannya jiplak, memang kebetulan ketemunya sama. Banyak lho kalau gua perhatiin dari dulu gua dengerin musik," ujar Tony.
"Dulu itu hampir setiap Sabtu gua beli kaset dari masa SMP, pulang sekolah itu beli kaset. Gua beli kasetnya itu kayak yang 'Best of the Best', jadi satu kaset itu ada 10 band yang beda-beda. Dan gua perhatiin itu memang kadang-kadang ada yang saling mirip itu sah-sah aja. Dari tahun 1980-an juga udah kayak begitu, cuma fine-fine aja," kenangnya.
Sesuatu yang Dianggap Sah dan Ada Hukumnya
Selain itu, Tony juga menyampaikan bahwa dalam pemilihan nada dalam sebuah lagu, sudah ada hukum yang mengaturnya. Sehingga, beberapa kemiripan merupakan hal yang sah. Namun, hal itu kembali pada masing-maisng musisinya.
"Kalau di industri musik ya bolak-balik aja kayak begitu, pasti itu... Kalau kayak dulu ada yang dibilang jiplak lagu Peterpan itu, ya gua enggak tahu apakah dia benar jiplak ataukah karena kebetulan suka sama band tersebut? Akhirnya dimasukkan kunci-kunci (chord) lagu itu, begitu kan? Jadi ya bagi gua sih sah-sah aja... Hukumnya kan tiga bar, ya, enggak boleh lebih dari tiga. Cuma kan ada orang yang suka enggak mau (tak terima), ada yang kayak begitu," terangnya.
"Jadi kalau misalkan musisinya enggak suka, ya palingan dia akan menuntut. Tapi kalaupun selama dia tak mempermasalahkan, berarti dia pikir ya sudah, tak apa-apa. Kembali lagi, do sama dengan do, hukumnya begitu, jadi ya enggak ada masalah," sambung Tony.
Advertisement
Tak Marah Jika Ada Lagu yang Mirip Bunga
Meskipun banyak musisi di seluruh dunia yang mempermasalahkan kemiripan nada pada lagu terkait hak cipta, Tony Vialy memilih untuk tak menggubrisnya jika suatu saat mendengarkan lagu yang mirip dengan salah satu lagu Bunga.
"Ya enggak masalah gua sih. Bagi gua ya kembali pada hukum musik tadi. Banyak sih yang gua dengar, 'Wah mirip nih, kayak lagu Bunga. Lagipula enggak bisa disalahin juga, karena do sama dengan do itu. Malah senang dan bangga juga," ungkap Tony Vialy.
"Bahkan yang kadang gua geregetan, ada band namanya Pria Band, judulnya 'Kasih Jangan Kau Pergi' juga judulnya. Dia bikin di YouTube gitu. Gua bilang, ini gila juga, ya. Tapi gua berpikir mungkin memang kebetulan dia bikin lirik terus bikinnya itu juga. Tapi dia mungkin enggak tahu kalau 'Kasih Jangan Kau Pergi' sudah ada judul lagunya. Santailah, kalau gua sih enggak terlalu mikirin, itu sah-sah saja," pungkasnya.