Samuel Rizal Bahas Men’s Ego Saat Olahraga di Usia 44 Tahun, Dokter Ingatkan Risiko Sprain dan Cedera

Samuel Rizal membahas romantika berolahraga di usia kepala empat. Ia kini berusia 44 tahun. Berkaca pada pengalaman, ada sejumlah risiko yang diantisipasi.

oleh Wayan Diananto diperbarui 24 Jan 2025, 23:54 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2025, 21:40 WIB
Samuel Rizal
Samuel Rizal membahas romantika berolahraga di usia kepala empat. Ia kini berusia 44 tahun. Berkaca pada pengalaman, ada sejumlah risiko yang diantisipasi.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Aktor sekaligus pebasket Samuel Rizal buka suara soal romantika berolahraga di usia kepala empat. Bintang film Eiffel I’m In Love ini kini berusia 44 tahun. Berkaca pada pengalaman usia memang tak bisa bohong.

“Tadi sudah bilang (usia saya) 40 plus ya. Umur memang enggak bisa bohong. Saya masih aktif berolahraga, tapi ada ‘spare part’ yang aus. Seperti tadi, dengkul belakang kiri saya, kalau masih dingin agak oglek,” katanya.

Kondisi semacam ini, diakui Samuel Rizal kerap menimbulnya nyeri dan kaku di bagian tubuh tertentu. Ini disebut cedera minor. Tak ingin terjadi hal buruk, ia pun konsultasi ke dokter ahli.

Dalam sesi konsultasi, Samuel Rizal memperoleh penjelasan komprehensif terkait olahraga, faktor usia, risiko hingga level cedera, termasuk asupan gizi yang patut diperhatikan di usia kepala empat.

Samuel Rizal dan Cedera Minor

Samuel Rizal. (Foto: Koleksi Pribadi Samuel Rizal)
Samuel Rizal. (Foto: Koleksi Pribadi Samuel Rizal)... Selengkapnya

Kepada Showbiz Liputan6.com, di Jakarta Selatan pekan ini, Samuel Rizal menguak hasil konsultasi terkait bagian dengkul belakang kiri yang sering nyeri saat berolahraga atau melatih fisik.

“Saya konsultasi tentang bagaimana menyikapinya. Ternyata, masih boleh lanjut olahraga. Dokter Dody memberi arahan yang jelas dan komprehensif. Semua clear,” ungkap Samuel Rizal.

“Karena (cedera) minor, masih boleh dilanjutkan olahraga. Kemarin konsultasi tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara asupan, istirahat, dan olahraga juga,” bintang sinetron 7 Manusia Harimau menyambung.

Setelahnya, Samuel Rizal membahas men’s ego yang kerap berujung pada memaksakan diri saat berolahraga. Menurutnya, ego ini harus dikelola dengan bijak agar tak membahayakan diri sendiri.

 

Men's Ego

dr. Dody Kurniawan, SpOT.
dr. Dody Kurniawan, SpOT.... Selengkapnya

Salah satu sumber ego adalah merasa masih mampu padahal seiring bertambahnya usia, ada sejumlah hal yang perlu disesuaikan saat melatih fisik. Faktor lain, tersulut performa orang lain yang lebih ciamik.

“Apalagi soal men's ego, ini sering terjadi. Walau saya masih aktif berolahraga, men's ego tetap ada. Tidur lagi kurang, tapi tetap (memaksakan diri) harus olahraga (misalnya),” Samuel Rizal mengakhiri.

Ia menyampaikan ini kala menjadi bintang tamu program off-air “Happy New Year, Healthy, and Fun” bersama Brawijaya Healtcare. Merespons ini, Orthopaedic and Traumatology Surgery Specialist dari Brawijaya Healtcare, dr. Dody Kurniawan, SpOT, berbagi ulasan.

“Yang paling penting tidak menganggap remeh cedera atau nyeri yang dialami ketika olahraga. Seperti yang Mas Samuel Rizal lakukan, beliau usianya sudah di atas kepala tiga. Namun masih aktif berolahraga,” ia menuturkan.

Ketika berolahaga tak dibarengi pemanasan cukup, alat penunjang yang bagus, pendinginan memadai, istirahat cukup, maka kemungkinan cedera akan meningkat. Dody Kurniawan kemudian menyorot men's ego.

3 Hal Yang Patut Diperhatikan

dr. Dody Kurniawan, SpOT.
dr. Dody Kurniawan, SpOT.... Selengkapnya

Kadang ketika usia bertambah, manusia ngotot merasa bisa, lalu berkompetisi dengan yang lain. Padahal esensi olahraga yang terpenting adalah menjadi lebih baik dari diri sendiri versi kemarin. Dalam berolahraga ada sejumlah hal yang patut diperhatikan.

“Pertama mesti mengetahui kapasitas diri sendiri. Kedua, ada kemauan. Ketiga, pemanasan yang baik, peralatan baik, dan waktu pendinginan cukup. Terakhir, atur waktu olahraga serutin mungkin. Itu lebih penting,” Dody Kurniawan menjelaskan.  

Konsisten berolahraga jauh lebih penting jika dibandingkan seberapa berat olahraga yang dilakukan. Cedera dalam bidang kedokteran ortopedi, bisa terjadi dalam beberapa kondisi. Pertama, terjadi pada tulang.

“Biasanya ketika kita melakukan olahraga high impact, bisa terjadi cedera tulang baik patah tulang, gangguan pada permukaan tulang rawan. Kedua, sendi entah itu terjadi pada kapsul sendi, otot di sekitar sendi, bantalan, atau urat-urat di sekitar sendi,” urainya.

Lebih lanjut Dody Kurniawan menyebut cedera pada sendi terutama terjadi pada olahraga yang melibatkan aktivitas berat seperti melompat atau body contact. Ia lantas menyinggung soal sprain.

“Yang dialami Samuel Rizal adalah sprain di mana terjadi tarikan otot ketika berolahraga melebihi kapasitas kemampuan kita baik dari segi aktivitas, durasi, dan kuantitas, sering terjadi sprain atau tarikan otot, sendi, yang menyebabkan nyeri,” ulas Dody Kurniawan.

“Sepanjang nyeri ini tak berlangsung lama dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari, maka masih aman. Ketika nyeri lama hingga mengganggu aktivitas sehari-hari, itu patut diwaspadai,” ia mengakhiri.

 

Infografis jenis-jenis olahraga kekinian
Infografis jenis-jenis olahraga kekinian. (Dok: Tim Grafis Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya