Liputan6.com, Jakarta Film Pabrik Gula karya sineas Awi Suryadi salah satu yang akan berlaga di libur Lebaran 2025. Dibintangi Arbani Yasiz dan Erika Carlina, skenario Pabrik Gula dipoles Lele Leila yang pernah melahirkan KKN di Desa Penari.
Pabrik Gula akan bersaing dengan empat film Indonesia lain yakni Norma: Antara Mertua dan Menantu, Qodrat 2, Jumbo, dan Komang. Ini kali ketiga naskah buatan Lele Leila dijadikan film Lebaran.
Sebelum Pabrik Gula, ada KKN di Desa Penari dan Badarawuhi di Desa Penari. Bahkan KKN di Desa Penari mengantar Lele Leila menang Festival Film Asia Pasifik kategori Best Screen Writer. Meski begitu, Lele Leila tetap saja deg-degan.
Advertisement
Laporan khas Showbiz Liputan6.com kali ini merangkum 6 fakta Lele Leila menggarap naskah Pabrik Gula untuk Lebaran 2025 berdasar hasil wawancara eksklusif di Jakarta Selatan, baru-baru ini. Selamat menyimak dan selamat menonton.
1. Bukan Manoj Yang Menyodorkan Proyek
Satu fakta menarik di balik layar Pabrik Gula yakni, bukan Manoj Punjabi yang menawarkan proyek ini kepada Lele Leila melainkan sebaliknya. Ini bermula dari pertanyaan produser Ipar Adalah Maut soal apa film yang cocok untuk diedarkan di libur Lebaran tahun ini.
“Saya meriset beberapa hal, mengecek bank ide cerita Simpleman. Salah satu yang sudah lama banget ingin saya ceritakan dalam kemasan horor adalah Pabrik Gula. Kita sering melihat di medsos tentang pabrik gula dan menarik,” katanya.
Advertisement
2. Rumah Dekat Pabrik Gula di Klaten
Bagi Lele Leila, pabrik gula bukan tempat asing untuk masyarakat Indonesia. Di Pulau Jawa ada banyak pabrik gula baik yang masih aktif maupun tidak hingga akhirnya terbengkalai. Kesan angker dan beragam mitos di sekitar pabrik gula menarik untuk diulas.
“Kebetulan, suamiku, rumahnya di Klaten (Jawa Tengah) dan itu dekat pabrik gula. Ternyata Simpleman punya cerita seputar pabrik gula. Akhirnya saya presentasi ke Pak Manoj Punjabi, film horor Lebaran kita Pabrik Gula,” Lele Leila mengenang.
3. Kebelet Bikin Naskah Komedi
Dikenal lewat beragam horor box office dari Danur: I Can See Ghosts, Qorin, Sijjin, Pemandi Jenazah, hingga KKN di Desa Penari, Lele Leila punya hasrat terpendam yakni bikin naskah komedi. Maka jangan heran jika Pabrik Gula punya spektrum komedi lumayan pekat.
“Di situ saya bilang ingin menulis komedi. Genre yang pengin banget saya coba, komedi. Di sini, saya enggak horor-hororan doang tapi ada unsur komedi, sejarah pabrik gula, apa yang terjadi di dunia nyata termasuk Manten Tebu dan sebagainya,” ia menyambung.
Advertisement
4. Setengah Jumlah Penonton KKN di Desa Penari
Tak sembarang film Indonesia bisa tayang di tanggal emas libur Lebaran. Berkaca pada pengalaman, film yang terpilih biasanya berpotensi kuat mencetak box office. Lele Laila telah berhasil membuktikannya.
Diam-diam ia punya harapan khusus lewat Pabrik Gula. “Wah ini kalau enggak sampai setengahnya (jumlah penonton) KKN di Desa Penari sedih ya. Jadi, saya berharap sampai setengahnya KKN di Desa Penari,” harap Lele Leila.
5. Mulas Tahun Ada 5 Film Lebaran
Telah berkali terlibat produksi film dan melenggang ke gala premiere, tetap saja Lele Leila mulas saat melangkah ke karpet merah Pabrik Gula di Jakarta pekan lalu. Apalagi saat dikabari bahwa ada lima film Indonesia yang tayang pada libur Lebaran 2025.
“Bukan (mulas) lagi begitu tahu lima film (akan berkompetisi di Lebaran 2025). Tantangan yang menarik dari Lebaran kali ini, ada lima film Indonesia yang semuanya bagus. Jadi Pabrik Gula harus menjadi yang paling stand out di antara film-film bagus itu,” ujarnya.
Advertisement
6. The Power of Simpleman
Cerita Pabrik Gula dibidani Simpleman. Menurut Lele Leila, yang khas dari Simpleman dan jarang ditemukan di tempat lain: ia hidup bersama cerita. Ketika orang hidup bersama ceritanya, alurnya terasa nyata. Itu sebabnya, karya-karya Simpleman terasa dekat dengan masyarakat.
“Dia seperti sedang menceritakan apa yang terjadi di samping atau halaman rumahnya sendiri. Itu terasa banget dan related ke banyak orang. Akhirnya ceritanya sangat dekat dan mudah sekali ditransfer ke saya (dan berjuta audiens lainnya),” Lele Leila mengakhiri.
