Liputan6.com, Jakarta Jagat maya gempar setelah Dokter Detektif alias Doktif diduga dilabrak selebgram sekaligus pengusaha skincare Shella Saukia. Insiden ini viral hingga memecah netizen jadi dua kubu: membela Doktif dan sebaliknya, mendukung Shella Saukia.
Keributan yang terjadi di sebuah rumah makan di Jakarta itu berujung laporan polisi. Doktif didampingi kuasa hukum telah membawa insiden ini ke Polda Metro Jaya dengan sejumlah bukti maupun saksi.
Baca Juga
Review Film Korea Dark Nuns, soal Kekuatan Iman dan Karisma Song Hye Kyo sebagai Suster Nekat
Joy Astro Presenter Program Investigasi Pertama di Indonesia, Pernah Backup Jeremy Teti di Liputan6 Malam
Cerita Tony Vialy Vokalis Bunga Bingung Lagu Bandnya Dituding Jiplak Sign of the Times Milik Harry Styles
Setidaknya ada lima orang yang dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Mereka dibidik dengan pasal terkait dugaan pemaksaan disertai ancaman kekerasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 335 KUH Pidana.
Advertisement
Laporan khas Showbiz Liputan6.com kali ini merangkai 6 reaksi Doktif setelah diduga dilabrak Shella Saukia. Doktif dikenal sebagai pengulas produk skincare. Konon, ini salah satu sumbu ledak keributan antara Doktif dan Shella Saukia.
1. Doktif Minta Maaf
Dalam konferensi pers di Tebet, Jakarta, Doktif minta maaf atas kegaduhan yang muncul di jagat maya. Ia telah menghadiri forum yang digelar BPOM dan mendengar penjelasan Kepala BPOM RI, Profesor dr. Taruna Ikrar.
“Jadi Doktif hadir di sana dengan jelas mendengar yang Prof. Taruna Ikrar jelaskan bahwa tidak pernah ia melarang influencer untuk mereviu. Jelas, ya? Jadi tolong untuk para owner skincare yang tidak suka, ketahuan, jangan menggiring opini atau menggoreng,” katanya.
Doktif kemudian merespons kinerja BPOM bahkan berterima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto. Ia menilai RI-1 telah memilih orang yang tepat untuk mengepalai BPOM RI.
Advertisement
2. Tidak Ditemukan Adanya Kesalahan
Di depan awak media, berkali Doktif menggarisbawahi pihak BPOM tak pernah melarang influncer mereviu apalagi menceritakan produk seperti yang dilakukannya belakangan ini.
“Jadi Doktif sudah berkonsultasi dengan Badan POM, apakah yang Doktif lakukan kemarin sebelum terjadi pengeroyokan, itu tidak ditemukan adanya kesalahan,” Doktif menyambung.
3. Ngaku Di-Bully Bermuka Bopeng
Salah satu yang jadi omongan netizen setelah Shella Saukia diduga melabrak Doktif, seorang pria mengatainya bermuka bopeng. Doktif menjelaskan, wajahnya (maaf) bopeng karena dulu intens merawat pasien di era pandemi Covid-19.
“Jadi pada saat live, itu kan ada A. Jadi dia ini dengan lantang sekali mengatakan, mem-bully Doktif muka bopeng, enggak peduli dengan Doktif yang merawat pasien Covid, ketawa sinis seperti itu. Saat di ruang mediasi, apa yang terjadi? Kok A kicep?” ujar Doktif.
Advertisement
4. Ancaman dengan Parang?
Dalam mediasi, Doktif menyesalkan aksi seorang pria yang menanyainya dari reseller mana hingga dapat produk skincare bermasalah. Bahkan, pria ini berniat mencari reseller tersebut dengan membawa senjata tajam. Aksi ini membuat Doktif syok berat.
“Dia berkata: Saya cuma mau tanya, reseller yang kamu beli itu di mana? Jika saya tahu itu memang reseller SS besok saya akan pergi ke Kalimantan, membawa parang,” cetus Doktif. “Kita semua kaget. Jadi Doktif akan pasang badan ke semua reseller,” Doktif menyambung.
5. Pasal 335
Dalam kesempatan itu, tim kuasa hukum Doktif yang diwakili Edy, membenarkan kliennya telah membuat laporan polisi terhadap setidaknya lima orang yang akan dibidik dengan pasal pemaksaan disertai ancaman kekerasan.
“Kami sudah membuat laporan polisi terhadap beberapa terlapor dengan inisial SS, AF, AA, HR, dan I. Laporan yang masuk di Polda Metro Jaya terkait dengan dugaan pemaksaan disertai ancaman kekerasan sebagaimana dimaksud Pasal 335 KUH Pidana,” akunya.
Advertisement
6. Dugaan Penghinaan dan Pencemaran Nama Baik
Kuasa hukum Doktif mengatakan, terkait dugaan penghinaan dan atau pencemaran nama baik, sudah banyak video yang menghina sang klien. Kubu Doktif juga menyinggung dugaan pelecehan seksual dan penyebaran data pribadi.
“Terkait adanya dugaan pelecehan seksual, dugaan perampasan kemerdekaan, ini sedang kami pelajari, dalami, dan sesegera mungkin kami masukkan laporan polisi lagi. Ada juga (dugaan) penyebaran data pribadi,” Edy membeberkan.